Tambang Emas Indonesia: Harga Emas Naik, Lingkungan Runtuh

3 weeks ago 23
Portal Liputan News Sekarang Cermat Online
  • Harga emas berada pada rekor tertinggi sepanjang sejarah. Fluktuasi harganya terus menanjak sejak akhir 2023. 
  • Tapi di sisi lain, tambang emas menciptakan ketidakadilan lingkungan dan masyarakat Indonesia. Banyak tambang emas membabat habis hutan, mencemari sungai hingga perampasan lahan. 
  • Kencana akibat limbah merkuri, longsor, banjir dan konflik sosial menjadi harga yang perlu dibayar dalam mencetak satu gram emas murni. 
  • Cerita-cerita perjuangan masyarakat tersaji di balik gemerlapnya kenaikan harga emas pada tingkat dunia, bagaimana masyarakat yang berada di sekitar tambang emas?

Lonjakan harga emas terus terjadi di setiap harinya dalam tiga tahun terakhir. Fenomena ini memicu animo masyarakat untuk berburu logam mulia, bahkan ratusan warga rela mengantri panjang di butik-butik emas. Namun di balik gemerlapnya emas batangan, tambang emas menyimpan cerita kelam: kerusakan hutan, perampasan ruang hidup hingga kriminalisasi warga. 

Sejak akhir 2023 hingga Maret 2025, harga emas meningkat hingga 40%. Puncaknya pada April 2025, menjadi harga tertinggi dalam sepanjang masa. Indonesia masuk dalam 10 negara penghasil emas di dunia dengan produksi sekitar 100 metrik ton pada 2024. 

Kawasan Grasber, Kabupaten Mimika, Papua menjadi daerah pertambangan emas terbesar di Indonesia yang dikelola PT Freeport. raksasa tambang asal AS dan Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Produksinya mencapai 1,86 juta ons pada 2024 lalu dari total cadangan mencapai 23,9 juta ons. 

Emas muliaHarga logam emas mulia terus naik. Banyak masyarakat antri untuk bisa mendapatkannya di Butik Emas Antam. Foto: Lusia Arumingtyas/ Mongabay Indonesia

Emas Indonesia di mata dunia

Data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat beberapa provinsi Indonesia yang menghasilkan emas terbesar. Yakni, Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat; Gosowong, Maluku Utara; Pujon, Kalimantan Tengah; dan Tujuh Bukit, Banyuwangi. Wilayah lainnya tersebar di Bengkulu, Jambi, Banten, Sulawesi, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara dan sebagainya. 

Menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), cadangan emas Indonesia mencapai 2.600 metrik ton pada 2023. Jumlah tersebut setara dengan 4,4% dari cadangan emas di dunia. 

Meski posisi Indonesia sangat strategis dalam peta emas dunia, tapi bicara masa depan, tak hanya sebatas cadangan emas tersisa. Tapi juga bagaimana negara ini bisa mengelola sumber daya tersebut dengan berkelanjutan dan adil. Baik terhadap masyarakat dan juga lingkungan.

Tahukah kamu dibalik gemerlapnya harga emas ini, ada pembabatan hutan, kriminalisasi masyarakat, pencemaran lingkungan dan perampasan ruang hidup masyarakat. Berikut cerita lingkungan dari beberapa daerah sekitar tambang emas di Indonesia:

Hutan dan lingkungan rusak akibat pertambangan emas ilegal di Aceh Barat. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

1. Tolak tambang emas, pejuang lingkungan dipenjara

Masih ingat cerita Budi Pego, pejuang lingkungan di Banyuwangi? Dia menjadi salah satu petani sekaligus pejuang lingkungan yang lantang untuk menolak tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi pada 2017 lalu. Dia dijatuhi hukuman 10 bulan penjara. 

Bahkan pada 2023 lalu, Budi Pego digelandang ke tahanan, meski akhirnya dibebaskan. Kasus kriminalisasi aktivis tambang, Budi Pego selalu tak jelas, tuduhan yang dilayangkan penuh rekayasa dan tanpa barang bukti yang jelas. Budi Pego sejak lama menolak tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk., melalui anak perusahaan, PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) yang beroperasi di Gunung Tumpang Pitu. 

Pasalnya, tambang emas berdampak bagi lingkungan dan ruang hidup masyarakat. Sebagian warga di sana berprofesi sebagai petani, nelayan dan jasa wisata di Pulau Merah. Kehadiran tambang menyebabkan frekuensi dan intensitas banjir dalam satu dekade terakhir meningkat. Ini menyebabkan gagal panen dan sedimentasi di perairan laut. 

Aksi solidaritas warga Banyuwangi tolak tambang emas Tumpang Pitu, PT Bumi Suksesindo, kala sidang putusan Budi Pego di PN Banyuwangi, Selasa (23/1/18). Foto: RZ Hakim/ Mongabay Indonesia

2. Tambang emas terbesar di Mimika, Papua

Pemerintah Indonesia dan PT Freeport Indonesia (Freeport) sepakat untuk divestasi saham bisnis pertambangan emas di Pegubungan Grasberg, di Papua pada 2018. Melalui kesepakatan itu, pemerintah Indonesia dapat memperoleh 51% saham perusahaan Freeport. Namun, kesepakatan ini bukanlah sebuah jawaban bagi keresahan masyarakat dan lingkungan Papua. 

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai kabar ini hanya istimewa bagi pemegang kepentingan, sedangkan bagi masyarakat bukanlah kabar baik. Mereka sudah ‘dijajah’ oleh Freeport dan perjanjian ini tidak memberikan manfaat apapun kepada mereka. Jatam menemukan 22 kegiatan dan operasi Freeport yang melanggar analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) setidaknya sejak 1991.

Mulai dari perampasan lahan masyarakat, kerusakan dan pencemaram lingkungan, hingga pelanggaran HAM menjadi penderitaan masyarakat Papua. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Papua turut meminta pemerintah untuk mendesak perusahaan memulihkan lingkungan karena nilai divestasi bukan hal besar dibandingkan penderitaan masyarakat.

Ekspansi Freeport-McMoran, tambang emas raksasa Amerika Serikat kini merambah Kalimantan. Foto: Rhett A. Butler

3. Tambang emas Sukabumi redam sawah warga

Banjir pada petakan sawah petani Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berwarna kecoklatan dan bercampur lumpur. Sungai sekitar mengalir deras berwarna kecoklatan. Para petani harus terpaksa merasakan dampak dari operasi tambang emas PT Golden Pricindo Indah (GPI).

Lokasi PT GPU berada di wilayah perbukitan. Mereka mengeruk hutan, tapi pencemaran limbah terbuang hingga ke hilir dan mencemari sawah warga. Ada sekitar 40-50  hektar sawah terdampak dari pencemaran tambang emas. Para petani khawatir sawah mereka rusak dan gagal panen akibat aktivitas tambang.

Pada Desember 2024 lalu, banjir bandang dan tanah longsor yang sempat melanda Sukabumi dan menjadi dampak dari pembukaan lahan untuk  tambang emas. Ribuan rumah rusak, enam orang meninggal, dan tiga orang hilang. 

Sawah petani tercemar operasi tambang emas. Foto: Walhi Jabar

4. Sangihe, pulau kecil terhimpit tambang emas

Sangihe merupakan daerah di Indonesia dengan potensi perikanan yang besar. Potensi pelagis kecil 323.400 ton, pelagis besar 1.062 ton, dan tongkol 18.505 ton. Kepulauan Sangihe yang memiliki 137 pulau itu juga memiliki sejumlah pulau eksotis dengan potensi wisata. Sayang, potensi tersebut dapat hilang akibat kehadiran tambang emas. 

Sebelumnya, PT Tambang Mas Sangihe (TMS) peroleh konsesi seluas 42.000 hektar yang mencakup 80 desa. Kehadiran tambang menerima penolakan keras dari warga sekitar yang ingin menggugat hukum. Walau Mahkamah Agung (MA) telah memberi putusan pembatalan operasi, deru suara tambang tetap tidak berhenti menghancurkan pulau-pulau Sangihe.

Kehadiran tambang ilegal telah merubah warna pulau Sangihe sepenuhnya. Sangihe kehilangan hamparan bukit hijau mereka. Biru air laut mereka telah menjadi coklat kemerahan akibat limbah dari tambang. 

Koalisis Save Sangihe Island bersama perwakilan warga Sangihe, aksi di Jakarta, menuntut pencabutan izin perusahaan tambang emas, PT TMS. Foto: Rabul Sawal/ Mongabay Indonesia

5. Tambang emas illegal di Aceh 

Tambang Emas ilegal menjadi masalah besar bagi masyarakat Aceh. Banyak ditemukan kegiatan mereka yang menggunakan alat berat di beberapa tambang. Kegiatan ini merusak hutan, kebun, dan mencemari sungai mereka.

Walhi Aceh, mencatat bahwa setiap tahunnya pertambangan emas di Aceh selalu meluas. Peningkatan seringkali menjelang pesta politik seperti pada Januari 2024 dan Agustus 2024. Berdasarkan Walhi, luas tambang emas di Aceh tahun 2023 mencapai 6.805 hektar. Sementara dari Januari – Oktober 2024 luas mereka meningkat menjadi 8.107 hektar.

Tambang emas turut akan menjadi mimpi buruk dalam kehidupan masyarakat Kemukiman Pameu, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Dampaknya kerusakan hutan akibat tambang, kebun, dan pencemaran sungai akan berdampak pada kehidupan mereka yang bergantung pada alam. Warga kini berusaha menolak pembukaan tambang yang akan dilakukan oleh PT Pegasus Mineral Nusantara.

Sampai kapan tambang emas ilegal di Aceh Barat yang berdampak pada rusaknya hutan dan tercemarnya sungai terjadi? Foto drone: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

6. Tambang emas hilangkan sungai di Jambi

Desa Sungai Telang, Kecamatan Batin III Ulu, Bungo, Jambi harus kehilangan sungai mereka. Sungai Batang Bungo yang menjadi sumber air bagi warga kini keruh dan berlumpur. Kondisi ini menjadi dampak dari tambang emas ilegal yang marak di kawasan tersebut. 

Sungai bukan satu-satunya korban dari kehadiran tambang emas ilegal. Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi telah mencatat, bahwa pada akhir 2023 setidaknya 3.642 hektar hutan lindung harus rusak karena tambang ilegal. 

Investasi emas yang marak menjadi pilihan masyarakat harus dibayar oleh kesehatan lingkungan Indonesia. Maka apabila kamu juga ingin melakukan investasi emas, sebaiknya kamu juga turut berkontribusi untuk berisik  kepada perusahaan tambang emas agar bertanggung jawab terhadap lingkungan Indonesia. 

Jika investasi ini menjadi tren, penting adanya kesadaran ekologis bagi kita para investor untuk turut bersuara. Sebagai warga negara, kita berhak tahu dan mendesak pemerintah untuk mengawasi kinerja pertambangan ini. Serta mendesak perusahaan untuk transparan.

(*****)

*Bernardino Realino Arya Bagaskara, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rio aktif sebagai jurnalis di pers mahasiswa Teras Pers. Dia memiliki minat pada isu sosial kemasyarakatan, termasuk lingkungan.

Tambang Emas Rusak Ruang Hidup Petani Sukabumi

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|