Mengenal Belalang Setan, Serangga Beracun yang Penting untuk Lingkungan

1 month ago 54
  • Belalang setan memiliki corak khas. Warnanya cerah, hijau, dengan totol kuning. Sementara perutnya hitam oranye. Dalam biologi, fenomena ini disebut warning coloration. Serangga yang memiliki warna mencolok dan mudah diingat, ditujukan untuk memberikan tanda kepada predator bahwa dirinya tidak layak untuk dijadikan mangsa.
  • Meski belalang bisa menjadi hama jika populasinya tidak terkontrol, namun keberadaannya cukup penting dalam sebuah ekosistem. Belalang menggali dan bertelur dalam tanah. Hal ini membantu udara dan air masuk ke tanah yang membantu menjadikannya subur.
  • Selama ini belalang setan makan tanaman jagung, pisang, rumput-rumputan, juga kolonjono. Secara morfologi, selain memiliki warna mencolok dengan totol kuning, belalang setan juga punya pembeda dibanding jenis
  • Terkait meninggalnya warga Bojonegoro yang diduga akibat mengonsumsi belalang setan, Entomologis dari Fakultas Pertanian IPB University, Damayanti Buchori, menjelaskan harus disikapi hati-hati, karena tidak semua orang meninggal sehabis mengonsumsi belalang setan. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kematian antara lain karena alergi, sensitivitas, daya tahan, juga jumlah belalang yang dikonsumsi.

Novan Hafid (25) dan Samian (52), warga Dukoh Kidul, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, meninggal diduga akibat mengonsumsi belalang setan (Aularches miliaris).  

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kedua korban bersama temannya pada Kamis malam (19/12/2024) pergi ke hutan jati Pradok, sekitar 17 km dari desa mereka, mencari belalang. Namun, mereka belum mengetahui jenis belalang yang bisa dimakan dan yang tidak.

Novan keracunan dan meninggal Sabtu malam (21/12). Sementara Samian, menyusul empat hari kemudian, Rabu malam (25/12), setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit di Bojonegoro

Mengutip Kumparan, dua rekan mereka lainnya yaitu Jaelani dan Iza selamat karena tidak ikut makan. Warga lokal menyebut belalang itu belalang pelus.

Baca: Ada Lukisan Prasejarah Belalang Ranting di Situs Megalitik Tutari

Belalang setan di Perkebunan Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta.. Foto: Wikimedia Commons/Crisco 1492/CC BY-SA 3.0

Senyawa Sekunder

Entomologis dari Fakultas Pertanian IPB University, Damayanti Buchori, menjelaskan racun yang terdapat pada belalang setan sebenarnya berasal dari tanaman yang dimakan. Racun tersebut akhirnya mengendap di tubuh serangga ini.

“Kadang tanaman mengandung senyawa sekunder yang digunakan untuk melindungi dirinya dari serangan hama. Bila hama memakannya, bisa mati. Namun karena proses evolusi, ada hama atau serangga yang tidak mati. Bahkan, serangga itu memanfaatkan racun tanaman untuk melindungi dirinya dari predator,” terangnya, melalui telepon, Kamis (2/1/2024).

Jika senyawa primer berfungsi untuk pertumbuhan, senyawa sekunder digunakan untuk pertahanan diri. Beberapa tanaman yang memiliki senyawa sekunder antara lain tembakau, kubis, juga singkong.

Selain itu, dari penampilan, belalang setan memiliki corak khas. Warnanya cerah, hijau, dengan totol kuning. Sementara perutnya hitam oranye. Dalam biologi, fenomena ini disebut warning coloration. Serangga yang memiliki warna mencolok dan mudah diingat, ditujukan untuk memberikan tanda kepada predator bahwa dirinya tidak layak untuk dijadikan mangsa.

“Nah kita kalau melihat serangga berwarna cerah seperti itu, memang harus hati-hati karena mungkin serangga itu mengandung senyawa kimia yang tidak baik bagi kesehatan,” jelas Guru Besar Ekologi dan Konservasi IPB ini.

Terkait penyebab kematian di Bojonegoro, menurutnya harus disikapi hati-hati, karena tidak semua orang meninggal sehabis mengonsumsi belalang setan. Beberapa faktor yang bisa  menyebabkan kematian antara lain karena alergi, sensitivitas, daya tahan, juga jumlah belalang yang dikonsumsi.

Meski belalang bisa menjadi hama jika populasinya tidak terkontrol, namun keberadaannya cukup penting dalam sebuah ekosistem. Belalang menggali dan bertelur dalam tanah. Hal ini membantu udara dan air masuk ke tanah yang membantu menjadikannya subur.

“Belalang ini juga makanan beberapa burung dan reptil. Sehingga, keberadaannya penting bagi kelestarian satwa lainnya,” terangnya.

Baca: Cinta Mati Belalang Sembah Jantan untuk Pasangannya

Belalang setan meski beracun namun memiliki fungsi penting bagi ekosistem lingkungan dan mata rancai makanan. Foto: Wikimedia Commons/Vinayaraj/CC BY-SA 3.0

Sebaran Terbatas

Sih Kahono, Peneliti Pusat Riset Biologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional, menjelaskan ada jenis belalang yang menyebabkan alergi pada manusia dan jika dikonsumsi bisa berujung fatal. Ini seperti kasus yang pernah terjadi di Gunungkidul beberapa waktu lalu.

Terkait kasus di Bojonegoro, dia belum mendapatkan bukti atau foto yang jelas, sehingga belum bisa memastikan apakah dari jenis Aularches miliaris.

Kahono yang melakukan penelitian belalang ini di Gunungkidul menjelaskan, selama ini belalang setan makan tanaman jagung, pisang, rumput-rumputan, juga kolonjono. Secara morfologi, selain memiliki warna mencolok dengan totol kuning, belalang setan juga punya pembeda dibanding jenis lainnya.

“Jika belalang umum kakinya panjang yang digunakan untuk meloncat, belalang setan kakinya justru pendek. Ia cukup percaya diri tidak dikejar predator, karena tubuhnya beracun. Saat terganggu atau terancam, belalang setan bisa mengeluarkan semacam busa di antara dada dan perut,” terangnya, Kamis (2/1/2024).

Busa berwarna putih itu memiliki bau menyengat dan bisa menyebabkan gatal. Sehingga, kita harus hati-hati jika menyentuhnya.

Di Indonesia, persebaran belalang setan ada di Jawa dan Bali. Namun, karena perubahan lingkungan, kemampuan terbangnya yang terbatas, serta cenderung diam di tempat, habitatnya semakin mengecil.

Sejauh yang dia ketahui, distribusi belalang setan seperti di Gunungkidul, tidak sampai ke Bojonegoro.

“Jika memang benar itu belalang setan, merupakan informasi berharga.”

Di Gunugkidul, belalang telah lama dikonsumsi. Bahkan, menjadi kuliner khas dan buah tangan. Menurut Kahono, camilan yang ditawarkan di pinggir jalan di Gunungkidul adalah belalang kayu atau belalang jati (Valanga nigricornis). Permintaannya cukup tinggi, sehingga Gunungkidul kekurangan bahan baku dan harus mendatangkan pasokan dari luar daerah. Antara lain dari Cilacap, Jember, bahkan Lampung.

Terlepas bahwa belalang setan bisa berakibat fatal bagi sebagian orang jika dikonsumsi, namun warnanya yang mencolok sebenarnya merupakan daya tarik tersendiri. Juga, memberikan jasa lingkungan yaitu membantu menyuburkan tanah dan menjaga mata rantai makanan.

“Warnanya cantik, daerahnya terbatas, perilakunya menarik. Saya melihatnya memiliki potensi ekowisata. Kalau mau kita bisa memberikan edukasi, menjelaskan keunikan, juga apa perannya di alam kepada masyarakat,” paparnya.

Ini Fakta Unik Tentang Belalang

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|