Pola Hidup Vegan Bisa jadi Cara Hadapi Krisis Iklim

6 hours ago 2
  • Peralihan pola pangan menjadi solusi penting mengatasi krisis iklim. Aktivis dan praktisi vegan, menilai, gaya hidup vegetarian bisa berkontribusi kurangi berbagai jenis emisi yang industri peternakan timbulkan.
  • Yogen Wijaya, anggota Yayasan Maha Guru Ching Hai bilang, jadi vegan merupakan cara efektif untuk perbaiki kondisi bumi. Karena, dengan mengalihkan pola makan ke produk-produk berbasis tanaman (plant based), maka akan semakin banyak emisi dari industri peternakan yang bisa dikurangi.

  • Berdasarkan laporan FAO (organisasi pertanian dan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa),

    Desember 2023, emisi dari sistem agrifood peternakan mencapai 6,2 GtCO2eq (gigaton setara CO2), atau sekitar 12 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca. Secara agregat, 54 persen dari semua emisi peternakan disebabkan CH4, sedangkan CO2 dan N20 masing-masing 31 dan 15 persen.

  • Sri Palupi, praktisi vegan, menyatakan, pola hidup vegan menjadi semakin mendesak di waktu-waktu belakangan. Karena, emisi gas rumah kaca telah arahkan bumi pada pemanasan global yang tidak terkendalikan.

Peralihan pola pangan menjadi solusi penting mengatasi krisis iklim. Aktivis dan praktisi vegan, menilai, gaya hidup vegetarian bisa berkontribusi kurangi berbagai jenis emisi yang industri peternakan timbulkan.

Yogen Wijaya dari Yayasan Maha Guru Ching Hai mengatakan, pemanasan global seringkali berkutat pada sektor-sektor seperti industri, transportasi, batubara dan sampah. Namun, industri peternakan yang berkontribusi besar jarang dapat perhatian.

Industri peternakan, katanya,  berkontribusi memperparah krisis iklim dengan sumbangan karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrogen oksida (N2O). Juga, bertanggung jawab terhadap penggundulan hutan dalam jumlah besar, eksploitasi air, pembantaian hewan hingga timbulkan ketidakadilan pangan.

“Selama ini yang dilakukan petinggi-petinggi kita hanya bahas CO2. Belum banyak yang cari solusi ke metana dan nitrogen oksida (akibat industri peternakan)” katanya  dalam diskusi peringatan Hari Bumi, inisiasi Yayasan Maha Guru Ching Hai, organisasi vegan-meditasi yang terkait dengan ajaran Ching Hai, guru spiritual mereka, di Jakarta, 29 April lalu.

 Yayasan Maha Guru Ching Hai Indonesia.


Laporan FAO (organisasi pertanian dan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa),
Desember 2023, menyebutkan, emisi dari sistem agrifood peternakan mencapai 6,2 GtCO2eq (gigaton setara CO2), atau sekitar 12% dari seluruh emisi gas rumah kaca. Secara agregat, CH4 menyebabkan 54% dari semua emisi peternakan, sedangkan CO2 dan N20 masing-masing 31% dan 15%.

Kemudian, dalam survei penginderaan jarak jauh yang terbit 2020, FAO mencatat,  lahan penggembalaan ternak bertanggung jawab atas hilangnya 38,46% hutan.

Atas dasar itu Yogen menilai vegan jadi cara efektif  memperbaiki kondisi bumi. Dengan mengalihkan pola makan ke produk-produk berbasis tumbuhan (plant based), bisa kurangi banyak emisi dari industri peternakan.

Pernyataan ini merujuk laporan Universitas Oxford dan Agroscope, lembaga penelitian pertanian Swiss, tahun 2018. Menurut penelitian itu, mengurangi konsumsi produk hewani hingga 50% dapat turunkan 73% emisi makanan. Pengurangan ini juga akan turunkan emisi pengasaman dan eutrofikasi, eksploitasi air tawar, hingga mengurangi kebutuhan lahan pertanian  76%.

Karena itu, dia mengajak masyarakat  lebih mendalami permasalahan ini, dengan menyadari kerugian yang industri peternakan timbulkan pada hewan, manusia dan lingkungan. Serta, mempertimbangkan pola hidup vegan sebagai cara untuk selamatkan bumi.

“Harapannya pemerintah juga ikut bergerak. Pemerintah punya peran sangat penting. Bisa gerakkan segalanya. Kita perlu tenaga besar untuk selamatkan bumi kita,” ucap Yogen.

Ilustrasi: Sayuran yang dipetik dari menanam di halaman rumah. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia.

Makin Mendesak

Sri Palupi, aktivis lingkungan juga praktisi vegan, mengatakan, pola hidup vegan menjadi makin mendesak  belakangan ini terlebih  emisi gas rumah kaca telah arahkan bumi pada pemanasan global yang tidak terkendalikan.

Sedang solusi iklim yang tidak efektif akan berdampak terjadinya efek non linear peningkatan suhu. Kondisi itu, katanya,  mengakibatkan panas ekstrem kian intensif, kematian masif, sebagian besar daratan tropis tidak mungkin ditempati, curah hujan, banjir, kekeringan, gagal panen meningkat parah.

“Ketika kita capai (peningkatan suhu) 3 derajat celsius, ekosistem, manusia, infrastruktur tidak bisa lagi beradaptasi,” kata peneliti The Institute for Ecosoc Rights itu.

Merujuk laporan PBB, kegagalan mitigasi iklim bisa sebabkan peningkatan suhu hingga 3 derajat celsius tahun 2100. Dampaknya, gletser dan lapisan es di wilayah kutub dan pegunungan mencair lebih cepat dan sebabkan dua pertiga kota di dunia alami kenaikan permukaan air laut.

Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat dan pengambil kebijakan untuk sadar akan tanggung jawab manusia dalam menjaga, memelihara dan jadi bagian dari solusi krisis bumi. Apalagi Indonesia terbilang rentan hadapi bencana akibat krisis iklim.

“Bumi kita adalah yang akan pertama kena dampak, kalau kita tidak ambil sikap segera. Jadi vegan, hentikan pembunuhan, demi menyelamatkan bumi.” 

Bianto, pengusaha rumah makan vegan di Jakarta dan Bandung bilang, masyarakat perlu merefleksikan kembali dan mengenali akar kerusakan bumi, yakni eksploitasi lingkungan hidup dan praktik-praktik kekerasan pada hewan.

Dia menilai, pola konsumsi yang berdasarkan cara-cara kekerasan berdampak datangkan bencana hingga penyakit bagi banyak manusia. Sebagai gantinya, vegan menawarkan pola makan yang berdasarkan welas asih, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Istilahnya kalau orang sakit, sembuhkan dari akar masalahnya. Kalau kita makan tidak dari kekerasan, ramah lingkungan, nanti dengan sendirinya manusia jadi beda (lebih baik).”

Bianto, yang sejak 2009 jadi vegan, juga merasakan pengaruh positif bagi kesehaannya sejak mengubah pola makan dari hewani ke nabati. Karenanya, di tahun yang sama, dia putuskan bangun rumah makan vegan agar lebih banyak orang merasakan dampak positif itu.

“Dua puluh tahun lalu dipandang kurang gizi. Sekarang tidak. Orang tahu, pola makan vegan itu sehat.

Aksi damai dalam rangka menyambut hari vegan dunia, 2 November 2024. Foto: Arsip Dokumentasi Yayasan Maha Guru Ching Hai Indonesia

*****

Tempe, Makanan Asli Indonesia Favorit Para Vegan yang Mendunia

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|