Mitigasi Bird Strike untuk Keselamatan Penerbangan

3 weeks ago 31
  • Seberapa sering pesawat menabrak burung? Menurut Badan Penerbangan Federal Amerika (FAA), tabrakan pesawat dengan satwa liar merupakan hal yang umum terjadi.
  • Tabrakan pesawat dengan burung, setua umur penerbangan itu sendiri. Catatan pertama dialami oleh penerbangan Wright III pada 7 September 1905.
  • Burung bukan tandingan pesawat. Baik ukuran, kecepatan, maupun kekuatannya. Tabrakan burung dengan pesawat selalu membawa konsekuensi mematikan untuk burung.
  • Burung (aves), bukan satu-satunya satwa yang berisiko tertabrak pesawat. Sejumlah spesies lain dari mamalia, reptil, juga dilaporkan pernah bertabrakan dengan pesawat.

Jam hampir menunjukkan pukul 9 pagi waktu setempat. Sekumpulan burung terbang melewati bandara internasional Muan, Korea Selatan. Pesawat Jeju Air telah memperoleh izin untuk mendarat, namun pilot sejurus kemudian melaporkan bahwa pesawat baru saja menabrak burung atau bird strike.

Pilot lalu membatalkan pendaratan dan meminta izin untuk melakukan pendaratan dari arah berlawanan. Mengutip BBC, menara kontrol mengizinkan pendaratan alternatif. Namun, pesawat gagal mengeluarkan roda pendaratan. Pesawat tergelincir hingga menabrak pagar pembatas bandara dan terbakar. Dari 175 penumpang dan enam awak pesawat, hanya dua orang yang selamat.

Apakah itu disebabkan burung?

“Jika seekor burung menabrak salah satu mesin, hal terburuk yang dapat terjadi adalah mesin mati. Tabrakan burung tidak menyebabkan roda pendaratan rusak atau sayap tidak dapat direntangkan. Jadi pasti ada alasan lain,” kata Alvin Lie, pengamat penerbangan dari Indonesia kepada Channel News Asia, saat dimintai tangapan penyebab peristiwa yang terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024 itu.

Sebenarnya, seberapa sering pesawat menabrak burung? Menurut Badan Penerbangan Federal Amerika (FAA), tabrakan pesawat dengan satwa liar merupakan hal yang umum terjadi. Sebagian besar disebabkan burung. Sepanjang 1990 hingga 2023, ada 292 ribu laporan tabrakan. Hampir 20 ribu kasus terjadi di 780 bandara AS hanya tahun 2023 saja.

Tabrakan antara pesawat dengan burung juga bukan peristiwa baru, seperti dinyatakan dalam sebuah laporan.

“Tabrakan pesawat dengan burung, setua umur penerbangan itu sendiri. Catatan pertama dialami oleh penerbangan Wright III pada 7 September 1905,” tulis Isabel C Merz, mewakili tim, dalam sebuah artikel di jurnal Aerospace (2020). Dia berasal dari Fakultas Teknik Penerbangan, Universitas Teknologi Delft, Belanda. Wright bersaudara adalah penemu pesawat terbang.

Baca: Burung Laut Arktik, Juara Migrasi Terjauh Sedunia

Pesawat terbang yang saat mengudara tidak bisa menghindari tabrakan dengan burung. Foto: Pixabay/Martin Herfurt/Free to use

Bukan hanya Burung

Burung bukan tandingan pesawat. Baik ukuran, kecepatan, maupun kekuatannya. Tabrakan burung dengan pesawat selalu membawa konsekuensi mematikan untuk burung. Bagi pesawat, meski bisa membawa kerusakan, persentasenya hanya 2,83 hingga 8,18 setiap 10 ribu penerbangan, menurut data yang dikumpulkan Merz dan timnya.

Persentasenya memang kecil, namun karena jumlah frekuensi penerbangan besar maka jumlah kerusakan dan kerugian juga menjadi besar. Hingga 2019, tercatat tabrakan burung telah menyebabkan 818 kerusakan dan 534 kematian, menurut laporan itu.

Dari riset yang dikerjakan Merz, kejadian tabrakan antara pesawat dengan burung tergantung beberapa faktor. Semakin tinggi penerbangan, semakin rendah tabrakan yang dilaporkan. Tabrakan terbanyak terjadi pada ketinggian di bawah 2.500 kaki. Selain itu, musim juga berpengaruh. Musim panas menjadi waktu tabrakan terbanyak dan musim dingin paling rendah. Risiko tabrakan juga meningkat, jika bandara terletak di jalur migrasi burung.

Laporan untuk Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) menyebutkan beberapa spesies burung yang potensial menyebabkan kerusakan. Di Amerika, tertinggi adalah angsa kanada, lalu burung bangkai (Turkey Vulture), merpati, mallard (sejenis bebek), dan angsa salju. Selain karena ukuran, mereka juga kerap terbang berkelompok.

Sementara untuk lima spesies paling sering tertabrak untuk wilayah Inggris dan Amerika Utara pada 2007 berturut-turut jalak/starling, tekukur/mourning dove, burung layang-layang, merpati, dan cerek.

Burung (aves), bukan satu-satunya satwa yang berisiko tertabrak pesawat. Sejumlah spesies lain dari mamalia, reptil, juga dilaporkan pernah bertabrakan dengan pesawat.

Misalnya di Amerika, hewan seperti rusa, anjing hutan, kura-kura, sigung, kelelawar, buaya, dan iguana pernah menjadi korban. Sementara rusa ekor putih dan anjing hutan adalah spesies paling banyak menjadi korban tabrakan selain burung, selama kurun waktu 1990 hingga 2023.

Baca juga: Atraksi Burung pada Pesawat Terbang

Burung layang-layang batu atau Hirundo tahitica ini tersebar hingga ketinggian 1.640 mdpl. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Pengelolaan Kawasan Bandara

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional di bawah PBB (ICAO), telah mengeluarkan imbauan rencana pengelolaan satwa liar bandara, yang harus mencakup lingkungan hingga radius 13 kilometer di sekitar bandara.

Tujuannya agar area bandara, terutama pendaratan dan penerbangan steril dari satwa liar. Biasanya, metode pengusiran burung secara praktis juga dipakai. Mulai dari sirine pengganggu, bahan kimia, patung, drone, hingga menggunakan jasa anjing terlatih.

Masih menurut Merz, pesawat yang diberi warna cerah juga membantu burung mendeteksi secara visual keberadaan pesawat. Sehingga, burung punya cukup waktu untuk menghindarinya. Warna pesawat yang kontras dengan langit terbukti membantu burung segera mengenali keberadaan pesawat. Sementara, lampu berdenyut pada pesawat bisa menurunkan jumlah tabrakan dengan burung hingga 66 persen.

Mau tidak mau area bandara sebisa mungkin dibuat tidak menarik bagi burung. Materi seperti sumber makanan, air, dan tempat berlindung dihilangkan dari sekitar bandara.

“Selain itu, pemantauan burung di luar bandara juga perlu dilakukan. Agar aktivitas keberadaannya segera diketahui,” jelas laporan tersebut.

Ilmuwan Bongkar Mitos: Dodo Bukan Burung Bodoh

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|