Kapulaga, Rempah “Ajaib” Asli Indonesia

5 hours ago 1
  • Kapulaga, yang dijuluki sebagai Ratu Rempah, banyak diminati di mancanegara, mulai dari Eropa, Asia, hingga Amerika.
  • Kapulaga merupakan rempah termahal nomor tiga di dunia. Permintaan yang meningkat dari industri kuliner, farmasi, dan kosmetik, sementara pasokan yang terbatas dan rentan, menjaga harga kapulaga tetap tinggi.
  • Harga kapulaga yang mahal sebanding dengan khasiat dan manfaat yang terkandung didalamnya. Selain menjadi penyedap rasa yang luar biasa dalam berbagai masakan. Rempah ajaib ini juga menyimpan segudang khasiat kesehatan.
  • Di Indonesia terdapat dua jenis kapulaga yaitu kapulaga lokal atau kapulaga jawa (Amomum compactum Soland ex. Maton) dan kapulaga sabrang atau kapulaga sejati (Elettaria cardamomum (L.) Maton). Kapulaga jawa merupakan spesies endemik Jawa Barat dan telah dibudidayakan di daratan Asia Selatan dan Tiongkok bagian selatan.

Kapulaga yang dijuluki “Queen of Spices” atau “Ratu Rempah”, membuatnya dikenal luas di dunia. Kapulaga dari Indonesia, diekspor ke negara-negara Eropa, Amerika, dan juga Asia.

Tahun 2023, Kementerian Pertanian mengekspor dua kontainer atau 25 ton kapulaga ke Tiongkok. Nilainya, Rp750 juta per kontainer.

“Kapulaga menjadi komoditas tanaman obat yang diminati di mancanegara. Terlebih, kapulaga putih hanya bisa ditemukan di Indonesia,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Kementerian Pertanian, Bambang Sugiharto.

Di pasar global, harga kapulaga berkualitas tinggi dapat bersaing dengan rempah-rempah mahal lain seperti saffron dan vanila. Permintaan yang terus meningkat dari industri kuliner, farmasi, dan kosmetik, sementara pasokan yang terbatas dan rentan, menjaga harga kapulaga tetap tinggi.

Berdasarkan rilis katadata, nilai ekspor kapulaga per Januari-Agustus tahun 2021 sebesar US$41,2 juta, dan nilai proyeksi ekspor kapulaga pada 2024 sebesar US$321,5 juta atau Rp4,5 triliun. Menurut Piccantino, kapulaga adalah rempah-rempah termahal nomor tiga di dunia yang tak terbantahkan, dengan harga 60 Euro per kilogram atau sekitar Rp900 ribu-an per kilogram.

Baca: Kapulaga, Rempah Asli Indonesia yang Mendunia

Kapulaga jawa atau Javanese Cardamom (Amomum compactum), merupakan rempah asli Indonesia. Foto: Freepik

Kapulaga rempah mahal dunia

Di Provinsi Sumatera Utara, dalam sebuah riset, disebutkan bahwa kapulaga adalah komoditi tanaman obat yang paling banyak diekspor ke negara lain, dengan jumlah ekspor 44.875 kg atau 97,28% dari total yang diproduksi. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan ekspor jahe, kunyit, dan tanaman obat lain.

“Dari berbagai komoditi tanaman obat yang diekspor, diketahui bahwa harga tertinggi pada pasar internasional adalah kapulaga, yaitu sebesar Rp879.516 per kilogram,” tulis peneliti.

Harga kapulaga yang mahal, sebanding dengan khasiat dan manfaatnya. Selain menjadi penyedap rasa berbagai masakan, kapulaga juga memiliki manfaat kesehatan. Aroma uniknya, dimanfaatkan sebagai aroma terapi untuk memberikan efek relaksasi. Ini sebabnya, kapulaga dijuluki sebagai rempah ajaib.

Penelitian moderen telah mengonfirmasi penggunaan tradisionalnya sebagai agen antioksidan, antiinflamasi, dan pendukung kesehatan pencernaan serta jantung.

Kapulaga jawa merupakan bahan rempah ekspor andalan Indonesia. Foto: Wikimedia Commons/Herusutimbul/Free to share

Kapulaga rempah asli Indonesia

Dikutip dari Alodokter, berkat kandungan nutrisinya, kapulaga jawa bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Sebut saja, menjaga kesehatan gigi dan mulut, mengatasi infeksi bakteri, mengatasi masalah pencernaan, meningkatkan stamina, mengurangi risiko terkena kanker, mencegah diabetes, hingga mampu menurunkan tekanan darah tinggi.

Di Indonesia terdapat dua jenis kapulaga yaitu kapulaga lokal atau kapulaga jawa (Amomum compactum Soland ex. Maton) dan kapulaga sabrang atau kapulaga sejati (Elettaria cardamomum (L.) Maton). Kapulaga jawa merupakan spesies endemik Jawa Barat dan telah dibudidayakan di daratan Asia Selatan dan Tiongkok bagian selatan.

Kapulaga jawa dicirikan dengan buah berwarna putih, berbentuk bulat, dan memiliki kadar minyak atsiri 2-3,5 persen, dengan aroma biasa. Sedangkan kapulaga sabrang, berwarna hijau, berbentuk oval, memiliki kadar minyak atsiri lebih tinggi [5-8 persen], serta aromanya lebih kuat.

Kapulaga yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Foto: Wikimedia Commons/David J. Stang/CC BY-SA 4.0

Kapulaga dikembangkan di Indonesia

Dalam buku berjudul “Pengenalan dan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) Kapulaga” (Pertanian Press, 2022), dijelaskan bahwa kapulaga dikembangkan hampir di semua provinsi di Indonesia, kecuali di Sulawesi, Maluku, dan Papua yang belum banyak membudidayakannya.

Sentra utama pengembangan kapulaga adalah Pulau Jawa, bahkan selama dua dasawarsa luas panen di sini lebih dari 95% dari luas panen kapulaga di seluruh Indonesia.

Sebaran budidaya kapulaga terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Tiap daerah memiliki sebutan atau istilah berbeda, seperti palago (Sumatera), puwar (Minangkabau), kapulogo (Jawa), kapol (Sunda), palagha (Madura), garidimang (Bugis), dan karkolaka (Bali).

“Kapulaga memiliki banyak spesies, sedikitnya 150-180 jenis yang beberapa di antaranya banyak dibudidayakan dengan nilai ekonomi tinggi. Kapulaga yang dikenal saat ini terdiri dari tiga genus yaitu AmomumAframomum dan Elettaria,” ungkap para penulis.

Kapulaga, Rempah Asli Indonesia yang Mendunia

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|