- Bentang karst Wonogiri hadapi ancaman karena ada izin tambang batu gamping dan pabrik semen keluar di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng). Masyarakat pun was-was.
- Petrasa Wacana, Ketua Umum Masyarakat Speleologi Indonesia, Petrasa Wacana menegaskan dokumen kajian kelayakan lingkungan perlu dikaji. Karena secara umum wilayah itu masuk dalam kawasan bentang alam Karst Gunungsewu.
- Data produksi semen terus alami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, meski tren permintaan justru menunjukkan sebaliknya. Pada 2020-2023, misal, tren pasokan semen pada kisaran 62-65 juta ton per tahun. Bahkan, 2024 tembus hingga 85 juta ton.
- Pabrik semen di Karst Gunungsewu, tak hanya berdampak bagi lingkungan di kawasan karst juga pada pandangan dunia terhadap Karst Gunungsewu sebagai geopark dunia. Kawasan karst Gunungsewu berhasil mendapatkan status UNESCO Global Geopark pada 2023 dengan predikat green card. Status ini sudah kedua kalinya sejak penetapan sebelumnya pada 2015.
Bentang karst Wonogiri hadapi ancaman karena ada izin tambang batu gamping dan pabrik semen keluar di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng). Masyarakat pun was-was.
Rencana pendirian itu terungkap menyusul dokumen kelayakan lingkungan hidup terbit 5 Juli lalu. Dalam dokumen yang Pemerintah Jateng tetapkan, izin kepada PT Anugerah Andalan Asia (Anugerah), dengan kapasitas maksimal 4,5 juta ton semen per tahun.
Dalam dokumen itu, luas konsesi tambang semen 123,32 hektar, tersebar di tiga desa, yakni, Watangrejo, Suci, dan Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro.
Selain pendirian pabrik semen, izin sama tambang batu gamping–sebagai bahan semen—kepada PT Sewu Surya Sejati dengan kapasitas usaha maksimal 4,2 juta ton gamping per tahun pada lahan 186,13 hektar.
Cakupan lahan yang akan ditambang itu meliputi Desa Watangrejo, Suci, Gambirmanis, Joho dan Desa Petirsari, Kecamatan Pacimantoro. Seperti pada Anugerah, dokumen ini dibuat pada tanggal sama.
Kaji ulang
Petrasa Wacana, Ketua Umum Masyarakat Speleologi Indonesia mengatakan, pemerintah perlu mengkaji ulang dokumen itu karena lokasi izin berada pada kawasan bentang alam karst (KBAK) Gunungsewu.
“KBAK Gunungsewu adalah ekosistem penting karena berfungsi menyimpan air,” katanya.
Rencana pendirian pabrik semen di Wonogiri ini sudah lama menyeruak di Kecamatan Giriwoyo sekitar 2014. Saat penetapan KBAK Gunungsewu, katanya, wilayah ini justru sebagian besar keluar dari KBAK. Padahal, setelah diteliti lebih dalam banyak sekali gua, sungai bawah tanah, mata air, dan telaga.
“Saat ini, berpindah ke Kecamatan Pracimantoro, di selatan Desa Watangrejo, banyak sekali gua, ponor dan mata air. Kehadiran pabrik semen di Karst Gunungsewu jadi ancaman kawasan karst.”
Dia heran, pemerintah terus keluarkan izin pabrik semen. Padahal, katanya, Indonesia alami kelebihan pasokan semen. Dia juga ragukan, alasan buka pabrik dengan tujuan peningkatan ekonomi warga sekitar.
Merujuk data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), dari Kementerian PUPR, hingga kini, ada 17 perusahaan produksi semen. Rinciannya,13 perusahaan (76,5%) berstatus modal dalam negeri dan empat perusahaan modal asing (23,5%).
Data produksi semen terus alami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, meski tren permintaan justru menunjukkan sebaliknya. Pada 2020-2023, misal, tren pasokan semen pada kisaran 62-65 juta ton per tahun. Bahkan, 2024 tembus hingga 85 juta ton.
Situasi itu berbanding terbalik dengan permintaan pasar yang cenderung tak bergerak. Data periode sama, permintaan semen hanya antara 2,3-7,2 juta ton. Bahkan, 2024, permintaan semen hanya 2,1 juta ton.
“Kalau melihat data produksi sudah over, kita tidak butuh pabrik semen baru itu,“ katanya.
Untuk itu, sangat penting bagi pemerintah mengkaji kembali dokumen kelayakan yang terlanjur terbit.
Petrasa katakan, sepanjang pengalamannya mengawal isi pendirian pabrik semen di Indonesia, hampir pasti memicu konflik di masyarakat. “Belum pernah menemukan masyarakat di sekitar industri pertambangan jadi sejahtera,” katanya.
Geopark UNESCO
Pabrik semen di Karst Gunungsewu, tak hanya berdampak bagi lingkungan di kawasan karst juga pada pandangan dunia terhadap Karst Gunungsewu sebagai geopark dunia.
Kawasan karst Gunungsewu berhasil mendapatkan status UNESCO Global Geopark pada 2023 dengan predikat green card. Status ini sudah kedua kalinya sejak penetapan sebelumnya pada 2015.
Bahkan, Museum Karst di Kecamatan Pracimantoro, katanya, bisa jadi ikon bagi perlindungan kawasan karst. Termasuk tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian intensif kawasan karst, bukan cuma pajangan semata.
Menurut dia, kawasan karst juga bisa jadi kawasan sumber carbon pricing bagi tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Jadi, manfaat jasa lingkungan bisa lebih tinggi daripada tereksploitasi.
Petrasa menilai, sudah seharusnya pemerintah daerah perlu membangun portofolio kontribusi mitigasi perubahan iklim dari karst. Caranya, melalui mekanisme result base payment, yakni, melindungi kawasan karst dari kerusakan yang akan menghilangkan nilai manfaat.
“Terutama sebagai penyimpan air dan penyerap karbon,” katanya.
Himawan Kurniadi, dari Lingkar Keadilan Ruang menyoroti dampak kerusakan karst jauh lebih banyak dibandingkan keuntungannya. Tak ada urgensi, apalagi, Indonesia surplus semen.
“Ketersedian semen suplus ya, daya rusak akibat itu baik sekarang atau ke depan (lebih besar), mending dibatalkan.”
Meski lokasi rencana pabrik semen bukan termasuk KBAK tetapi tetap saja dalam bentang alam karst. Tetap berpengaruh terhadap kawasan karst secara keseluruhan.
“Meski bukan kawasan lindung (KBAK) tapi corak atau kemudian memang bentang karst jadi tetap berpengaruh. Misal, dengan air kalau dieksploitasi besar-besaran.”
Dia mengatakan, fungsi karst kalau sudah rusak tak akan bisa kembali. Secara ekonomi, katanya, bakal rugi besar, tak sebanding dengan rencana peningkatan ekonomi dengan ada industri baru di kawasan itu. Untuk itu, perlu kajian lebih serius, baik lingkungan maupun ekonomi jangka panjang.
“Secara ekonomi juga rugi karena betang alam rusak. Belum soal lahan pertanian dan air.”
Himawan mengingat sekitar 2009, pernah ada rencana pembangunan pabrik semen di Kecamatan Giriwoyo dan masyarakat menolak keras.
Dia menyayangkan, pemberian izin kali ini seperti mengulang apalagi lokasi tak jauh dari lokasi izin saat ini di Kecamatan Pracimantoro.
“(Dipikirkan) bagaimana daya rusak, seberapa besar dari eksploitasi karst. Karena kawasan karst yang harus dijaga fungsinya.”
Dalih pemerintah
Pada dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Kabupaten Wonogiri 2025-2045 memiliki visi sekaligus cita-cita ‘Wonogiri sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru yang Sejahtera, Maju, dan Berkelanjutan.’
Heru Utomo, Kepala Badan Perencanaan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Wonogiri mengatakan,
garis besar Wonogiri lima tahun ke depan berdasarkan rancangan teknis itu ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi baru.
“Kawasan industri baru di RTRW-nya di selatan. Wonogiri Selatan di sepanjang JJLS (jalan jalur lintas selatan) itu.”
KBAK Karst Gunungsewu di Wonogiri seluas 14.223 hektar meliputi lima kecamatan, terdiri dari Kecamatan Eromoko, Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo.
Heru mengatakan, KBAK Wonogiri ada yang tak penuh dalam satu kecamatan. Dia klaim, pengembangan pabrik di selatan Wonogiri akan sangat hati-hati. Perizinan, katanya, harus sinergi dengan kawasan karst yang sudah diatur RTRW, tak boleh melanggar.
********
Pabrik Semen Vs Keteguhan Orang Flores Pertahankan Ekologi Pulau Kecil