Pernah menjadi tumpuan untuk pengobatan, sekarang tumbuhan obat semakin pudar keberadaanya. Kemudahan untuk mendapat obat resep dari pusat kesehatan maupun dokter menjadikannya tidak banyak lagi warga yang menanam tumbuh-tumbuhan itu. Padahal jika diteliti, Indonesia sangat kaya dengan kekayaan jenis vegetasi yang kedepannya bisa menjadi alternatif dari obat-obatan kimia yang beredar sekarang.
Adalah Nyai Zainap (65), seorang warga yang bermukim di Dusun Dalam, Desa Napal Melintang, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi yang masih mengenal jenis obat-obatan ini. Tempatnya tinggal adalah kawasan perbukitan gamping Bukit Bulan yang telah mengalami karstifikasi.
Meskipun biasanya kawasan karst merupakan perbukitan gamping, namun berbeda dengan di Bukit Bulan. Kondisi lahan yang subur memungkinkan tumbuhnya keragaman hayati pada kawasan ini. Dengan ketinggian sekitar 270-330 mdpl, wilayah ini dialiri oleh beberapa sungai seperti Limun, Ketari, dan Beduri.

Zainap sehari-harinya hidup sebagai petani, dan sejak kecil amat memahami betul lingkungan karst yang kaya dengan beragam kehidupan hayati. Itu pula yang membuatnya kenal dengan berbagai tumbuhan yang bermanfaat sebagai tumbuhan obat tradisional.
Sejak dulu banyak masyarakat yang datang kepada Zaenap untuk menjalani pengobatan tradisional, baik pengobatan kondisi tubuh yang sakit maupun karena gangguan gaib atau istilah lokalnya tesapo.
Pengetahuan tumbuhan obat sendiri telah menjadi warisan pengetahuan bagi sebagian masyarakat lokal. Demikian pula Zainap, pengetahuan itu dia dapatkan dari kedua orangtuanya, yang diturunkan dari kakek nenek mereka dan seterusnya.
Adanya pemanfaatan tumbuhan sebagai obat pada masyarakat lokal menjadi bukti bentuk adaptasi manusia terhadap alam. Dimana manusia mendapat pengetahuan langsung dari alam sekitar tempat tinggal.
Namun tidak banyak lagi masyarakat sekarang yang dapat melakukan atau memiliki keahlian dalam melakukan pengobatan tradisional ini di Bukit Bulan seperti layaknya Nyai Zainap.
Hal ini mengancam hilangnya pengetahuan lokal terkait manfaat dari tumbuhan yang ada di sekitar lingkungannya. Para generasi muda yang menuntut pendidikan di luar daerah dan lebih memilih melanjutkan karirnya di luar daerah tidak lagi dapat meneruskan pengetahuan ini.
Tulisan ini bersifat catatan dokumentasi kearifan lokal sebelum pengetahuan itu benar-benar hilang punah. Kedepan diperlukan pendataan yang lebih mendalam terhadap tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional, dan identifikasi lebih lanjut secara laboratoris dari kandungan manfaat beragam tumbuhan ini.
Berikut beberapa jenis penyakit dan cara pengobatan yang dipraktikkan dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan yang di Bukit Bulan.

1. Mengobati luka
Mengobatai luka dapat menggunakan daun lengkonai cara pengambilan daun menggunakan mulut langsung ke daun tumbuhannya, lalu dikunyah, dan dicampur dengan tanah serta ditempel ke bagian luka untuk menghentikan pendarahan. Tumbuhan lainnya yang digunakan yakni daun kapuk dengan cara daun diremas dicampur air lalu dioleskan ke bagian luka yang juga berfungsi menghentikan pendarahan.

2. Obat demam
Untuk mengatasi demam tesapo darat dapat diobati menggunakan kayu dan daun kasai dengan kulitnya. Kondisi badan hangat ujung kaki dan tangan dingin menandakan demam ini. Obatnya tumbuhan kulit rambutan jantan, daun kanidai, daun gadombo, daun akar lemponang, daun resam, serap atau sampah daun di sungai, dan batu belangsing 3 biji yang warna putih di sungai.
Demam tesapo diai (air) diobati menggunakan kayu kundua yakni daun dan kulitnya. Demam tesapo hantu tinggi diobati menggunakan mutan atau rambutan jantan, bisa juga rambutan yang belum berbuah atau sedang tidak berbuah yakni daun dan kulit.
Caranya kulit diambil dan dibuang kulit terluar dimasukkan kedalam mangkuk, campurkan dengan air lalu diremas. Selanjutnya diusapkan ke kepala lalu dihembus ke kepala lalu ke kanan dan ke kiri serta menghembuskan kepala ke bawah. Sembari menyebutkan niat dan doa.
Jenis tumbuhan lain yang juga bisa digunakan lumut tebakar yang ada di bukit-bukit atau tebing-tebing di tanah warnanya kuning saat muda dan kehitaman saat tua. Cara pengobatannya lumut dicincang halus baru dijemur lalu dipanggang lalu diusap ke bagian yang sakit.
Selain itu juga dapat menggunakan tumbuhan rumput yakni daun selasih hitam, selasih sawai, selasih elang, selasih guntiang. Obat lainnya buah karasak yakni buah yang pohonnya tumbuh di hulu sungai Limun dan buahnya jatuh dan hanyut ke hilir sungai. Cara pengobatannya buah kerasak dicincang halus baru dijemur lalu dipanggang lalu diusap ke bagian yang sakit.

3. Obat Pusing, batuk, dan pilek (selemo)
Obat pusing dapat menggunakan tumbuhan bungo rambu sira (merah) tumbuhan menjalar, bungo rambu kuning tumbuhan menjalar, rumput nyarang raba, rumput cebabi. Caranya tumbuhan diremas lalu diurat atau dibasuh ke kepala atau keseluruh badan.
Obat batuk atau sakit tenggorokan obatnya dengan meminum ramuan dari tumbuhan yakni air sadap dari keladi hitam, air lengkue atau lengkuas, air sadapan lundang tumbuhan menjalar dan menggantung di pohon.
4. Obat sakit perut milin atau sakit perut seperti diputar
Untuk sakit di perut dapat menggunakan tumbuhan daun pudiang, daun sonam, kacang parang, peladang. Caranya daun diremas di dalam mangkuk lalu ditempel ke perut.
5. Obat terkilir
Untuk terkilir maka dapat menggunakan tumbuhan daun cepako dan daun pudiang hitam, caranya daun dilayur atau dipanaskan ke api diremas campur minyak sayur dan ditempelkan ke bagian yang terkilir lalu dibalut. Bahannya disekitar pekarangan rumah.
6. Obat Sakit saat menstruasi atau senggugut
Untuk mengatasi menstruasi bagi perempuan maka dapat menggunakan tumbuhan sakek yang akarnya yang berbulu daunnya lebar dan menempel atau menjalar di pohon. Suluar dakap tumbuhan di batang kayu. Tubo lalek tumbuhan yang menjalar di tanah. Daun sugi-sugi hitam hidup di sekitar pekarangan rumah. Caranya ditempel dan dilabok atau dikebat ke perut.

7. Obat digigit hewan berbisa
Untuk mengatasi hewan berbisa maka dapat digunakan segala macam bunga yang berjumlah 9 macam dan caranya direndam masuk air. Saat meminumnya sambil bersholawat dibaca niat dipasang. Obat tempelnya berupa tumbuhan hutan jenis puah tamonau diambil isi batangnya dan daunnya ditumbuk.
8. Obat bengkak di dalam perut atau barah
Untuk pembengkakana di dalam perut maka tumbuhan yang digunakan sebagai obat bernama kubuik, dengan cara batang diambil isinya iris kecil-kecil baru di tempelkan ke perut.

9. Obat gatal
Untuk mengatasi gatal di kulit maka tumbuhan daun batang cabe dan daun sungkai, caranya ditumbuk lalu diusapkan pada bagian kulit yang gatal.
*Surini Widyawati, penulis adalah seorang lulusan arkeologi yang sedang merintis karir di bidang kebudayaan.