- Dalam taksonomi primata, kera dikelompokkan dalam kera besar (great apes) dan kera kecil (lesser apes), berdasar anatomi, perilaku sosial, dan ukuran tubuh.
- Di dunia primata, kera besar hanya beberapa jenis, yaitu di Afrika ada gorila, simpanse, bonobo, dan di Asia hanya ada orangutan. Kera kecil ada gibon dan siamang. Kera besar relatif lebih cerdas dibandingkan kera kecil. Karena evolusinya, kera besar paling mendekati manusia.
- Indonesia memiliki tiga jenis orangutan, yaitu orangutan sumatera (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).
- Kera kecil di Indonesia ada banyak jenis. Siamang merupakan yang terbesar. Sementara owa terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Misalnya owa jawa, owa ungko, owa jengot putih.
Foto orangutan yang menunggu sesi pemotretan dengan pengunjung itu memenangkan penghargaan Fotografi Lingkungan 2024, yang diselenggarakan Yayasan Pangeran Albert II dari Monaco.
Foto karya Aaron Gekoski tersebut, menggambarkan eksploitasi orangutan yang dipaksa melakukan pertunjukan dan berfoto di sebuah taman safari. Lokasinya di Bangkok, Thailand. Orangutan merupakan satwa cerdas yang hidup liar di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
“Umumnya, orangutan yang masih kecil diambil dari hutan dengan cara memisahkannya dari induknya,” terang Gekoski, dikutip dari Live Science, 14 Juni 2024.
Ikatan anak orangutan dengan induknya sangat kuat selama pengasuhan.
“Orangutan memelihara anaknya hingga usia 6 tahun, bahkan lebih. Selama masih bersama anak, betina jarang bunting lagi,” kata Tri Atmoko. Dia adalah peneliti senior konservasi dan ekologi satwa liar BRIN, Rabu (30/4/2025).
Anak orangutan menyusu induknya sampai berumur dua tahun. Masih bersama induknya, mereka akan belajar makan buah, daun, juga serangga. Beranjak makin besar, anak orangutan mulai meniru membuat sarang dan mencari makan sendiri. Anak orangutan akan disapih setelah mencapai kematangan seksual.
Baca: Orangutan Tapanuli: Berstatus Kritis dan Terancam di Habitatnya

Orangutan di Indonesia
Orangutan merupakan jenis kera besar yang hidup di Indonesia dan Malaysia, sedangkan tiga kerabat dekatnya yaitu gorila, simpanse, dan bonobo berada di Afrika. Perbedaannya adalah, orangutan cenderung sendiri (semi-solitary), sedangkan gorila, simpanse, dan bonobo hidup berkelompok.
Diperkirakan, sekitar 20 ribu tahun silam, orangutan tersebar luas di Himalaya, India, Tiongkok bagian selatan, Semenanjung Malaysia, serta di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Namun, sebagian besar telah punah dan kini, 90 persen orangutan hanya ada di Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan dan 10 persen, sisanya, di Sabah dan Sarawak, Malaysia.
Indonesia memiliki tiga jenis orangutan, yaitu orangutan sumatera (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Menurut IUCN, mayoritas orangutan sumatera sebanyak 82,5 persen berada di Provinsi Aceh. Populasinya kurang dari 14 ribu individu (2017). Perkiraan penurunan dari 1985 hingga 2060 atau dengan skenario 75 tahun, bisa mencapai lebih dari 80 persen.
Mereka tinggal di hutan lembab, hutan pegunungan, dan rawa gambut. Sebagai satwa yang aktif siang hari, orangutan sumatera memilih hidup di atas pohon (arboreal).
Pongo tapanuliensis, merupakan orangutan yang terisolasi di wilayah Batang Toru di selatan Danau Toba, yang dinyatakan sebagai jenis baru pada 2017 lalu.
Leluhur P. tapanuliensis, diperkirakan berpisah dengan kerabatnya orangutan sumatera sekitar 3,38 juta tahun lalu. Populasinya juga sangat terancam, dengan perkiraan jumlah sekitar 800 individu (2016) dan akan menurun menjadi 257 individu dalam skenario 75 tahun hingga 2060, menurut laporan IUCN.
Orangutan kalimantan terdiri tiga jenis. Pongo pygmaeus pygmaeus berada di utara Sungai Kapuas (Kalimantan Barat) hingga ke timur laut Sarawak (Malaysia). Pongo pygmaeus morio hidup di Sabah (Malaysia) hingga ke selatan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Pongo pygmaeus wurmbii hidup mulai dari bagian selatan Sungai Kapuas (Kalimantan Barat) hingga timur Sungai Barito (Kalimantan Tengah). Populasinya diperkirakan menyusut lebih dari 82 persen sejak 1950 hingga 2025.
Baca: Mikhayla dan Masa Depan Orangutan Kalimantan di Kehje Sewen

Perbedaan kera besar dan kera kecil
Dalam taksonomi primata, kera dikelompokkan dalam kera besar (great apes) dan kera kecil (lesser apes), berdasar anatomi, perilaku sosial, dan ukuran tubuh.
“Di dunia primata, kera besar hanya beberapa jenis, yaitu di Afrika ada gorila, simpanse, bonobo, dan di Asia hanya ada orangutan. Kera kecil ada gibon dan siamang. Kera besar relatif lebih cerdas dibandingkan kera kecil. Karena evolusinya, kera besar paling mendekati manusia,” lanjut Tri.
Berbeda dengan monyet, kera tidak memiliki ekor. Kera juga memiliki otak lebih besar, wajah lebih rata, dengan perilaku sosial kompleks. Kera besar dikenal sebagai satwa cerdas.
“Orangutan lebih cerdas dibandingkan kera kecil. Mereka pembelajar, suka meniru, dan bisa menganalisis lingkungan untuk mendapatkan sesuatu,” ujarnya.
Kera kecil di Indonesia ada banyak jenis. Siamang merupakan yang terbesar. Sementara owa terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Misalnya owa jawa, owa ungko, owa jengot putih.
“Kera kecil sangat monogami. Dalam satu kelompok keluarga, biasanya terdiri sepasang jantan dan betina. Kadang diikuti satu sampai tiga anak. Ikatannya kuat, kalau salah satu pasangan mati, biasanya sulit untuk mendapatkan pasangan baru. Terutama terjadi pada owa,” papar Tri.
Baca juga: Perdagangan Ilegal Siamang Lintas Negara Meningkat, Namun Kurang Dapat Perhatian

Sementara kera besar seperti orangutan, jantan dan betina hidup sendiri. Dalam satu home range jantan, biasanya ada satu atau dua betina. Mereka hanya terlihat bersama saat kawin, setelah itu berpisah lagi. Kera besar lain seperti gorila, mereka hidup dalam kelompok multimale-multifemale dengan jantan dominan, seperti Silverback Gorilla, sebagai pemimpin.
Baik kera besar maupun kecil di Indonesia, kelestariannya terancam. Penyebabnya, terutama karena kerusakan habitat, degradasi, dan fragmentasi. Juga perburuan dan kebakaran hutan berulang.
“Namun, kera besar lebih terdampak karena membutuhkan home range lebih luas,” tuturnya.
Perilaku Unik Simpanse: Pesta Buah Beralkohol di Hutan Afrika