Kenapa Ular Sering Muncul Saat Banjir?

12 hours ago 4
  • Kenapa ular sering muncul saat bajir? Ular sanca batik (Python reticulatus) muncul di permukiman warga Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta, saat banjir melanda kawasan itu, Senin (3/3/2025).
  • Karakteristik yang sangat adaptif membuat ular sanca kerap muncul ketika banjir. Sanca pada dasarnya jenis tidak berbahaya, terutama yang ada di Pulau Jawa, seperti sanca batik, sanca bodo (Python bivittatus), dan sanca hijau (Morelia viridis). Bila berjumpa manusia, ular-ular ini cenderung menghindar.
  • Banjir tak hanya merendam rumah dan jalan, tetapi juga sarang ular. Reptil dengan nama ilmiah Serpentes ini bernapas dengan paru-paru, sehingga ketika sarangnya terendam akan keluar mencari udara. Meski ular memiliki kemampuan menyelam dan berenang, namun bukan satwa akuatik.
  • Pemahaman menghadapi ular, termasuk mengenali jenisnya penting dilakukan. Hal krusial lain adalah langkah-langkah penanganan pertama bila terjadi gigitan, serta mengetahui rumah sakit terdekat yang memiliki persediaan antibisa.

Ular sanca batik (Python reticulatus) muncul di permukiman warga Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta, saat banjir melanda kawasan itu, Senin (3/3/2025). Dalam tayangkan di televisi nasional, tampak seorang pria memplester mulut ular piton sepanjang enam meter itu, biasa disebut, menggunakan lakban transparan.

Peristiwa serupa juga terjadi di Perumahan Taman Mangu Indah, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Ular sepanjang empat meter tersebut ditemukan warga di pos penjagaan perumahan setempat.

“Sarangnya terendam, sehingga mencari tempat lebih aman,” ujar Imam Saifullah, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan, dilansir dari Kompas.com

Sementara di Perum Durenjaya, Blok A. Bekasi Timur, Bekasi, saat banjir merendam wilayah tersebut, Selasa (4/3/2025), tampak dua pria menarik ular sebesar lengan orang dewasa. Peristiwa ini diunggah di infobekasi.coo.

Tidak hanya saat banjir, sejak awal hingga pertengahan Januari 2025, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bekasi menerima sekitar 50 laporan kemunculan ular di lingkungan warga. Dari laporan tersebut, sekitar 30 ekor telah dievakuasi yang sebagian besar berjenis sanca.

Baca: Bencana Jabodetabek, Tanda Lingkungan Rusak dan Krisis Iklim

Meskipun ular sanca tidak berbisa, namun risiko gigitannya tetap ada. Ular kobra dan cabe menjadi spesies berbisa yang berpotensi muncul saat banjir. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Karakter ular

Maula Haqul Dafa, Skill Trainer Divisi Litbang Sioux Ular Indonesia, mengatakan karakteristik yang sangat adaptif membuat ular sanca kerap muncul ketika banjir.

Sanca pada dasarnya jenis ini tidak berbahaya, terutama yang ada di Pulau Jawa, seperti sanca batik, sanca bodo (Python bivittatus), dan sanca hijau (Morelia viridis). Bila berjumpa manusia, ular-ular ini cenderung menghindar.

“Jenis ular kadut (Homalopsis buccata) juga kadang muncul saat banjir,” jelasnya, Senin (10/3/2025).

Warga yang menjumpai ular sanca maupun lainnya, ketika banjir, sebaiknya membiarkan saja. Sebab, tindakan evakuasi ular saat banjir sulit dilakukan, justru membahayakan.

“Utamakan keselamatan diri, karena ular sebenarnya sedang mencari tempat berlindung.”

Paling penting, segera hubungi petugas pemadam kebakaran atau komunitas reptil setempat, karena mereka memiliki alat untuk handling ular.

“Jangan asal pegang. Karakteristik ular itu akan berbahaya bila ada yang mengganggu. Terlebih, bila tidak tahu teknik evakuasi,” jelasnya

Baca: Apakah Tanaman di Pekarangan Mengundang Kehadiran Ular?

Ular sanca kembang ini berhasil dievakuasi warga di Lamongan, Jawa Timur. Warga disarankan tidak menangani ular sendiri, terutama yang berukuran besar atau berbisa. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Ancaman ular berbisa

Amir Hamidy, ahli herpetologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa banjir tak hanya merendam rumah dan jalan, tetapi juga sarang ular.

Reptil dengan nama ilmiah Serpentes ini bernapas dengan paru-paru, sehingga ketika sarangnya terendam mereka akan keluar mencari udara. “Meski memiliki kemampuan menyelam dan berenang, namun mereka bukan satwa akuatik.”

Sebaiknya, ular seperti piton yang berukuran besar, ditangani oleh profesional.

“Risiko gigitan tetap ada, terutama warga yang tinggal di area tergenang banjir.”

Baca: Ular Kobra Masuk Rumah Warga, Fenomena Apa?

Banjir di Jakarta awal Maret 2025 berdampak tidak hanya pada warga yang mengungsi, tetapi juga membuat ular muncul ke permukiman. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Tidak hanya sanca, Amir juga menyebut kobra (Naja sputatrix) merupakan spesies yang paling banyak dilaporkan muncul di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi saat banjir.

Meski hanya 5 persen ular di Jawa yang berbisa, tetapi perlu waspada, karena beberapa jenis lebih sering ditemukan di daerah tertentu.

“Salah satunya jenis ular cabe.”

Baca juga: Uniknya Ular Pipa, Ular Kepala Dua yang Melahirkan Anak

Warga yang menjumpai ular sanca maupun ular lain ketika banjir, disarankan untuk dibiarkan saja. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Data World Health Organization (WHO) 2019 menunjukkan, sekitar 5.4 juta orang di dunia digigit ular setiap tahun, yang menyebabkan 100 ribu orang meninggal dan 400 ribu orang terluka atau cacat.

Sementara data BRIN mengungkapkan, Indonesia memiliki 349 jenis ular. Dari jumlah tersebut, sebanyak 77 jenis merupakan berbisa yang terbagi tiga suku, yaitu Elapidae (55 jenis), Viperidae (21 jenis), dan Colubridae (1 jenis).

Dengan angka-angka itu, Amir mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ular saat banjir dan setelahnya.

“Pemahaman menghadapi ular, termasuk mengenali jenisnya penting dilakukan. Hal krusial lain adalah langkah-langkah penanganan pertama bila terjadi gigitan, serta mengetahui rumah sakit terdekat yang memiliki persediaan antibisa,” paparnya.

Melayang Meski Tanpa Sayap: Apakah Ular-ular Terbang Ini Berbahaya?

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|