Alap-alap Kawah, Burung yang Kecepatannya Melebihi Balapan Formula 1

2 weeks ago 30
  • Alap-alap kawah atau Peregrine Falcon (Falco peregrinus), mampu menangkap mangsa dengan kecepatan sekitar 300 km per jam. Ini bahkan lebih cepat dari rata-rata balapan mobil Formula 1.
  • Bersama elang dan burung hantu, alap-alap kawah merupakan predator puncak dalam dunia burung. Bedanya, alap-alap kawah adalah spesialis pemangsa burung sehingga perlu strategi jitu saat berburu.
  • Alap-alap kawah pernah menghadapi masalah pada 1970-an. Populasinya menurun karena telur yang dihasilkan banyak pecah. Cangkangnya berubah tipis sehingga tidak cukup kuat melindungi bakal individu burung. Rupanya, burung ini telah tercemar DDT, senyawa kimia dalam obat racun hama.
  • IUCN memberikan statusnya Least Concern (LC) atau Berisiko R Populasinya di seluruh dunia diperkirakan dalam kisaran 100-500 ribu individu.

Urusan kecepatan, serahkan saja pada alap-alap kawah atau Peregrine Falcon (Falco peregrinus). Dia mampu menangkap mangsa dengan kecepatan sekitar 300 km per jam. Ini bahkan lebih cepat dari rata-rata balapan mobil Formula 1.

Bersama elang dan burung hantu, alap-alap kawah merupakan predator puncak dalam dunia burung. Bedanya, alap-alap kawah adalah spesialis pemangsa burung sehingga perlu strategi jitu saat berburu. Sebab saat burung diburu, bisa saja melakukan manuver untuk menyelamatkan diri. Namun alap-alap kawah punya jurus pamungkas. Dia adalah pemburu paling efektif dan presisi di dunia hewan.

Begitu melihat sekumpulan mangsa potensial dari jarak jauh, misalnya jalak, salah satu strateginya adalah terbang ke atas lalu berbalik. Selanjutnya, dia menukik sembari mengepakkan sayap untuk menambah kecepatan.

Sulit bagi jalak untuk bermanuver menghindari serangan kejut seperti ini. Dengan desain sayap terbang cepat, alap-alap kawah kemudian menarik kedua sayapnya ke dalam yang membuatnya meluncur dalam kecepatan penuh.

“Sebuah bentuk luar biasa yang membelah udara dan kecepatannya lebih dari 200 mil (321,8 km) per jam,” kata David Attenborough dalam sebuah narasi video untuk Smithsonian Channel.

Sebelum serangan terakhirnya, dia akan merentangkan sayap untuk sedikit memperlambat kecepatan. Sejurus kemudian, satu dari beberapa individu jalak yang terbang dalam kawanan itu, sudah dalam cengkeramannya.

Baca: Inilah Hewan-hewan Tercepat di Darat, Laut, dan Udara

Alap-alap kawah atau Peregrine Falcon yang mampu menangkap mangsa dengan kecepatan sekitar 300 km per jam. Foto: Wikimedia Commons/Juan Lacruz/CC BY-SA 3.0

Populasi di Alam Liar

Alap-alap kawah diketahui hidup di semua benua, kecuali Antarktika, dan memilih tinggal di tempat tinggi seperti tebing, pohon, bahkan gedung pencakar langit. Mengikuti keberadaan mangsa, serta kemampuan adaptasinya yang luar biasa, membawa alap-alap kawah dari lingkungan yang tenang ke kota-kota besar yang dihuni banyak burung. Misalnya, merpati yang bisa dijumpai di banyak kota besar di dunia seperti Milan atau New York.

“Perilaku burung ini sangat suka bermigrasi di wilayah beriklim sedang dan Arktik, berpindah dari Amerika Utara ke Amerika Selatan, Eropa ke Afrika, dan Asia utara ke Asia selatan dan Indonesia,” tulis BirdLife International dalam laporan untuk penilaian IUCN atas status burung yang memiliki panjang sekitar 40 cm hingga 50 cm ini.

IUCN memberikan statusnya Least Concern (LC) atau Berisiko Rendah. Populasinya di seluruh dunia diperkirakan dalam kisaran seratus hingga lima ratus ribu individu.

Namun, alap-alap kawah pernah menghadapi masalah pada 1970-an. Populasinya menurun karena telur yang dihasilkan banyak pecah. Cangkangnya berubah tipis sehingga tidak cukup kuat melindungi bakal individu burung. Rupanya, burung ini telah tercemar DDT, senyawa kimia dalam obat racun hama. Dia makan burung pemakan serangga yang terkontaminasi DDT.

Mengutip Sciencenews, semenjak DDT dilarang pada 1972, populasinya mulai pulih. Terutama, berkat penangkaran spesies ini yang kemudian dilepasliarkan sekitar enam ribu individu, sejak 1974.

Baca: Fakta Unik Burung Nasar, Makan Jenazah Manusia pada Ritual “Sky Burial” di Tibet

Alap-alap kawah yang dipotret secara dekat. Foto: Wikimedia Commons/Greg Hume/CC BY-SA 3.0

Burung Luar Biasa   

Alap-alap kawah memiliki struktur tubuh aerodinamis, otot kuat, serta sayap panjang dan sempit yang membuatnya melesat bak peluru. Adaptasi fisiologis ini, membawanya masuk ke kelompok predator elit.

“Sayapnya memiliki bentuk sangat khusus. Ujungnya runcing dan bengkok ke belakang. Jika ujung sayapnya tumpul, maka udara berputar di ujung membentuk jejak turbulensi yang bertindak seperti rem yaitu memperlambat laju terbang. Sementara, ujung yang runcing dan sayap yang ditarik rapat ke arah tubuh membuat turbulensi mengecil dan posturnya lebih ramping,” jelas David Attenborough.

Burung ini juga dilengkapi penglihatan jarak jauh istimewa. Dia mampu mendeteksi keberadaan mangsa sekitar 1 mil atau sekitar 1,6 km. Selain itu, alap-alap kawah punya kedipan visual mengesankan, yang membuatnya mampu bereaksi sangat cepat.

Manusia maksimum melihat 50 hingga 60 Hz (kedipan per detik). Di bioskop, kecepatan gambar 25 per detik sudah cukup membuat manusia melihatnya sebagai film dan bukan gambar diam. Bayangkan, alap-alap Peregrine memiliki penglihatan 129 Hz, menurut sebuah penelitian yang dikutip dari Sciencedaily.

Jika memungkinkan, dia akan mengejar burung yang terbang di hadapannya. Kadang burung bisa berkelit meski terbangnya kalah cepat. Jika gagal, alap-alap kawah menerapkan strategi kedua, yaitu menghujami mangsa dengan cakaran dari langit. Bebek yang sedang beristirahat di daratan tak luput dari serangannya.

“Menukik mulai dari 300 hingga 3.000 kaki (91,44 m hingga 914,4 m) di atas mangsanya dan berakhir dengan memukul cukup keras dengan kaki untuk membuatnya pingsan atau mati,” tulis penjelasan situs CornellLab, terkait caranya melumpuhkan mangsanya.

Tentu saja korbannya tak sempat menyadari apa yang terjadi. Kejadian luar bisa di alam liar.

Ilmuwan Bongkar Mitos: Dodo Bukan Burung Bodoh

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|