Jika 100 Orang Pria Melawan Seekor Gorila: Siapa yang Menang? Ini Jawaban Para Ahli

1 day ago 7
  • Sebuah debat viral di media sosial mempertanyakan siapa yang akan menang dalam pertarungan antara 100 pria melawan satu gorila, hingga menarik perhatian media internasional dan para ilmuwan.

  • Para pakar primata menyatakan bahwa secara teori manusia bisa menang karena jumlah dan strategi, namun dengan risiko korban jiwa besar dan kemungkinan gagal jika tak terkoordinasi.

  • Artikel ini menekankan pentingnya tidak mengalihkan fokus dari isu nyata: konservasi gorila yang terancam punah akibat ulah manusia.

Mungkin pembaca bertanya-tanya mengapa Mongabay menulis tentang hal yang terkesan remeh seperti ini. Namun, topik ini tengah menjadi perbincangan yang sangat viral di dunia maya baru-baru ini, sedemikian rupa sehingga media-media internasional besar seperti USA Today, Forbes, hingga Newsweek pun turut memberitakannya.

Pertanyaan beranda-andai  “bisakah 100 pria mengalahkan satu gorila dalam pertarungan?” kembali viral di media sosial, memicu perdebatan sengit begitu banyak orang. Begitu viralnya hingga para ahli primata memberikan pandangan ilmiah mereka mengenai skenario hasil pertarungan epik antara manusia dan gorila. Siapa yang sebenarnya akan unggul?

Viral di Media Sosial: Debat Pertarungan 100 Manusia vs Gorila

Kapan pertama kali pertanyaan spesifik “100 pria vs 1 gorila” diajukan? Meskipun artikel asli mencatat kemunculan topik ini beberapa tahun lalu melalui platform seperti TikTok dan Reddit, pertanyaan hipotetis seperti “manusia vs hewan” sebenarnya telah lama menjadi bahan diskusi di berbagai forum internet. Kebangkitan popularitasnya baru-baru ini di platform X merupakan gelombang diskusi terbaru yang paling terdokumentasi dan meluas. Topik ini kini masih cukup viral, bahkan menarik perhatian figur publik seperti YouTuber MrBeast dan influencer James Charles untuk ikut bersuara.

Baca juga: Sosok King Kong dalam Kehidupan Nyata

Bagaimana Pendapat Para Ahli?

Beberapa pakar primata terkemuka memberikan analisis mereka mengenai pertarungan ini, menimbang kekuatan fisik gorila melawan keunggulan jumlah dan koordinasi manusia. Tara Stoinski dari Dian Fossey Gorilla Fund, misalnya, menekankan bahwa keunggulan jumlah manusia, kemampuan mereka untuk berkoordinasi, dan strategi menyerang dari berbagai sisi bisa menjadi faktor penentu. Ia juga meluruskan beberapa mitos tentang kekuatan gorila yang sering dibesar-besarkan, seperti klaim “25 kali lebih kuat dari manusia” yang dianggapnya kurang akurat.

//www.gtalumni.org/Tara Stoinski, gorila sejatinya adalah hewan yang cenderung lembut dan cinta damai, sebuah kontras tajam dengan gambaran agresif yang sering muncul di media | Foto oleh https://www.gtalumni.org/

Pandangan mengenai keunggulan jumlah ini sejalan dengan pendapat Michelle Rodrigues dari Primate Specialist Group IUCN. Ia menyatakan bahwa gorila pada dasarnya cenderung menghindari konflik, membuat skenario kemenangan gorila secara numerik hampir mustahil. Berdasarkan faktor-faktor inilah, baik Ron Magill dari Zoo Miami maupun ahli biologi satwa liar Kaleb Judd sepakat bahwa secara teori, 100 pria dalam kondisi fisik prima memang berpotensi untuk menang melawan seekor gorila, terutama jika mengandalkan daya tahan dan koordinasi.

Namun, potensi kemenangan tersebut datang dengan peringatan yang sangat serius dari Magill dan Judd. Keduanya sama-sama menekankan bahwa pertarungan semacam itu, jika benar-benar terjadi, hampir pasti akan dibayar mahal. Mereka memperingatkan adanya konsekuensi berat yang tak terhindarkan, termasuk cedera serius hingga jatuhnya korban jiwa yang signifikan di pihak manusia.

Baca juga: Terjawab Sudah, Mengapa Gorilla Suka Memukul-mukul Dada

Namun, tidak semua ahli sepakat bahwa jumlah manusia otomatis menjamin kemenangan. Cat Hobaiter dari Universitas St Andrews menawarkan perspektif kontras, menyoroti keunggulan fisik gorila yang tidak boleh diremehkan. Ia menjelaskan bahwa gorila memiliki otot fast-twitch yang memberikan mereka kekuatan eksplosif atau tenaga hentak yang jauh melampaui kapabilitas manusia. Menurut Hobaiter, cara manusia menyerang menjadi faktor krusial. Jika mereka gagal memanfaatkan keunggulan jumlah untuk serangan besar dan terkoordinasi, dan malah maju dalam kelompok-kelompok kecil secara bergantian, maka kekuatan superior gorila kemungkinan besar akan mendominasi. Dalam kondisi seperti itu, ia berpendapat, bahkan 100 orang sekalipun mungkin tidak akan memiliki peluang untuk menang.

Sifat Alami Gorilla dan Ancaman Konservasi

Di tengah perdebatan sengit tentang siapa yang akan menang dalam pertarungan fisik, penting untuk meluruskan persepsi mengenai gorila itu sendiri. Sebagaimana ditekankan oleh Tara Stoinski, gorila sejatinya adalah hewan yang cenderung lembut dan cinta damai, sebuah kontras tajam dengan gambaran agresif yang sering muncul di media atau dalam konteks debat viral ini. Mereka umumnya menghindari konflik dan hanya akan menunjukkan agresi atau bertarung jika benar-benar terdesak, terutama untuk melindungi kelompok dan keluarga mereka.

Ancaman nyata bagi kelangsungan hidup gorila tidak datang dari skenario fiktif melawan 100 manusia, melainkan dari dampak nyata aktivitas manusia. Foto: Thomas Breuer/WCS

Oleh karena itu, fokus berlebihan pada pertarungan hipotetis ini, menurut Stoinski, justru dapat mengaburkan ‘pertarungan’ sesungguhnya yang dihadapi gorila setiap hari: perjuangan melawan ancaman kepunahan. Ancaman nyata bagi kelangsungan hidup gorila tidak datang dari skenario fiktif melawan 100 manusia, melainkan dari dampak nyata aktivitas manusia. Kerusakan habitat akibat pertambangan skala besar, ekspansi lahan pertanian, perburuan, dan penyakit merupakan musuh sebenarnya yang mendorong spesies karismatik ini menuju jurang kepunahan. Mengatasi ancaman-ancaman inilah yang menjadi isu konservasi mendesak dan relevan.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal: bisakah 100 pria mengalahkan satu gorila? Secara teori, konsensus ahli mengarah pada kemungkinan manusia menang berkat keunggulan jumlah, strategi, dan koordinasi. Namun, kemenangan tersebut hampir pasti akan dibayar dengan harga yang sangat mahal, berupa cedera parah dan korban jiwa yang signifikan di pihak manusia. Beberapa ahli bahkan meragukan kemungkinan ini jika manusia tidak mampu menyerang secara efektif dan serempak.

Pada akhirnya, perdebatan viral “100 pria vs 1 gorila” ini lebih berfungsi sebagai fenomena diskusi online yang menarik daripada sebuah analisis realistis. Jauh lebih penting dan mendesak—khususnya dalam konteks pemberitaan seperti di Mongabay—adalah mengalihkan energi dan perhatian kita pada upaya konservasi nyata. Melindungi gorila, si ‘raksasa lembut’ ini, beserta habitatnya dari ancaman nyata akibat aktivitas manusia adalah pertarungan sesungguhnya yang harus kita menangkan bersama.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|