Seberapa Dalam Ular Laut Bisa Menyelam di Lautan?

1 day ago 8
  • Ular laut adalah reptil yang sepenuhnya beradaptasi untuk hidup di laut, dengan kemampuan menyelam yang luar biasa.
  • Kemampuan menyelam mereka bervariasi antar spesies, dengan beberapa mampu mencapai kedalaman 80 meter.
  • Adaptasi unik seperti pernapasan kulit, paru-paru efisien, dan kelenjar garam membantu mereka bertahan di lingkungan laut yang keras, namun mereka tetap menghadapi berbagai ancaman modern.

Ular laut, bagian dari famili Elapidae, adalah kelompok reptil yang sepenuhnya beradaptasi untuk kehidupan di laut. Mereka menghabiskan seluruh hidupnya di air, berburu, makan, dan berkembang biak di lingkungan laut yang keras. Salah satu adaptasi paling menakjubkan dari ular laut adalah kemampuan mereka untuk menyelam dalam dan bertahan di bawah air untuk waktu yang lama. Tapi seberapa dalam sebenarnya mereka bisa menyelam?

Kemampuan Menyelam Ular Laut 

Ular laut menunjukkan variasi yang signifikan dalam kemampuan menyelam mereka, tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies, seperti Ular Laut Dubois (Aipysurus duboisii), dikenal sebagai penyelam terdalam di antara ular laut, mampu mencapai kedalaman hingga 80 meter. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk mencari mangsa di zona laut yang lebih dalam. Aipysurus duboisii menghuni perairan pantai utara Australia, terutama di sekitar terumbu karang, dan memiliki bisa yang sangat kuat. Bentuk tubuhnya yang ramping dan pipih merupakan adaptasi khusus yang memudahkannya bergerak lincah di dalam air saat berburu ikan-ikan kecil dan hewan laut lainnya.

Ular Laut Dubois: Si Cantik dengan Racun Mematikan | oleh Penny Taylor CC-BY-NC 4.0 (Int)

Baca juga: Lebih Berbisa Dari Ular Darat, Inilah 7 Ular Laut Paling Mematikan di Dunia

Tidak semua ular laut adalah penyelam yang sama. Ular laut jenis lain mungkin hanya menyelam hingga kedalaman yang lebih dangkal, sekitar 10-20 meter. Perbedaan ini mungkin terkait dengan jenis mangsa yang mereka buru dan strategi berburu yang mereka gunakan. Contohnya adalah Ular Laut Perut Kuning (Pelamis platurus), yang sering ditemukan di permukaan air dan menyelam hanya 10-20 meter. Pelamis platurus memiliki distribusi yang sangat luas, ditemukan di perairan tropis di seluruh dunia. Warna tubuhnya yang khas, dengan perut kuning cerah dan punggung hitam, serta ekornya yang berbentuk seperti dayung, merupakan adaptasi yang membantunya berenang dan berburu ikan-ikan kecil di dekat permukaan.

Ular Laut Zaitun (Aipysurus laevis). Lighthouse, Ribbon Reefs, Great Barrier Reef

Ular Laut Olive (Aipysurus laevis) adalah penyelam menengah, mampu mencapai kedalaman 50 meter atau lebih. Mereka sering ditemukan di terumbu karang dan perairan pantai di Australia dan Papua Nugini. Makanan mereka bervariasi, termasuk ikan, krustasea, dan moluska. Warna tubuh mereka bervariasi dari abu-abu hingga coklat zaitun, dan mereka bahkan memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuh agar sesuai dengan lingkungannya.

Ular Laut Beaked (Enhydrina schistosa) umum ditemukan di perairan berlumpur dan muara di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kemampuan menyelam mereka bervariasi, tetapi umumnya tidak sedalam Aipysurus duboisii. Makanan utama mereka adalah ikan, terutama belut dan ikan yang hidup di dasar laut. Mereka memiliki bentuk kepala yang khas dengan moncong yang runcing, menyerupai paruh burung, yang s

angat membantu dalam mencari mangsa di lumpur.

Adaptasi Unik untuk Penyelaman

Kemampuan menyelam yang luar biasa dari ular laut didukung oleh serangkaian adaptasi fisiologis yang unik:

  • Respirasi Kulit: Ular laut memiliki kemampuan untuk bernapas melalui kulit mereka. Adaptasi ini sangat penting karena memungkinkan mereka untuk menyerap oksigen langsung dari air laut saat menyelam. Lebih dari 90% kebutuhan oksigen mereka didapatkan melalui pernapasan kulit.

  • Paru-paru yang Efisien: Ular laut memiliki paru-paru yang panjang dan efisien yang membentang di sepanjang tubuh mereka. Struktur ini memungkinkan mereka untuk menyimpan volume udara yang besar, yang sangat penting untuk penyelaman yang lama.

  • Kelenjar Garam: Ular laut memiliki kelenjar khusus di bawah lidah mereka yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam dari tubuh mereka. Adaptasi ini penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh mereka di lingkungan laut yang asin.

  • Metabolisme yang Lambat: Ular laut memiliki tingkat metabolisme yang relatif lambat, yang membantu mereka menghemat oksigen saat menyelam.

Baca juga: Palaeophis colossaeus, Ular Laut yang Lebih Panjang dari Paus Dewasa

Strategi Berburu di Kedalaman

Ular laut memanfaatkan kemampuan menyelam mereka yang luar biasa untuk mencari makan di berbagai kedalaman laut. Mereka adalah karnivora yang memangsa ikan, belut, krustasea, dan hewan laut kecil lainnya, dengan preferensi makanan yang bervariasi antar spesies. Beberapa spesies, seperti Enhydrina schistosa, yang dikenal sebagai ular laut berparuh, sering ditemukan di perairan berlumpur dan muara, di mana mereka mencari mangsa seperti ikan-ikan demersal dan udang. Mereka menggunakan moncongnya yang runcing untuk menggali lumpur dan menemukan mangsa yang bersembunyi. Sementara itu, spesies lain seperti Aipysurus laevis, atau ular laut zaitun, lebih menyukai perairan terumbu karang dan pantai berbatu, di mana mereka berburu ikan-ikan kecil dan invertebrata di antara celah-celah karang. Ular laut ini memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya agar sesuai dengan lingkungannya, sebuah taktik kamuflase yang efektif untuk menyergap mangsa.

Ular laut perut kuning | foto oleh Luis Correa (wikimedia)

Ular laut menggunakan kombinasi indra untuk mendeteksi dan menangkap mangsanya. Penglihatan memainkan peran penting bagi sebagian besar spesies ular laut, terutama saat berburu di perairan yang jernih. Mata mereka yang relatif besar membantu mereka melihat pergerakan mangsa dari jarak jauh. Namun, dalam kondisi air yang keruh atau di kedalaman yang gelap, indra penciuman menjadi lebih penting. Ular laut memiliki kemampuan untuk mendeteksi bau kimia yang dikeluarkan oleh mangsa mereka, bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah. Beberapa spesies ular laut juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi getaran di dalam air, yang dapat membantu mereka menemukan mangsa yang bergerak atau bersembunyi.

Ular Laut Menghadapi Ancaman di Era Modern

Meskipun ular laut memiliki adaptasi luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan laut yang keras, mereka menghadapi berbagai tantangan signifikan di era modern. Ancaman-ancaman ini tidak hanya mempengaruhi populasi ular laut secara langsung, tetapi juga merusak ekosistem laut yang lebih luas. Pencemaran laut, terutama oleh plastik dan bahan kimia berbahaya, merupakan ancaman serius bagi ular laut. Plastik dapat terakumulasi dalam perut ular laut setelah mereka salah mengira sampah plastik sebagai mangsa, menyebabkan rasa kenyang palsu, kekurangan nutrisi, dan bahkan kematian.

Seekor ular laut berpita (Laticauda colubrina) terlihat di lepas pantai Wakatobi, Indonesia. | Craig D CC BY-SA 2.0

Bahan kimia beracun dari limbah industri dan pertanian juga dapat mencemari air laut dan meracuni ular laut secara langsung atau melalui rantai makanan. Perubahan iklim global menyebabkan kenaikan suhu air laut dan perubahan pola arus laut, yang dapat mempengaruhi distribusi mangsa ular laut dan mengganggu kemampuan mereka untuk mencari makan. Kenaikan permukaan air laut juga dapat mengurangi habitat pantai yang penting bagi beberapa spesies ular laut. Selain itu, perubahan iklim juga dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas badai, yang dapat merusak habitat terumbu karang dan wilayah pantai tempat ular laut hidup.

Ancaman lain yang dihadapi ular laut adalah penangkapan ikan yang berlebihan, yang dapat mengurangi populasi mangsa mereka, sehingga membuat mereka sulit mendapatkan makanan yang cukup. Ular laut juga dapat tertangkap secara tidak sengaja dalam jaring ikan (bycatch), yang dapat menyebabkan luka atau kematian. Praktik penangkapan ikan yang merusak, seperti penggunaan bom atau sianida, juga dapat merusak habitat terumbu karang yang penting bagi ular laut. Kerusakan habitat pesisir, seperti terumbu karang, hutan mangrove, dan padang lamun, akibat pembangunan, pencemaran, dan aktivitas manusia lainnya, juga mengancam populasi ular laut. Habitat-habitat ini penting bagi ular laut untuk mencari makan, berkembang biak, dan berlindung.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|