Apakah Tanaman di Pekarangan Mengundang Kehadiran Ular?

1 week ago 26
  • Apakah ular takut dengan garam? Benarkah ada tanaman yang bisa mengundang ular ke pekarangan, atau mengusirnya?
  • Secara spesifik, tanaman tidak mengundang ular, tapi memberi ruang untuk ular berlindung. Beberapa tanaman memang mengeluarkan aroma, dari bunga atau secara alami. Tapi, itu bukan senyawa yang mempunyai daya tarik terhadap Lebih memberikan relung tempat ular bersembunyi.
  • Alasan ular mengunjungi tanaman jenis tertentu, bukan karena bau-bauan. Namun, boleh jadi karena cocok untuk bersembunyi, atau mungkin ada makanan. Misal, ular hijau cenderung tinggal di pepohonan hijau. Dia tidak akan memilih tanaman berdaun cokelat karena pasti keberadaannya mudah dikenali. Apalagi, pada dasarnya ular adalah satwa elusif dan tidak suka terekspos.
  • Amir menuturkan, agar ular tidak mendekati perumahan, lebih baik menjaga kebersihan lingkungan. Pastikan tempat sampah dalam keadaan tertutup. Sisa makanan di dalamnya akan mengundang tikus dan tikus itu makanan ular. Jangan sediakan ruang untuk ular bersembunyi atau berkembang biak.

Ular bergerak dalam senyap. Bisa muncul di mana saja, termasuk di pekarangan rumah.

Cara hidupnya juga terbilang aneh. Mangsa ditelan bulat-bulat, sering menjulurkan lidah, dan bisa berganti kulit.

Imajinasi kita yang begitu kuat tentang ular, menciptakan banyak mitos. Misal, apakah ular takut dengan garam? Atau, benarkah ada tanaman yang bisa mengundang atau mengusir ular?

“Sebenarnya tanaman itu bukan secara spesifik mengundang ular, tapi memberi ruang untuk ular berlindung. Beberapa tanaman memang mengeluarkan aroma, dari bunga atau secara alami. Tapi, itu bukan atraktan atau senyawa yang mempunyai daya tarik terhadap ular. Lebih memberikan relung tempat mereka bersembunyi,” terang Amir Hamidy, herpetologis BRIN, kepada Mongabay, Senin (24/2/2025).

Kemunculan ular di perkotaan cukup sering terjadi. Sebuah penelitian (2021) yang menghimpun laporan dari media massa, media sosial, beserta wawancara di Jakarta dan sekitarnya, mendapati 656 laporan perjumpaan ular dari Januari 2015 hingga Agustus 2019.

“Ular yang paling banyak ditemukan adalah ular tidak berbisa dari Famili Colubridae, Cylindrophiidae, Pareatidae, Pythonidae, dan Xenopeltidae; dan didominasi ular sanca batik (56,4%). Namun, kategori ular berbisa juga banyak ditemukan (n=245), didominasi kobra jawa (83,3%),” tulis Ira Khoerunisa, dalam laporan yang dimuat Media Konservasi, IPB, 2021.

Baca: Satwa-satwa Pemburu Ular Kobra: Siapa Mereka?

Ular pipa ini tidak berbisa, kerap ditemukan di perumahan warga yang berdekatan sawah, kawasan lembab, dan tanah gembur. Ini merupakan bentuk kepala ular pipa [Cylindrophis ruffus]. Foto: Wikimedia Commons/Wibowo Djatmiko/CC BY-SA 3.0

Alasan ular mengunjungi tanaman

Ada beberapa jenis tanaman yang selama ini dianggap menarik perhatian ular. Sebut saja, anggrek, serai, melati, bambu, juga mint. Namun, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan tanaman tersebut mampu mengundang kehadiran ular.

“Ular sebenarnya tidak tertarik pada atraktan aromatik apa pun. Tapi, mereka bisa mendeteksi bau feromon yang dihasilkan jenis yang sama saat musim kawin. Kalau betina mengeluarkan feromon, jantan akan mengikuti bau khas dari kelenjar mereka. Jadi, tumbuhan tidak punya feromon untuk menarik ular,” ungkap Amir, yang juga peneliti utama pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN.

Alasan ular mengunjungi tanaman jenis tertentu, bukan karena bau-bauan. Namun, boleh jadi karena cocok untuk bersembunyi, atau mungkin ada makanan. Misal, ular hijau cenderung tinggal di pepohonan hijau. Dia tidak akan memilih tanaman berdaun cokelat karena pasti keberadaannya mudah dikenali. Apalagi, pada dasarnya ular adalah satwa elusif dan tidak suka terekspos.

“Kalau tumbuhan menyediakan shelter untuk tikus, bajing, serangga, atau burung yang jadi mangsa ular, ya wajar kalau ular datang. Tikus tertarik ke sampah, misalnya. Ular akan datang ke situ juga.”

Baca: Mengenal 10 Ular Terbesar di Dunia

Ular kobra bisa beradaptasi dengan baik pada habitatnya dan sering terlihat di permukiman warga. Foto: Pixabay/beatebasenau/Free to use

Ular mungkin terganggu dengan bau-bauan dari tanaman seperti bau pohon pinus. Namun, ketika bau itu hilang ular akan kembali bersikap biasa. Ular tidak tertarik atau takut hanya karena bau tersebut.

Ada juga yang masih percaya menabur garam di halaman rumah bisa mencegah atau mengusir ular. Orang menyangka, jika tubuh ular terkena garam maka akan membuatnya sakit.

“Tubuh ular itu bersisik, tidak seperti bakteri yang membrannya permeabel dan bisa menyerap cairan garam. Ular tidak berefek apa-apa dengan garam. Garam, ijuk, segala macam itu tidak berguna untuk mengusir ular,” jelasnya.

Amir menuturkan, agar ular tidak mendekati perumahan, lebih baik menjaga kebersihan lingkungan. Pastikan tempat sampah dalam keadaan tertutup. Sisa makanan di dalamnya akan mengundang tikus dan tikus itu makanan ular. Jangan sediakan ruang untuk ular bersembunyi atau berkembang biak.

Misalnya, membiarkan tumpukan kardus, batu, atau barang tak terpakai lain di sekitar rumah. Mengepel lantai rumah dengan cairan pel beraroma menyengat, juga bisa mencegah ular mendekati rumah.

“Hewan peliharaan seperti kucing kampung bagus untuk menjaga rumah. Dia punya respons cepat terhadap hewan kecil termasuk ular. Refleks kucing lebih baik dibanding anjing. Anjing membabi buta menyerang ular yang berbisa atau tidak dan sering menjadi korban. Sementara kucing, punya kecepatan lebih bagus dalam menangkis serangan ular.”

Kamar mandi yang lembab, hangat, tanpa ventilasi, juga harus diwaspadai.

“Sebab, suhu yang disukai ular untuk menetaskan telur mirip suhu kamar mandi yang demikian.”

Baca: Ular Kobra Masuk Rumah Warga, Fenomena Apa?

Ular boiga cokelat, termasuk ular berbisa menengah dan bertaring belakang. Foto: Asep Ayat

Menghindar bila bertemu ular

Ada kalanya kita bertemu ular meski tidak menginginkannya. Mitos yang berkembang, bertemu ular adalah bentuk kesialan, maka harus disingkirkan. Memang, ada jenis ular berbisa yang jika kita terkena gigitannya dapat menyebabkan kematian. Namun, sebenarnya jumlah ular berbisa sangat sedikit dibanding yang tidak.

Untuk itu, Amir menyarankan menghindar saja. Di Jawa, dari seluruh spesies ular darat, hanya lima persen yang berbisa.

“Tidak perlu dibunuh. Orang membunuh semua ular karena takut dan kurang paham identifikasi. Padahal, ular penting bagi ekosistem sebagai pengendali tikus karena jadi hama dan pembawa penyakit,” ungkapnya.

Namun jika sampai tergigit ular, maka pertolongan pertama sangat menentukan keselamatan korban. Perihal ini juga masih banyak mitos yang beredar. Misalnya, dengan mengisap bagian yang tergigit, atau membaluri dengan ramuan tertentu. Ada panduan WHO untuk penanganan gigitan ular yang bisa diikuti.

“Cara lama seperti mengeluarkan darah, memotong, atau mengikat itu tidak direkomendasikan karena memicu infeksi. Lebih baik dibidai dan segera dibawa ke fasilitas medis. Di sana, dokter akan mengawasi gejala sistemik untuk selanjutnya diberikan antivenom. Penting untuk tahu, rumah sakit rujukan terdekat yang punya stok antivenom.”

Baca juga: Uniknya Ular Pipa, Ular Kepala Dua yang Melahirkan Anak

Ular welang [Bungarus fasciatus] yang berbisa tinggi sekaligus predator alami ular. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

Ular berbisa menyerang darah dan sistem syaraf. Namun, produksi antivenom di Indonesia masih kurang. Sebenarnya ada 77 jenis ular berbisa di Indonesia, yang membutuhkan antivenom masing-masing.

Namun menurut Amir, kita bisa memproduksi antivenom yang setipe. Selama ini, antivenom yang diproduksi di Indonesia adalah polivalen untuk tiga spesies paling umum. Yaitu, kobra jawa, welang, dan ular tanah.

“Untuk monovalen, khusus yang satu jenis, pasti lebih efektif.”

Soal lainnya, masih kerap dijumpai stok antivenom kosong padahal kecepatan penanganan terhadap korban adalah kunci. Kadang, antivenom untuk jenis ular tertentu harus didatangkan dari luar negeri dengan harga sangat mahal. Akhirnya, sistem kesehatan yang rapuh membuat korban yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan tidak terselamatkan.

Urusan King Kobra dan Kobra, Amir Hamidy Pakarnya

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|