Terobosan! Ilmuwan Identifikasi Macan Tutul Lewat Auman dengan Akurasi 93%

2 weeks ago 32
  • Ilmuwan mengembangkan metode menggunakan rekaman vokalisasi macan tutul untuk mengidentifikasi individu dengan akurasi 93%, melengkapi cara sebelumnya yang bergantung pada pola bintik di kulit.
  • Penelitian di Tanzania menggunakan 64 kamera jebak dan 50 perangkat perekam CARACAL berhasil mengaitkan suara macan tutul dengan individu tertentu melalui analisis roar unik mereka.
  • Menggunakan bioakustik sebagai alternatif teknologi mahal seperti kalung GPS, metode ini membuka peluang penelitian perilaku hewan dan kepadatan populasi yang lebih murah dan efektif.
  • Peneliti menilai kombinasi teknologi ini dapat memperkaya data ekosistem dan mempercepat upaya konservasi macan tutul, terutama di area sulit dijangkau.

Mengidentifikasi individu satwa liar di habitat alami mereka adalah tugas yang rumit dan memakan waktu. Hal ini semakin sulit jika hewan tersebut menjalani gaya hidup soliter, seperti macan tutul, atau aktif di malam hari, serta tinggal di area yang sulit dijangkau. Sebelumnya, identifikasi macan tutul dapat dilakukan dengan mengamati pola unik pada bintik-bintik di kulitnya. Namun, para ilmuwan kini menemukan cara yang lebih efisien dan akurat untuk mengidentifikasi macan tutul menggunakan vokalisasi mereka.

Inovasi ini telah diuji di Taman Nasional Nyerere, Tanzania bagian selatan. Dalam penelitian yang berlangsung antara 20 September hingga 20 November 2023, tim ilmuwan memasang 64 stasiun kamera jebak untuk menangkap gambar macan tutul di taman nasional tersebut. Selain itu, di 50 stasiun, mereka juga memasang perangkat perekam otomatis bernama CARACAL, yang dilengkapi dengan empat mikrofon untuk merekam vokalisasi macan tutul.

Dalam 23 kejadian, macan tutul mengeluarkan suara dalam 10 menit setelah difoto, mencakup 14 individu. Gambar 1: Jonathan Growcott


Penelitian yang telah terbit di Remote Sensing In Ecology And Conservation ini menemukan bahwa suara macan tutul memiliki ciri khas yang unik. Roar mereka terdiri dari tiga tahap, termasuk bagian awal dan bagian akhir yang disebut “ruffs”. Untuk memastikan korelasi antara suara dan individu tertentu, tim hanya menganalisis data di mana macan tutul mengeluarkan suara dalam 10 menit setelah tertangkap kamera.

Baca Juga: Riset: Wilayah yang Masih Ada Macan Tutul Jawa, Ada Keragaman dan Kelimpahan Satwa

Tingkat Akurasi Metode ini Hingga 93,1%

Dari 191 foto macan tutul yang diambil kamera jebak, tim berhasil mengidentifikasi 42 individu berbeda. Dalam 23 kejadian, macan tutul mengeluarkan suara dalam 10 menit setelah difoto, mencakup 14 individu. Namun, karena adanya kendala teknis dan pengecualian dalam analisis, tim akhirnya menggunakan data dari tujuh macan tutul, 26 rangkaian suara, dan 217 roar individu. 

Menggunakan kontur frekuensi dasar (“fundamental frequency contour”) dari bagian kedua roar macan tutul, para peneliti mampu mengenali individu hanya berdasarkan suara mereka dengan tingkat akurasi hingga 93,1 persen. Penelitian ini merupakan survei skala besar pertama yang menggabungkan kamera jebak dan perekam otomatis untuk karnivora besar di Afrika. Temuan ini dipandang sebagai langkah awal yang penting dalam pemanfaatan bioakustik untuk konservasi macan tutul. Selain menjadi alternatif yang lebih hemat biaya dibandingkan pelacakan menggunakan kalung GPS atau observasi langsung, metode ini membuka peluang baru dalam penelitian populasi dan perilaku hewan.

Baca Juga: Macan Tutul Salju, Hantu Penguasa Pegunungan Himalaya

Masa depan identifikasi satwa dengan metode akustik

Vokalisasi macan tutul yang dapat direkam dan dihubungkan dengan individu tertentu menawarkan cara yang murah namun sangat akurat untuk mengidentifikasi hewan ini. Tim peneliti percaya bahwa ini adalah contoh pertama deteksi macan tutul menggunakan perangkat perekam otomatis, yang juga menunjukkan jangkauan deteksi yang lebih luas dibandingkan metode tradisional.

Baca juga: Macan Tutul Jawa, Sang “Penjaga” Hutan yang Semakin Terdesak Hidupnya

Ketika dikombinasikan dengan teknik lain, seperti kamera jebak, rekaman audio ini dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkirakan kepadatan populasi macan tutul. Metode ini juga dianggap sebagai langkah awal untuk penelitian akustik yang lebih kompleks pada karnivora besar lainnya.

Dengan teknologi yang semakin canggih, metode seperti ini dapat diterapkan pada spesies lain yang sulit dipelajari. Menurut laporan dari IFL Science, penelitian ini tidak hanya menjadi langkah awal untuk pemanfaatan bioakustik dalam konservasi macan tutul, tetapi juga membuka peluang baru untuk memahami bagaimana karnivora besar menggunakan vokalisasi dalam komunikasi dan kehidupan sosial mereka.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|