Ekspedisi Sisik Naga Temukan Bunga Langka di Hutan Purbalingga

16 hours ago 5
  • Purbalingga di Jawa Tengah memiliki perbukitan yang membentang dari Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Karanganyar, Karangjambu sampai Karangrejayang disebut Perbukitan Sisik Naga
  • Wilayah yang masih berupa hutan tersebut menyimpan keanekaragaman hayati tinggi
  • Ekspedisi Sisik Naga melakukan pendataan dan mendapati ada 74 spesies floradan 64 jenis fauna
  • Salah satu yang cukup mengejutkan adalah ditemukannya Rhizantes zippeliyang merupakan Family Rafflesiaceae.

Pagi jam 05.00 WIB pada Sabtu (26/10), sekitar 25 orang pegiat lingkungan dari berbagai latar belakang berangkat ke perbukitan di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng). Mereka tergabung dalam Tim Ekspedisi Sisik Naga.

Tim terdiri dari berbagai elemen. Di antaranya adalah pegiat lingkungan, ranger lokal serta mahasiswa pecinta alam yang juga peneliti dari Bio-Explorer Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Nama Ekspedisi Sisik Naga itu disematkan karena wilayah setempat memiliki topografi berbukit-bukit. Jika dilihat melalui google earth tampak seperti sisik-sisik naga. Oleh karena itu, pada kawasan tersebut disematkan nama ‘Perbukitan Sisik Naga’ yang merupakan benteng terakhir hutan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi di Purbalingga.

Puluhan pegiat yang mempedulikan lingkungan dan keanekaragaman hayati tidak sekadar berjalan menelusuri perbukitan Sisik Naga semata. Di sepanjang perjalanan, mereka melakukan penelitian dengan mengidentifikasi flora dan fauna yang ditemui.

“Ekspedisi Sisik Naga berawal dari Curug Karang yang berada di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. Kemudian berjalan menelusuri di sekitar Sungai Karang atau alur Tongsot. Pada hari pertama pada 26 Oktober silam, kami memulai jam 05.00 WIB hingga jam 15.00 WIB,”jelas Ketua Ekspedisi Sisik Naga Gunanto Eko Saputro saat berbincang dengan Mongabay Indonesia pada Senin (2/12).

Baca : Menjaga Hutan Gunung Slamet Agar Tak Jadi Silent Forest

Tim Ekspedisi Sisik Naga melakukan pendataan keanekaragaman hayati di wilayah perbukitan Purbalingga. Foto : Tim Ekspedisi Sisik Naga

Menurutnya, pada hari pertama ekspedisi, tim peneliti cukup kagum dengan penemuan-penemuan di lapangan. Karena selama perjalanan, tim mendapati keanekaragaman hayati yang kaya.

Tim ekspedisi mengeksplorasi perbukitan Sisik Naga adalah hutan membentang di utara Purbalingga dari Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Karanganyar, Karangjambu sampai Karangreja yang berbatasan dengan Banjarnegara, Pekalongan dan Pemalang. Dalam peta wilayah bisa juga disebut sebagai  Zona Serayu Utara yang berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.

Setelah seharian melaksanakan pendataan, tim ekspedisi beristirahat di perbukitan kawasan Sisik Naga. Keesokan harinya tepatnya pada Minggu (27/11), mereka kembali melakukan pendataan. Setelah beberapa saat bergerak, tim menemukan adanya bunga unik.

“Lokasinya berada di alur Tongsot di atas Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. Ada bunga seperti Rafflesia. Namun waktu itu belum mekar. Lokasinya pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl),” jelasnya.

Penemuan tersebut membuat tim cukup penasaran. Oleh karena itu, pihaknya kemudian mengontak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait dengan penemuan tersebut. “Jadi setelah lokasi ditandai, kami pastikan untuk datang kembali pada saat bungai tersebut mekar,”katanya.

Baca juga : Menjaga Keindahan Rafflesia dengan Ekowisata, Seperti Apa?

Tim Ekspedisi Sisik Naga menemukan bunga langka yakni Rhizantes zippeli. Foto : Tim Ekspedisi Sisik Naga

Gunanto mengatakan setelah dua hari ekspedisi, tim menyepakati untuk kembali datang guna melakukan perekaman visual pada saat bunga tersebut mekar. “Kami kembali datang pada 16 November, ternyata belum mekar. Baru setelah kedatangan tim yang ketiga, tepatnya pada 30 November, kami benar-benar mendapatkan visual sempurna mekarnya bunga itu,” katanya.

Ternyata, setelah diidentifikasi bunga tersebut berasal dari Keluarga Rafllesia. Sesudah diidentifikasi detail, bunga itu adalah Rhizantes zippeli. Bunganya cantik yang tumbuh tanpa batang, akar, daun serta tidak berfotosintesis. Spesies ini tumbuh karena sebagai parasit di akar tanaman Tertrastigma.

“Menurut kami penemuan ini cukup menarik, sebab, selama ini Family Rafflesiaceae dikenal lebih banyak tumbuh di Sumatera, jarang ada yang teridentifikasi di Pulau Jawa, tetapi ternyata ada di hutan Purbalingga,” ujarnya.

Dari referensi yang ada, Rhizantes zippeli termasuk tumbuhan langka dan dilindungi yang masuk dalam Apendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Artinya dilarang diperdagangkan dalam segala bentuk perdagangan internasional.

Salah satu peneliti Ekspedisi Sisik Naga, Ika Bhineka Lestari menambahkan, selain Rhizantes setidaknya ada 74 spesies flora, mulai dari tumbuhan bawah, semak, perdu, liana, sampai pohon yang teridentifikasi dalam ekspedisi. Pendataan dilakukan dengan analisis vegetasi untuk mendata struktur dan komposisi tumbuhan.

Baca juga : Rafflesia, Puspa Langka yang Mekar Sepanjang Musim

Bunga langka Rhizantes zippeli di Perbukitan Sisik Naga. Foto : Tim Ekspedisi Sisik Naga

“Kami melakukannya dengan metode line transek, tumbuhan di data komposisi semai, tiang, pancang dan pohon. Kemudian kita analisis dengan menghitung indeks keragaman, kemerataan, kekayaan jenisnya serta indeks nilai pentingnya,” ujar Ika dari Bio Explorer, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.

Rangkaian Ekspedisi Sisik Naga berhasil mengungkap lebih detail data dan fakta kekayaan alam hutan Purbalingga. Ada berbagai macam keanekaragaman hayati, flora dan fauna, yang teridentifikasi di kawasan hutan alam tersebut.  Menurutnya, hasil penelitian lapangan dalam rangkaian Ekspedisi Sisik Naga mengidentifikasi 64 jenis burung, 13 jenis mamalia, 15 jenis capung (odonata), 9 jenis katak (anura), dan 5 jenis reptil squamata di kawasan tersebut.

Peneliti lain Hijrah Utama yang juga penyuluh kehutanan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng menyebutkan bahwa sejumlah spesies yang ditemukan termasuk dalam kategori spesies terancam punah. Misalnya untuk burung ada Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Julang Emas (Rhyticeros undulatus), Pelatuk Kelabu Besar (Mulleripicus pulverulentus) atau Sikatan Cacing (Cyornis Banyumas).

“Dari 64 spesies, ada 7 jenis burung yang masuk kategori Status IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), yaitu, vulnerable (rentan), endangered species (genting), atau bahkan critically endangered (kritis),” paparnya.

Sedangkan dari jenis mamalia juga ada yang terancam punah seperti owa Jawa (Hylobates moloch), lutung (Trachypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), rekrekan (Presbytis fredericae), macan tutul (Panthera Pardus melas), serta trenggiling (Manis javanica). Selain itu, temuan capung (odonata), katak (anura), reptilia juga cukup melimpah.

“Dari pendataan ini membuktikan bahwa Kawasan Perbukitan Sisik Naga memiliki kekayaan dan keragaman flora dan fauna dengan kondisi alamnya masih relatif cukup terjaga,” tambahnya.

Baca juga : Hanya Rafflesia di Hati Sofi Mursidawati

Tim Ekspedisi Sisik Naga saat melakukan pendataan. Foto : Tim Ekspedisi Sisik Naga

Hijrah menegaskan bahwa temuan ini menunjukkan kekayaan dan keragaman fauna di Kawasan Perbukitan Sisik Naga. “Kondisi alam di kawasan ini masih relatif terjaga, yang memungkinkan flora dan fauna berkembang dengan baik,” lanjutnya.

Dengan adanya penemuan tersebut, terutama bunga Rhizantes zippelitim ekspedisi berharap supaya nantinya ada penelitian lebih lanjut. “Waktu kami berkoordinasi dengan BRIN terkait identifikasi, kami juga meminta supaya BRIN melakukan penelitian yang lebih komprehensif,” katanya.

Tim peneliti juga mengungkap adanya ancaman terhadap kawasan dengan kekayaan flora dan fauna yang tinggi tersebut.  Kelestarian alam menghadapi ancaman serius akibat perburuan dan penebangan liar, fragmentasi habitat, serta perambahan yang telah merambah hingga ke kawasan hutan lindung.

“Oleh karena itu, pendataan kekayaan flora dan fauna yang dilakukan oleh Ekspedisi Sisik Naga menjadi langkah penting untuk mendukung upaya kampanye pelestarian lingkungan,” tambahnya. (***)

Warna Putih, Apakah Ini Rafflesia Jenis Baru?

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|