- Studi terbaru menunjukkan bahwa hampir 24% spesies air tawar terancam punah, termasuk ikan, amfibi, reptil, dan invertebrata yang menjadi penopang ekosistem global.
- Polusi, pembangunan bendungan, perubahan lahan untuk pertanian, eksploitasi berlebihan, spesies invasif, dan perubahan iklim menjadi faktor terbesar yang mengancam habitat air tawar.
- Tantangan besar lainnya adalah mengisi kesenjangan data, terutama pada spesies air tawar seperti invertebrata yang masih kurang dipahami akibat minimnya riset, yang seringkali menjadi alasan untuk menunda tindakan konservasi yang seharusnya segera dilakukan.
- Studi ini mengingatkan akan pentingnya tindakan cepat untuk melindungi keanekaragaman hayati air tawar, dengan memahami ancaman yang ada dan menerapkan pendekatan konservasi yang holistik.
Perairan air tawar selalu menjadi saksi bisu bagi peradaban dunia. Air tawar seolah menjadi jantung ekosistem yang menghubungkan berbagai bentuk kehidupan.Di danau, sungai, rawa, dan kolam, ikan memakan serangga air, amfibi seperti katak berkembang biak di perairan dangkal, sementara reptil buaya, kura-kura dan ular mencari makan di tepinya. Ekosistem ini juga menjadi rumah bagi moluska, capung, dan udang air tawar, yang semuanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Namun, keanekaragaman hayati yang hidup di perairan tawar tersebut menghadapi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai ekosistem yang mencakup kurang dari satu persen permukaan bumi, perairan tawar ternyata menopang lebih dari 10 persen seluruh spesies yang diketahui, termasuk sepertiga dari semua vertebrata. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature memberikan gambaran suram: seperempat spesies air tawar kini terancam punah.
Bayang-bayang Krisis Keanekaragaman Hayati di Perairan Tawar
Penelitian ini menggabungkan data dari red list IUCN untuk hewan air tawar seperti ikan, capung, udang, kepiting, dan hewan lainnya yang bergantung secara langsung pada ekosistem air tawar. Dari lebih dari 23.000 spesies yang dinilai, sekitar 24 persen dikategorikan terancam punah, mulai dari kategori rentan (vulnerable) hingga krisis (critically endangered).
Kenyataan yang juga menghawatirkan ialah krisis ini mungkin lebih besar dari yang terlihat. Banyak spesies, seperti moluska dan invertebrata lainnya, belum memiliki data yang memadai untuk menilai risiko kepunahan spesies tersebut. Padahal, spesies seperti ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti polusi dan gangguan ekosistem lainnya.
Menurut riset tersebut, jumlah spesies terancam terbesar ditemukan di Danau Victoria, Danau Titicaca, Zona Basah Sri Lanka, dan Ghats Barat di India. Kawasan-kawasan ini menjadi rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati air tawar tertinggi di dunia, termasuk banyak spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di Bumi.
Baca Juga: Riset: Populasi Ikan Air Tawar Migrasi Global Susut 81 Persen
Berbagai Ancaman untuk Setiap Spesies
Meningkatnya keterancaman terhadap keanekaragaman hayati air tawar ini disebabkan ekosistem air tawar yang menghadapi berbagai ancaman serius. Berdasarkan data dalam hasil penelitian, sejumlah ancaman utama yang dihadapi spesies air tawar, di antaranya:
- Polusi (54%): Limbah domestik, industri, dan pertanian mencemari perairan, mengancam kehidupan organisme yang sensitif terhadap kualitas air.
- Pembangunan Bendungan (39%): Fragmentasi aliran sungai akibat bendungan menghalangi jalur migrasi ikan dan memengaruhi ekosistem di hilir.
- Perubahan Penggunaan Lahan (37%): Alih fungsi lahan untuk pertanian, perkotaan, dan industri merusak habitat alami.
- Spesies Invasif (28%): Kehadiran spesies asing yang agresif mengancam spesies lokal melalui kompetisi atau predasi.
Hal yang membuat lebih parah ialah sebagian besar spesies tidak hanya memiliki satu ancaman yang membuat berisiko punah, namun banyak ancaman yang dialami secara bersama-sama
Spesies yang hidup di daerah kaya akan batu kapur, seperti aliran sungai di wilayah karst, juga lebih rentan terhadap ancaman ini. Sungai-sungai kapur, misalnya, menjadi tempat tinggal spesies yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air, sehingga polusi atau eksploitasi sumber daya air di wilayah ini memiliki dampak yang lebih besar.
Baca juga: Kearifan Masyarakat Tempirai: Menjaga Ekosistem Ikan Air Tawar dengan Melindungi Lahan Basah
Upaya dan Tantangan dalam Konservasi Ekosistem Air Tawar
Sebagai ekosistem yang unik, air tawar memerlukan pendekatan konservasi yang berbeda dibandingkan dengan daratan atau laut. Studi ini menyoroti pentingnya pendekatan berbasis lanskap, yang melihat keseluruhan cekungan sungai sebagai satu kesatuan ekosistem. Hal ini mencakup pengelolaan keterhubungan antara badan air dan variabilitas aliran air sepanjang musim.
Peningkatan efisiensi penggunaan air juga menjadi langkah penting. Contohnya adalah mengurangi limpasan air di kawasan perkotaan melalui desain kota yang lebih berkelanjutan, seperti pembangunan taman hujan dan kawasan hijau. Solusi berbasis alam, seperti penanaman pohon di sekitar sungai dan perlindungan lahan basah, juga memberikan manfaat ganda, baik untuk manusia maupun biodiversitas.
Selain itu, tantangan besar lainnya yaitu mengisi kesenjangan data yang signifikan. Banyak spesies air tawar, khususnya invertebrata, masih belum sepenuhnya dipahami karena kurangnya riset. Kurangnya pemahaman ini kerap dijadikan alasan untuk menunda tindakan konservasi yang seharusnya segera dilakukan.
Pentingnya Menjaga Ekosistem dan Keanekaragaman Air Tawar bagi Manusia
Air tawar bukan hanya habitat bagi spesies yang menarik secara ekologis, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang besar. Di banyak negara, termasuk Indonesia, ikan air tawar menjadi sumber protein utama bagi sebagian masyarakat.
Disisi lain, ancaman terhadap keanekaragaman hayati air tawar mencerminkan meningkatnya tekanan terhadap lingkungan secara keseluruhan. Penurunan populasi spesies yang sensitif terhadap kualitas air, seperti capung dan moluska, menjadi indikator awal degradasi ekosistem yang lebih luas. Jika tidak ditangani, hal ini akan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dan tantangan ketersediaan air di masa depan.
Baca Juga: Ikan Air Tawar Endemik Itu Berstatus Terancam Punah
Dahulu, di tepi-tepi danau dan sungai, banyak kehidupan bergantung pada air tawar yang melimpa, dari nelayan yang menebar jala hingga capung yang beterbangan di atas permukaan air. Namun, pemandangan ini perlahan berubah. Studi ini menjadi pengingat akan pentingnya tindakan segera untuk melindungi keanekaragaman hayati air tawar. Dengan memahami ancaman yang ada dan mengadopsi pendekatan konservasi yang holistik, kita masih memiliki peluang untuk menyelamatkan ekosistem yang sangat penting ini, baik bagi manusia maupun kehidupan di bumi secara keseluruhan.