- Program Java–Wide Leopard Survey (JWLS), yang diluncurkan pada 27 Februari 2024, mengusung misi memetakan populasi dan distribusi macan tutul jawa, raja hutan terakhir di Pulau Jawa.
- Tim survei telah menyelesaikan tujuh dari 21 petak yang menjadi target habitat macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Tujuh bentang alam itu adalah Rawa Danau, Burangrang, Ciremai, Panusupan, Sindoro Dieng, Bromo Tengger Semeru, dan Merapi Merbabu.
- Dari kamera pengintai yang dipasang, jumlah individu yang terekam sebanyak 34 ekor. Terdiri 11 jantan dan 23 betina. Dari jumlah tersebut, terpantau sebanyak 12 ekor di antaranya adalah macan kumbang, atau macan tutul jawa melanistik.
- Hasil analisa genetika yang dilakukan di Laboratorium Analisis Genetik Satwa Liar Universitas Gajah Mada (UGM), berhasil mengidentifikasi 70 sampel kotoran macan tutul. Rinciannya, 37 jantan, 18 betina, dan 15 sampel masih diteliti. Perkiraan populasi macan tutul adalah sekitar 350 individu dewasa.
Sebuah survei ambisius telah melewati separuh jalan. Program Java-Wide Leopard Survey (JWLS), yang diluncurkan pada 27 Februari 2024, mengusung misi memetakan populasi dan distribusi macan tutul jawa, raja hutan terakhir di Pulau Jawa. Rencananya, survei berakhir awal 2026.
Tim survei untuk sementara telah menyelesaikan tujuh dari 21 petak yang menjadi target habitat macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Tujuh bentang alam itu adalah Rawa Danau, Burangrang, Ciremai, Panusupan, Sindoro Dieng, Bromo Tengger Semeru, dan Merapi Merbabu. Keberadaan macan tutul terdeteksi di semua bentang alam, kecuali Merapi Merbabu.
Dari kamera pengintai yang dipasang, jumlah individu yang terekam sebanyak 34 ekor. Terdiri 11 jantan dan 23 betina. Dari jumlah tersebut, terpantau sebanyak 12 ekor di antaranya adalah macan kumbang, atau macan tutul jawa melanistik.
Hasil analisa genetika yang dilakukan di Laboratorium Analisis Genetik Satwa Liar Universitas Gajah Mada (UGM), berhasil mengidentifikasi 70 sampel kotoran macan tutul. Rinciannya, 37 jantan, 18 betina, dan 15 sampel masih diteliti. Perkiraan populasi macan tutul adalah sekitar 350 individu dewasa.
Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Kehutanan, mengatakan Indonesia ingin status macan tutul semakin baik, keluar dari Daftar Merah IUCN.
“Macan tutul merupakan satwa terancam punah yang dilindungi di Indonesia dan masuk Apendiks I CITES yang dilarang diperdagangkan secara internasional. Survei ini diharapkan dapat mencapai kesimpulan perkiraan ukuran populasi macan tutul jawa di setiap bentang alam target,” terangnya, Selasa (18/2/2025).
Baca: Jejak Kucing Kuwuk di Hutan Tersisa Pulau Jawa

Kolaborasi besar survei macan tutul
Survei ini disebut-sebut sebagai kolaborasi terbesar yang pernah dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan spesies terpilih. JWLS melibatkan SINTAS Indonesia, lebih dari 20 kelompok lokal, 10 perusahaan nasional, akademisi, dan komunitas di berbagai kota.
“JWLS menandai tonggak penting konservasi macan tutul jawa yang terancam punah dan merupakan langkah krusial untuk menjaga masa depannya,” ungkap Erwin Wilianto, pendiri SINTAS, dalam tulisannya di majalah Big Cats edisi Januari-Februari 2025.
Namun ambisi ini tak datang tanpa rintangan. Memasang kamera intai di 1.160 stasiun, bukan pekerjaan gampang. Jawa adalah pulau terpadat di dunia, sementara habitat macan tutul telah terfragmentasi dan sebagian besar berada di luar kawasan lindung. Kendala logistik dan risiko konflik manusia dengan satwa pasti ada.
Mengkoordinasikan begitu banyak pihak, dalam satu proyek konservasi juga hal luar biasa. “Apalagi, untuk spesies yang kurang mendapat perhatian dibanding satwa favorit seperti harimau, orangutan, atau gajah.”
Kegiatan ini adalah harapan untuk spesies yang kian menyempit habitatnya, dan ancaman kepunahan yang terus mengintai.
“Melalui kolaborasi banyak pihak, JWLS membawa misi besar untuk memastikan bahwa macan tutul jawa tetap hidup di hutan-hutan Jawa tersisa,” jelasnya.
Baca juga: Terobosan! Ilmuwan Identifikasi Macan Tutul Lewat Auman dengan Akurasi 93%

Temuan macan kumbang
Survei tingkat tapak ini menemukan hal penting. Pasar gelap yang berani membeli mahal bagian dan turunan macan tutul, akan selalu menjadi daya tarik tinggi. Selama ada ketimpangan ekonomi, pengawasan dan penindakan hukum yang lemah, maka perburuan ilegal menjadi ancaman permanen kelestarian satwa ini.
Erwin mengutip sebuah studi. Rata-rata ada empat macan tutul diburu atau dibunuh dalam konflik antara 2007 hingga 2019. Angka ini mungkin lebih kecil dari data sebenarnya, karena diambil dari operasi penegakan hukum yang menargetkan harimau dan gajah sumatera. Jadi, bukan dari perhitungan penindakan khusus macan tutul itu sendiri.
Pemburu mulai mengalihkan fokus mereka dari harimau dan gajah, yang populasinya semakin menurun dan lebih sulit diburu, ke kucing besar terakhir di Jawa ini.
“Penemuan berupa jerat kawat, metode khas yang digunakan oleh kelompok Abai -sebuah sindikat pemburu harimau sumatera- menunjukkan bahwa pemburu telah menargetkan macan tutul.”

Temuan lain, macan tutul jawa warna hitam lebih banyak terekam dibanding yang terang. Pada dasarnya, macan tutul yang endemik Jawa memiliki bulu gelap, sebagaimana tercermin pada namanya. Melas berarti hitam dalam Bahasa Yunani.
Sejak harimau jawa dinyatakan punah, macan tutul menjadi satu-satunya predator puncak yang mendiami hutan Pulau Jawa. Perannya sangat penting menjaga ekosistem hutan agar tetap sehat dan lestari.
“Memastikan keberadaan macan tutul berarti kita memastikan pula hutan dan alam di Jawa terjaga,” tulis Erwin yang merupakan anggota Fishing Cat Conservation Alliance serta anggota Cat Specialist Group – IUCN SSC.
Terekam Kamera: Macan Tutul Mangsa Kucing Kuwuk di Hutan Muria