Hi-Par & True-Portunus: Cara Cepat Deteksi DNA untuk Produk Spesies Laut Terancam Punah

2 weeks ago 17
  • Banyak produk laut saat ini yang sulit dilacak ketelusurannya di pasar saat telah berubah menjadi produk olahan seperti fillet, abon dan tepung.Padahal dapat saja produk-produk tersebut berasal dari jenis-jenis ikan yang dilindungi seperti hiu dan pari.
  • Prof. Asadatun Abdullah dari IPB University mengembangkan alat Hi-Par Meter, smart detection kit berbasis teknologi genomik yang menggunakan DNA mini-barcodes untuk mengidentifikasi beragam spesies hiu dan pari.
  • Untuk produk rajungan, Asadatun mengembangkan alat deteksi True-Portunus yang membantu dalam memverifikasi spesies rajungan pada produk olahan
  • Teknologi genomik dapat menjadi ‘detektif konservasi’ untuk perlindungan laut dan memastikan kepatuhan produk terhadap regulasi perdagangan internasional yang saat ini semakin ketat.

Bayangkan seekor hiu sirip hitam yang dilindungi tiba-tiba berubah nama menjadi “ikan cucut” di pasar. Atau rajungan lokal yang sebenarnya berasal dari stok yang telah dieksploitasi berlebihan dijual sebagai produk premium. Lebih parah lagi jika produk-produk tersebut sudah diolah menjadi fillet, abon, atau tepung yang kemudian menghilangkan ciri khas morfologisnya.

Pengolahan seperti ini membuat identifikasi spesies menjadi sangat sulit, dan celah inilah yang sering dimanfaatkan dalam praktik pemasaran spesies atau pelabelan yang salah, baik yang disengaja maupun tidak.

Dampaknya pun menjadi besar: perlindungan terhadap spesies laut yang dilindungi seperti hiu dan pari menjadi terancam. Padahal, banyak jenis spesies laut tersebut masuk dalam Apendiks II CITES, yang artinya perdagangannya harus dikendalikan secara ketat.

Inilah tantangan yang dihadapi oleh produk kelautan dari Indonesia, –dengan pasar produk kelautan yang besar sekaligus sumber devisa dan penghidupan bagi banyak masyarakat, saat ini sedang menghadapi tantangan besar untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya lautnya.

Kebutuhan akan teknologi inovatif yang dapat mengidentifikasi spesies secara cepat dan akurat pun kini menjadi semakin mendesak.

Tumpukan hiu dan pari yang baru didaratkan di Pelabuhan Brondong, Kabupaten Lamongan, 22 Februari 2023. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

Teknologi Genomik sebagai Solusi Konservasi

Adalah Prof. Asadatun Abdullah, Guru Besar Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University yang coba mengembangkan alat deteksi cepat yang disebut smart detection kit yang berbasis genomik.

“Salah satu teknologi utama dalam uji genomik ini adalah LAMP (Loop-Mediated Isothermal Amplification), yaitu metode amplifikasi DNA dengan suhu konstan yang praktis dan efisien,” jelas Guru Besar perempuan termuda di IPB University ini.

Alat yang dikembangkannya ini memungkinkan identifikasi spesies langsung di lapangan tanpa memerlukan laboratorium canggih, sehingga dapat mempercepat proses verifikasi bahan baku dan memperkuat pengawasan terhadap spesies dilindungi.

Dengan teknologi genomik, petugas, peneliti, atau pelaku industri bisa melakukan deteksi cepat dan akurat. Ini dipercaya akan sangat membantu dalam pengawasan, penegakan hukum, dan perlindungan spesies langka.

Lalu apa sebenarnya teknologi genomik itu?

Secara umum, teknologi genomik mengacu pada berbagai metode untuk mempelajari dan memanipulasi materi genetik (DNA/RNA) suatu organisme yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi spesies menggunakan DNA barcoding.

Teknik DNA barcoding didasarkan pada sampel potongan pendek dari gen dan pertama kalinya dikembangkan oleh Paul Hebert pada tahun 2003. Teknik ini sekarang telah menjadi standar global dalam identifikasi spesies.

Berbeda dengan uji petik menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction), maka LAMP dapat menghasilkan kesimpulan secara lebih cepat, sensitif, dan spesifik.

Asadatun menambahkan bahwa teknologi LAMP ini dapat dikombinasikan dengan metode isolasi DNA sederhana seperti dipstick dan direct lysis, sehingga cocok digunakan oleh petugas konservasi, pelaku industri, hingga komunitas lokal.

Secara aplikatif, penggunaannya cukup dengan sampel kecil yang dalam hitungan jam petugas dapat memastikan apakah suatu produk berasal dari spesies yang dilindungi atau tidak, tanpa harus menunggu hasil dari laboratorium.

Teknologi genomik saat ini dikembangkan oleh para peneliti untuk tujuan konservasi sekaligus memonitoring perdagangan produk laut. Foto: Wahyu Mulyono

Hi-Par Meter dan True-Portunus: “Detektif DNA”

Dalam alat deteksi yang dikembangkan Prof. Asadatun, dia mengembangkan alat yang disebut Hi-Par Meter. Alat ini merupakan alat berbasis DNA mini-barcodes yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi spesies hiu dan pari, bahkan hebatnya alat ini sudah dapat digunakan untuk produk berbentuk olahan seperti fillet atau abon.

“Hi-Par Meter memudahkan pengawasan perdagangan spesies hiu dan pari yang masuk Apendiks II CITES. Alat ini bisa digunakan oleh pengawas, pelaku industri, maupun komunitas untuk memastikan produk apakah berasal dari spesies dilindungi atau tidak,” sebutnya

Inovasi ini pun telah terpilih sebagai salah satu dari 115 Inovasi Indonesia Paling Prospektif pada tahun 2023.

Sedangkan untuk produk rajungan (Portunus pelagicus), Prof Asadatun telah mengembangkan teknologi identifikasi yang disebut True-Portunus, yang dapat memastikan keaslian dan keberlanjutan produk rajungan, salah satu komoditas ekspor unggulan dari Indonesia.

“Alat ini membantu proses verifikasi bahan baku secara cepat dan efisien, mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan serta menjaga reputasi industri,” terang Prof. Asadatun.

Dia menyebut True-Portunus membantu dalam memverifikasi spesies rajungan pada produk olahan, mendukung ketelusuran produk perikanan, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi perdagangan internasional yang saat ini semakin ketat

Ke depan, Asadatun menyebut Hi-Par Meter dan True-Portunus diharapkan bisa digunakan secara luas di Indonesia —mulai dari pelabuhan, pasar, hingga kawasan konservasi. Teknologi genomik ini pun berpotensi dikembangkan lebih jauh, termasuk dalam pengawasan mikroorganisme berbahaya dan penegakan hukum terhadap perdagangan ilegal spesies laut.

Dia menyebut pelatihan bagi petugas lapangan serta integrasi dengan kebijakan pemerintah seperti sistem traceability akan menjadi kunci penyelamatan dan monitoring banyak spesies laut.

Hi-Par Meter yang digunakan untuk identifikasi beragam produk-produk hiu dan pari
True Portunus Kit, yang digunakan untuk identfifikasi produk komoditas rajungan.

Revolusi Konservasi Laut Berbasis Sains

Dengan meningkatnya tantangan global terhadap hasil produk kelautan yang berkelanjutan, temuan seperti  Hi-Par dan True-Portunus dipercaya akan  menjadi alat riset yang efektif bagi ilmuwan dan lembaga konservasi dalam memetakan distribusi spesies.

Teknologi genomik juga menjadi penting dalam mengidentifikasi ancaman terhadap ekosistem laut, dan pengembangan basis data genetik untuk pengambilan kebijakan berbasis sains.

“Teknologi genomik kini bukan hanya alat riset, tetapi senjata penting untuk perlindungan laut di Indonesia,” jelas Irfan Yulianto, chairman Rekam Nusantara Foundation dan Senior Advisor di Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI) saat menjelaskan kepada Mongabay.

Bersama dengan para pakar dari IPB University, Irfan dan FRCI saat ini sedang mengembangkan GenatuR Lab, sebuah laboratorium yang fokus pada penggunaan teknologi biologi molekuler dan menyediakan layanan analisis genomik secara cepat dan andal.

Dia bilang lab ini dalam waktu dekat akan secara digunakan untuk mendeteksi DNA beragam hiu dan pari di Indonesia.

“Dengan dukungan riset dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia tidak hanya menjaga kelestarian lautnya, tapi juga berpeluang menjadi pemimpin global dalam konservasi laut berbasis sains,” tutupnya.

Referensi:

Hebert, P. D. N., Cywinska, A., Ball, S. L., & deWaard, J. R. (2003). Biological identifications through DNA barcodes. Proceedings of the Royal Society of London. Series B: Biological Sciences, 270(1512), 313–321. https://doi.org/10.1098/rspb.2002.2218

Shokralla, S., Hellberg, R. S., Handy, S. M., King, I., & Hajibabaei, M. (2015). A DNA mini-barcoding system for authentication of processed fish products. Scientific Reports, 5, 15894. https://doi.org/10.1038/srep15894

***

Foto utama: Teknologi genomik dapat diandalkan untuk mengindentifikasi DNA dari beragam produk laut. Foto: Wahyu Mulyono

Ada Apa dengan Perdagangan Hiu dan Pari di Indonesia?

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|