Bahaya Baru Mencairnya Es Antarktika, 100 Gunung Berapi Bisa Meletus

3 weeks ago 32
  • Antarktika menyimpan sekitar 100 Gunung berapi yang terpendam, pencarian es bisa memicu gunung-gunung tersebut erupsi
  • Mencairnya es akan mengurangi tekanan pada ruang magma di bawah permukaan, meningkatkan risiko letusan gunung berapi subglasial. Letusan subglasial akan kembali mempercepat pencairan es, melemahkan lapisan es, dan menciptakan siklus yang memperburuk kerusakan.
  • Penelitian menunjukkan bahwa perubahan ini berlangsung selama ratusan tahun, namun dampaknya dapat terus terasa meskipun pemanasan global berhasil ditekan.

Pencairan lapisan es Antarktika telah menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang kini semakin dirasakan di seluruh dunia. Dari peningkatan permukaan laut hingga gangguan pada ekosistem global, perubahan ini membawa konsekuensi yang kompleks. Namun, di balik dampak-dampak yang sudah diketahui, para peneliti menemukan fenomena lain yang dapat menambah ancaman bagi kehidupan di bumi, yaitu potensi bangkitnya gunung-gunung berapi yang berada di bawah lapisan es Antarktika. Lebih dari 100 gunung berapi bersembunyi di bawah permukaan Antartika. Pencairan lapisan es dapat memicunya. Fenomena ini, meskipun lambat, berpotensi memberikan dampak besar terhadap stabilitas lingkungan bumi dalam jangka panjang.

Gunung Berapi yang Tersembunyi di Bawah Es Antarktika

Antarktika bukan hanya menyimpan cadangan air tawar terbesar di dunia, tetapi juga menjadi rumah bagi lebih dari 100 gunung berapi yang sebagian besar berada dalam kondisi “tertidur”. Banyak dari gunung berapi ini terletak di pantai barat Antarktika, dan sebagian besar terkubur beberapa kilometer di bawah lapisan es yang tebal. Gunung Erebus, salah satu yang paling terkenal, dikenal dengan danau lava aktifnya, tetapi sebagian besar gunung berapi lainnya tersembunyi di bawah es dan tidak terlihat dari permukaan.

Baca Juga: Benua Antartika Memanas 20 Kali Lipat Akibat Perubahan Iklim

Gunung Erebus, salah satu gunung berapi aktif di Antarktika | Gambar: Josh Landis/National Science Foundation, Public Domain

Penelitian menunjukkan bahwa pencairan lapisan es akibat perubahan iklim dapat membangunkan gunung-gunung berapi ini. Hilangnya lapisan es yang selama ini menutupi gunung berapi akan mengurangi tekanan pada ruang magma di bawah permukaan. Proses ini memungkinkan magma yang terkompresi untuk mengembang, yang kemudian meningkatkan tekanan pada dinding ruang magma dan memicu aktivitas vulkanik. Fenomena serupa telah terbukti terjadi pada gunung berapi subglasial di belahan dunia lainnya, sehingga para peneliti mulai mempelajari dampaknya secara spesifik di Antarktika.

Baca Juga: 90 Juta Tahun Lalu, Antarktika di Kutub Selatan Dipenuhi Hutan Hujan dan Dinosaurus

Bagaimana Pencairan Es Memicu Aktivitas Vulkanik

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Geochemistry, Geophysics, Geosystems para ilmuwan melakukan 4.000 simulasi komputer untuk memahami bagaimana pencairan es di Antarktika dapat memengaruhi aktivitas gunung berapi yang tersembunyi. Hasilnya menunjukkan bahwa mencairnya es tidak hanya meningkatkan frekuensi letusan tetapi juga memperbesar skala letusan gunung berapi subglasial.

Es di Antarktika yang terus menyusut akibat perubahan iklim. Oleh Mongabay

Proses ini terjadi karena lapisan es yang menipis mengurangi tekanan pada magma di bawah permukaan. Pemuaian magma akibat berkurangnya tekanan ini meningkatkan tekanan internal pada ruang magma, sehingga dindingnya menjadi lebih rentan terhadap retakan yang dapat memicu letusan. Selain itu, banyak ruang magma di bawah lapisan es Antarktika yang mengandung gas volatil dalam jumlah besar. Ketika tekanan berkurang dan magma mendingin, gas-gas ini dilepaskan dengan cepat, seperti karbonasi yang keluar dari botol soda yang baru dibuka, yang kemudian menambah tekanan di ruang magma. Dengan demikian, pencairan es akibat perubahan iklim dapat mempercepat terjadinya letusan.

Meskipun letusan gunung berapi subglasial ini mungkin tidak terlihat langsung di permukaan, dampaknya terhadap lapisan es sangat signifikan. Panas yang dihasilkan dari letusan dapat mempercepat pencairan es di bawah permukaan, yang pada akhirnya melemahkan lapisan es di atasnya. Proses ini menciptakan umpan balik yang berpotensi meningkatkan aktivitas vulkanik lebih lanjut, karena setiap kali es mencair, tekanan pada ruang magma semakin berkurang, memperbesar peluang letusan berikutnya.

Baca juga: Benua Antarktika di Kutub Selatan Makin Menghijau, Alarm Bahaya untuk Bumi

Kapan gunung berapi di Antarktika berpotensi meletus?

Para peneliti menekankan bahwa meskipun proses ini berlangsung secara perlahan, membutuhkan waktu ratusan tahun, dampaknya tetap harus menjadi perhatian serius. Antarktika, yang selama ini menjadi penyeimbang iklim global, dapat menjadi sumber ketidakstabilan lingkungan jika lapisan esnya terus mencair tanpa kendali. Fenomena ini juga memberikan gambaran bagaimana perubahan iklim tidak hanya memengaruhi permukaan bumi tetapi juga proses geologi di bawahnya.

Studi ini mengingatkan kita bahwa pencairan es di Antarktika dapat menjadi pemicu dari rangkaian peristiwa yang saling berkaitan, mulai dari meningkatnya aktivitas vulkanik hingga percepatan pencairan es lebih lanjut. Dalam sejarah bumi, proses serupa diduga telah terjadi selama zaman es terakhir, ketika lapisan es Antarktika jauh lebih tebal. Oleh karena itu, memahami dinamika ini menjadi sangat penting untuk memproyeksikan dampak perubahan iklim di masa depan dan merencanakan langkah-langkah mitigasi yang tepat.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|