Menakar Makanan Bergizi dalam Sebuah Piring

3 weeks ago 41
  • Indonesia pernah memiliki slogan Empat Sehat Lima Sempurna. Seorang ahli gizi Poerwo Soedarmo mencetuskan ide itu sekitar tahun 1952.
  • Kini, ada slogan baru bernama Isi Piringku. Ini adalah visualisasi dari prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pedoman Gizi Seimbang, berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
  • Sementara itu pemerintah Indonesia secara resmi telah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) Senin, 6 Januari Mereka yang menjadi sasaran program adalah semua anak sekolah hingga tingkat SMA dan sederajat, juga ibu hamil menyusui.
  • Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengadopsi konsep porsi makanan gizi seimbang. Jepang, China, Inggris, dan Amerika adalah contoh yang menerapkan pola gizi seimbang dengan memperhatikan takaran selain kualitas makanan pokok, lauk, sayur dan buah.

Indonesia pernah memiliki slogan Empat Sehat Lima Sempurna. Seorang ahli gizi Poerwo Soedarmo mencetuskan itu sekitar tahun 1952, karena menilai masyarakat Indonesia belum punya pemahaman yang cukup tentang makanan bergizi dan pola makan sehat.

Melalui lembaga Makanan Rakjat yang dibentuk pada 1950, mengutip Historia, Poerwo merumuskan secara sederhana kandungan gizi dalam bahan makanan. Yaitu, karbohidrat dalam nasi, jagung, ubi. Protein dalam daging, ikan, dan kacang-kacangan. Vitamin dalam sayur. Mineral dalam buah. Semua ini disebut empat sehat. Agar sempurna maka ditambahkan yang kelima, yaitu susu.

Kini, ada slogan baru bernama Isi Piringku. Ini adalah visualisasi dari prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pedoman Gizi Seimbang, berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.

Sementara itu pemerintah Indonesia secara resmi telah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) Senin, 6 Januari 2025. Mereka yang menjadi sasaran program adalah semua anak sekolah hingga tingkat SMA dan sederajat, juga ibu hamil menyusui.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berharap pemerintah menggunakan panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan untuk menentukan lauk pauk dan porsi yang tepat.

“Jadi kita berharap juga Makan Bergizi Gratis tidak meng-endorse menu gorengan. Begitu pula dengan daging yang diproses, diawetkan,” kata Tan Shot Yen, dokter ahli gizi dari PB IDI, seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/1/2025).

Baca: Pentingnya Keragaman Pangan Hutan Bagi Perempuan

Inilah sinole, makanan berbahan sagu. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

Permen itu mendorong agar setiap kali makan, setiap orang selalu ingat akan isi piring di hadapannya. Dalam satu piring, setengah piring sebaiknya diisi sayur dan buah, setengah lainnya diisi makanan pokok dan lauk pauk.

Alih-alih menyarankan minum susu, Kementerian Kesehatan justru menganjurkan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari. Selain itu, perlu ditambah aktivitas fisik 30 menit setiap hari, serta mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah makan.

Susu dimasukkan ke dalam daftar pangan lain sumber protein hewani. Ada dalam tabel kelompok lauk pauk sumber protein hewani. Kandungan gizi satu porsi dari satu potong ikan segar seberat 40 gram adalah 50 kalori, 7 gram protein, dan 2 gram lemak. Satu gelas susu sapi 200 gram dinilai setara dengan 1 porsi ikan segar.

Masih banyak sumber protein hewani yang bisa menggantikan susu. Mulai beragam daging seperti ayam, sapi, kerbau hingga aneka ikan baik laut maupun darat.

Tan menyebut bahwa pemberian susu dalam MBG seharusnya tidak wajib. Apalagi, hal itu sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Sehingga, seharusnya tidak ada kekhawatiran MBG tidak menyajikan susu.

“Kenapa harus ada susunya?” tanya Tan. “Kita sudah keluar dari empat sehat lima sempurna, karena itu sudah lawas banget.”

Selain itu, mayoritas masyarakat Asia Tenggara intoleran terhadap laktosa. Sehingga, pemberian susu justru secara etik genetik tidak tepat. Selain itu, susu yang ditambahkan rasa lain justru rawan menyabotase pemenuhan gizi anak.

“Jadi rentan dengan yang disebut manipulasi rasa, manipulasi kandungan gizi. Akhirnya, ini merupakan sabotase yang kita sebenarnya ingin anak menjadi lebih baik tapi nanti yang dipilih cuma susunya doang. Nanti makanan yang tidak habis dibawa pulang untuk dibagikan ke bapak ibunya,” lanjut Tan dalam kesempatan berbeda.

Baca: Hasil Hidrolisat Protein Ikan, Kenapa Disebut Susu Ikan?

Beragam lalapan yang menjadi bagian makanan kita keseharian. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Makanan Sehat

Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengadopsi konsep porsi makanan gizi seimbang. Jepang, China, Inggris, dan Amerika adalah contoh yang menerapkan pola gizi seimbang dengan memperhatikan takaran selain kualitas makanan pokok, lauk, sayur dan buah.

Misalnya, konsep MyPlate yang dipakai di Amerika. Diperkenalkan sejak 2011, MyPlate menggantikan konsep Piramida Panduan Makanan yang sudah digunakan sejak 1992.

Sebelumnya, makanan yang dikonsumsi dikelompokkan seperti piramida. Bagian bawah lebar, ke atas makin mengecil. Berada di puncak adalah produk susu, lemak, minyak, juga gula. Berikutnya protein seperti daging, telur, kacang-kacangan. Di bawahnya buah dan sayuran. Sementara paling bawah adalah sumber karbohidrat seperti nasi, gandung, kentang.

Konsep MyPlate juga disarankan Harvard TH Chan, School of Public Health, meski ada sedikit perbedaan. Dalam sepiring makanan sehat, separuhnya diisi sayur dan buah-buahan. Seperempat piring diisi makanan sumber protein seperti ikan, telur, daging, kacang-kacangan. Seperempatnya lagi adalah makanan sumber karbohidrat, seperti gandum, beras, oat.

Mereka menyarankan untuk menghindari minuman bergula, membatasi minum susu hanya satu hingga dua gelas sehari, dan juice hanya satu gelas kecil sehari. Untuk minuman, lebih baik pilih air putih.

“Walter Willett, profesor epidemiologi dan gizi, mengatakan bahwa susu adalah pilihan bagi orang-orang yang mengonsumsi makanan sehat, dan tidak perlu bagi kebanyakan orang dewasa dan remaja untuk mengonsumsi tiga porsi susu harian seperti yang direkomendasikan (selama ini),” tulis sebuah artikel di situs Harvard School of Public Health.

Selain itu, meski anak-anak dan orang dewasa membutuhkan kalsium, unsur itu masih bisa didapatkan dari sumber makanan lain seperti kacang-kacangan, tahu, dan sayuran hijau tua.

Kini, pola makan yang sehat juga mempertimbangkan faktor lingkungan. FAO dan WHO telah memperbarui konsep pola makan berdasar bukti ilmiah terbaru, hubungan antara pola makan dan kesehatan manusia. Juga, hubungan kompleks antara kesehatan manusia dan lingkungan melalui sistem pertanian berkelanjutan.

Baca juga: Tempe, Makanan Khas Indonesia yang Mendunia

Ikan bakar, menu pilihan utama kita saat makan. Foto: Pixabay/Public Domain/Kallis_4seconds

Mengutip pernyataan bersama dua lembaga itu pada Juli 2023, pola makan yang sehat harus memenuhi empat prinsip yaitu mencukupi kebutuhan nutrisi, seimbang dalam asupan energi, moderat dalam mengonsumsi makanan yang berdampak, dan beragam untuk mendukung kecukupan gizi dan zat lain yang dibutuhkan.

Namun, disadari bahwa pola makan juga memiliki implikasi bagi lingkungan melalui dampaknya terhadap sistem pertanian, emisi gas rumah kaca, dan penggunaan sumber daya alam. Pola makan yang mendorong sistem pertanian ekstensif bisa menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, polusi udara dan air, dan masalah lain.

Sehingga, pola makan sehat perlu mengedepankan pertimbangan lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi dalam lingkup sistem pertanian berkelanjutan. FAO dan WHO mendorong semua pihak untuk merayakan keberagaman pola makan sehat, dan mendesak negara-negara mengembangkan pedoman pola makan yang mengimplementasikan sistem pertanian berkelanjutan ini.

Sagu, Sumber Pangan Nasional yang Belum Dimaksimalkan

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|