Dirambah untuk Kebun Sawit, Ancaman Serius Suaka Margasatwa Rawa Singkil

11 hours ago 4
  • Hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil terus dilanda masalah. Salah satunya, pembukaan lahan sawit yang menyebabkan tutupan hutan di pantai barat Provinsi Aceh ini semakin berkurang.
  • Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK 6616/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Aceh, luas Rawa Singkil sekitar 188 hektar.
  • Direktur Aceh Wetland Foundation (AWF), Yusmadi menjelaskan perambahan Rawa Singkil khususnya di Aceh Selatan, untuk dijadikan kebun sawit sangat masif. Sangat tidak mungkin, masyarakat lokal membuka kebun diatas 10 hektar. Ini butuh banyak modal membuat kanal, terutama menyewa alat berat.
  • Rainforest Action Network (RAN) dan The TreeMap merilis bukti penggundulan Suaka Margasatwa Rawa Singkil untuk dijadikan kebun sawit, yang sejak 2016 telah kehilangan tutupan hutan mencapai 2.577 hektar.

Hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil terus dilanda masalah. Terutama, pembukaan lahan sawit yang menyebabkan tutupan hutan di pantai barat Provinsi Aceh ini semakin berkurang.

Pemerintah Indonesia menetapkan Rawa Singkil sebagai kawasan konservasi melalui Surat Keputusan Surat Menteri Kehutanan Nomor: 166/kpts-II/1997. Awalnya, luasnya 102.500 hektar.

Namun, luasan suaka margasatwa yang terletak di Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam, ini menjadi 82.374 hektar, berdasarkan Surat Keputusan MenLHK Nomor: SK.103/MenLHK-II/2015.

Lalu, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK 6616/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Aceh, luasnya sekitar 82.188 hektar.

Baca: 4.100 Hektar Hutan Gambut Rawa Singkil Rusak

Rawa Singkil merupakan hutan gambut yang menjadi bagian Kawasan Ekosistem Leuser. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Dalam Buku Profil dan Progres Pengelolaan 12 KPHK Non Taman Nasional (2015), dijelaskan bahwa kandungan karbon di atas dan di bawah permukaan kawasan Rawa Singkil mencapai 175,18 juta ton. Atau, setara dengan 642,91 juta ton CO2 yang diserap dari atmosfer, dengan nilai ekonomi mencapai Rp6,43 triliun.

Di kawasan hutan ini juga telah teridentifikasi 122 jenis tumbuhan berkayu, termasuk kayu kapur (Dryobalanops aromatica) yang langka. Sedangkan jenis-jenis satwa yang ditemukan adalah gajah, harimau, dan orangutan sumatera dengan rata-rata kepadatan 3,4 individu di setiap kilometer per segi.

“Masyarakat lokal bergantung dari Rawa Singkil untuk menangkap ikan, belut, dan madu,” jelas laporan tersebut.

Baca: Rawa Singkil, Habitat Orangutan Sumatera yang Terancam Perambahan

Beginilah kondisi SM Rawa Singkil yang terbakar. Wilayah ini secara terang-terangan dirambah. Foto diambil 13 Juni 2017. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Minim Penertiban

Direktur Aceh Wetland Foundation (AWF), Yusmadi menjelaskan perambahan Rawa Singkil khususnya di Aceh Selatan, untuk dijadikan kebun sawit sangat masif.

“Kami juga menemukan adanya jual beli lahan di sana,” terangnya, Selasa (3/12/2024).

Yusmadi tidak percaya, jika perambah hanya masyarakat kecil yang tidak memiliki lahan.

“Sangat tidak mungkin masyarakat lokal membuka kebun diatas 10 hektar. Ini butuh banyak modal membuat kanal, terutama menyewa alat berat.”

Sebagai informasi tambahan, surat Bupati Aceh Selatan, Tgk. Amran, Nomor: 590/724 tanggal 6 Agustus 2022, yang ditujukan kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pj. Gubernur Aceh, dan Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh, mengusulkan perubahan status kawasan hutan Rawa Singkil menjadi areal penggunaan lain (APL) seluas 9.372,18 hektar. Lokasinya, di Kecamatan Trumon seluas 8.877.67 hektar dan di Kecamatan Trumon Timur sekitar 494.51 hektar.

Baca: Sisi Menawan Rawa Singkil yang Luput Perhatian

Suaka Masgasatwa Rawa Singkil yang luasnya 82 ribu hektar, berada di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. Foto drone: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Bukti Penggundulan

Rainforest Action Network (RAN) dan The TreeMap merilis bukti penggundulan Suaka Margasatwa Rawa Singkil untuk dijadikan kebun sawit, yang sejak 2016 telah kehilangan tutupan hutan mencapai 2.577 hektar.

RAN dan The TreeMap, sejak Juni hingga September 2024, memantau kawasan tersebut menggunakan satelit Pléiades Neo dari Airbus agar mendapatkan citra resolusi tinggi (30 cm).

“Untuk pertama kalinya, citra satelit yang akurat dan rinci memotret pohon-pohon sawit di Rawa Singkil,” kata Dr. David Gaveau, dari The TreeMap, Senin (11/11/2024).

Direktur Kebijakan Kehutanan di RAN, Gemma Tillack mengatakan, hasil citra satelit itu dikombinasikan dengan citra resolusi sangat tinggi (80 cm) dari Juni 2016, yang dipotret TripleSat, 21 AT, dan dengan citra resolusi tinggi (5 m) dari Desember 2020 melaui Planet/NICFI.

“Data-data tersebut dapat mengukur tingkat deforestasi terkini dan melacak luas perkebunan sawit ilegal yang beroperasi di Rawa Singkil,” jelasnya.

Gemma mengatakan, analisis TreeMap mengungkap bahwa 2.577 hektar hutan telah ditebang sejak Juni 2016, dengan 1.915 hektar hilang setelah batas waktu deforestasi Uni Eropa pada 31 Desember 2020.

“Total, 652 hektar perkebunan sawit aktif, termasuk 453 hektar yang saat ini berproduksi. Ini sebuah tanda bahwa sawit ilegal sudah beredar di rantai pasokan internasional,” ujarnya.

Baca juga: Laporan RAN: Sawit Ilegal di Rawa Singkil, Diindikasikan Digunakan Perusahaan Makanan Ringan Dunia

Peta yang menunjukkan deforestasi yang terjadi di Rawa Singkil. Peta: RAN/The TreeMap

Direktur Jenderal Gakkum KLHK, Rasio Ridho Sani, dikutip dari Katadata, mengatakan pemerintah tengah melakukan operasi di Rawa Singkil untuk melihat situasi dan kondisi lapangan.

“Ada tiga calon tersangka dan kami sudah proses penyelidikan,” ujarnya, Selasa (12/11/2024).

Dia mengatakan, KLHK telah menyelidiki kasus deforestasi di Rawa Singkil sejak beberapa bulan lalu.

“Kami lakukan tindakan tegas. Pengawasan lebih ketat akan dilaksanakan,” ujarnya.

Deforestasi Rawa Singkil Tertinggi di Aceh, Ancaman Serius Habitat Orangutan Sumatera

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|