- Kerang dan tiram merupakan jenis makanan laut yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ternyata, kerang dan tiram merupakan jenis yang berbeda.
- Secara umum, kerang dan tiram memiliki banyak kesamaan, apalagi keduanya berada dalam Kelas Bivalviva dan Filum Moluska.
- Kerang dan tiram dapat dibedakan dari bentuk cangkang dan juga habitatnya. Cangkang tiram lebih halus dan oval, sementara tiram memiliki cangkang yang kasar dan bentuk tidak beraturan.
- Meski kerang dan tiram memiliki nilai ekonomis tinggi, namun keduanya memiliki peran ekologis di alam, yakni terutama dalam rantai makanan dan sebagai bioindikator kualitas lingkungan.
Selain beragam jenis ikan, kerang dan tiram merupakan jenis makanan laut atau seafood yang banyak digemari dan dikonsumsi masyarakat luas. Meski demikian, sering kali kita menyamakan antara kerang dan tiram.
Sekilas penampakannya memang sama, namun kerang dan tiram adalah hewan laut yang berbeda.
Pada dasarnya, kerang dan tiram memang memiliki banyak kesamaan. Apalagi hewan ini termasuk dalam Kelas Bivalvia dari Filum Moluska yang mencakup semua jenis kerang-kerangan. Nama Bivalvia berasal dari cangkang mereka yang terdiri dari dua bagian yang dihubungkan dengan engsel di bagian belakang.
Dalam penelitian yang dilakukan Munira dkk dari Universitas Banda Naira (2023), disebutkan bahwa tiram adalah jenis kerang laut yang hidup menetap dan menempel pada substrat yang keras.
“Perbedaan antara tiram dan kerang adalah pada cangkang dan tempat hidupnya. Umumnya, tiram dijumpai menempel pada batu dan tiang-tiang pelabuhan, keramba atau pada akar-akar pohon di daerah pantai yang terkena pengaruh pasang surut air laut,” tulis Munira dan kolega di laporan tersebut.
Baca: Jaguar dan Leopard, Serupa tapi Tak Sama
Cara Membedakan
Merujuk ocean conservancy, terdapat lebih 10.000 spesies Bivalvia yang telah dideskripsikan, ditemukan di lingkungan air tawar dan air asin di seluruh dunia, yang 80 persen ditemukan di habitat laut. Hewan-hewan ini memompa air melalui insang mereka untuk bernapas dan mencari makan dengan cara filter feeders. Artinya, mereka menyaring potongan-potongan kecil makanan dari air di sekitarnya.
Kerang dan tiram memang memiliki banyak kesamaan, namun bisa dibedakan salah satunya melalui bentuk. Kerang memiliki cangkang yang telihat gemuk dan berbentuk oval dengan kedua bagiannya memiliki ukuran sama, serta terlihat halus. Sedangkan cangkangnya cenderung berwarna cokelat muda, cokelat atau putih, tetapi bagian dalamnya bisa berwarna-warni.
Baca: Ini Tantangan Pembudidaya Kerang Hijau di Gresik
Jika dibandingkan kerang, cangkang tiram memiliki tekstur lebih kasar dan bisa berwarna cokelat, putih, atau abu-abu. Selain itu, tiram juga memiliki bentuk yang lebih tidak beraturan. Fakta unik lainnya adalah, kerang dapat menyaring hingga 24 galon air sehari, dan tiram dapat menyaring hingga 50 galon air dalam sehari.
“Spesies Bivalvia dapat ditemukan di seluruh dunia, mulai dari laut dangkal hingga laut dalam, dari daerah tropis hingga kutub utara,” tulis peneliti dari Ocean Conservancy.
Perbedaan lainnya dapat dilihat dari habitat keduanya. Jika kerang dapat hidup di air tawar maupun air asin, maka tiram hanya akan ditemukan di habitat air asin atau air payau. Kerang memiliki kaki yang membantu mereka menggali ke dalam sedimen lunak, dan kemungkinan besar mereka bersembunyi di lumpur atau pasir.
Sedangkan tiram, cenderung lebih banyak diam dan tinggal di satu tempat saat dewasa dan sering ditemukan menempel pada tiram lainnya yang lebih besar, membentuk terumbu.
Baca juga: Kisah Peliknya Para Pencari Tiram di Lamongan
Peran Ekologis
Tahun 2020, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menyebut bahwa kerang merupakan salah satu komoditas unggulan marikultur bernilai ekonomis dan berdaya saing tinggi. Produksi kerang sebagai komoditas marikultur merupakan yang terbesar kedua setelah rumput laut. Marikultur memiliki arti kegiatan budidaya biota laut seperti ikan, jenis kerang-kerangan, atau rumput laut.
Kerang, tiram, dan jenis kerang-kerang lain memiliki potensi sebagai salah satu sumber ekonomi penting di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Kerang dan tiram banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai sumber bahan makanan dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
Meski demikian, kerang dan tiram juga memegang peranan penting dalam ekosistem perairan. Terutama, dalam rantai makanan dan sebagai bioindikator kualitas lingkungan.
Dalam sebuah publikasi ilmiah mengenai Bivalvia di Kepulauan Bangka Belitung, dijelaskan bahwa secara ekologi Bivalvia merupakan hewan yang hidup sesil atau menetap sehingga bisa dijadikan indikator perairan dan organisme filter feeders. Fungsinya, dapat menangkap sedimen, selain itu beberapa spesies Bivalvia mampu menyerap logam berat di perairan.
“Tingginya nilai ekonomi dapat menyebabkan terjadi eksploitasi berlebihan. Kegiatan ini akan memengaruhi sebaran dan kepadatan Bivalvia, kemudian berdampak pada ancaman hewan tersebut di alam,” tulis Okto Supratman dan kolega.