Kecubung, Tumbuhan Beracun yang Punya Manfaat Kesehatan

2 days ago 8
  • Di Indonesia, reputasi kecubung (Datura metel) kurang begitu baik. Gara-garanya, tumbuhan ini sering disalahgunakan sebagai bahan yang bisa membuat orang mengalami halusinasi.
  • Secara tradisional, kecubung dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Misalnya, di Madura daunnya dimanfaatkan untuk obat rematik, kontrasepsi alami, bisul, juga sakit gigi. Sementara di Aceh, kecubung untuk obat hernia, hingga kutu air.
  • Namun, di balik keindahan bunga kecubung beserta manfaat kesehatan dan efek halusinasinya, ternyata mengandung sejumlah racun. Senyawa yang ada, bisa memicu gejala ringan seperti sesak napas hingga kematian, jika tidak ditangani hati-hati.
  • Seiring kemajuan ilmu farmasi dan kedokteran, harapan muncul untuk memanfaatkan kecubung sebagai obat, sembari meminimalkan bahaya racunnya.

Di Indonesia, reputasi kecubung (Datura metel) kurang begitu baik. Gara-garanya, tumbuhan ini sering disalahgunakan sebagai bahan yang bisa membuat orang mengalami halusinasi.

Secara tradisional, kecubung dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Misalnya, di Madura daunnya dimanfaatkan untuk obat rematik, kontrasepsi alami, bisul, juga sakit gigi. Sementara di Aceh, kecubung untuk obat hernia, hingga kutu air.

Namun, di balik keindahan bunga kecubung, ternyata mengandung sejumlah racun. Senyawa yang ada, bisa memicu gejala ringan seperti sesak napas hingga kematian, jika tidak ditangani hati-hati.

“Seluruh bagian tanaman, mulai akar, daun, batang, hingga buah dan biji, mengandung  senyawa seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin. Jika penggunaannya tidak tepat, senyawa-senyawa ini dapat menimbulkan efek toksik yang berbahaya,” tulis Bintang Naufal Fauzan, di Jurnal Riseta Naturafarm, edisi 3 Maret 2025.

Bentuk bunga kecubung seperti terompet atau lonceng, warnanya dari putih hingga ungu. Tinggi pohon sekitar 1,5 meter. Buahnya dilindungi kapsul berduri yang unik. Karena keindahannya, tak jarang kita bisa menemukannya di pekarangan rumah.

Baca: Mabuk Kecubung, Efek Berbahaya Tumbuhan Herbal yang Disalahgunakan

Tumbuhan kecubung memiliki efek racun sekaligus potensi obat herbal bila digunakan dengan takaran tepat. Foto: Pixabay/hansbenn/Free to use

Awas racun kecubung

Kecubung diketahui mengandung alkaloid yang beracun dan agen antikolinergik. Keduanya berhubungan dengan kerja saraf dan otot. Dalam takaran yang tepat, alkaloid bisa menjadi obat. Contoh alkaloid pada kecubung adalah atropin yang bisa menyebabkan halusinasi dan berbahaya pada dosis tinggi.

Sementara, efek keracunan yang ditimbulkan adalah kejang, kebingungan akut, mulut kering, demam, jantung berdebar, sulit buang air, kulit kering kemerahan, halusinasi, sakit kepala, pupil melebar, gangguan emosi, denyut nadi lemah dan cepat, serta koma. Risiko terburuk, nyawa bisa melayang.

“Yang penting, Datura metel masih aman hingga dosis 2.000 mg per kg berat badan karena tidak ditemukan tanda-tanda toksisitas atau kematian (dalam dosis itu),” tulis Tawhida Islam dan kolega, di jurnal Current Research in Toxicology, edisi 2023.

Alkaloid utamanya ditemukan pada daun dan biji kecubung. Namun sebenarnya ada di akar, batang, hingga bunga. Pada dosis tinggi, alkaloid bisa merusak sel sehat.

Umumnya, mereka yang berisiko terpapar racun kecubung adalah yang menggunakannya sebagai obat herbal. Dosis yang tidak tepat, membuat pasien mengalami gangguan kesehatan ganda atau bertambah parah.

Anak-anak juga rentan keracunan. Biasanya karena tidak sengaja mengonsumsi dan melakukan kontak langsung dengan tanaman.

Baca: Upas, Pohon Beracun yang Janjikan Manfaat Kesehatan

Buah kecubung yang mengandung racun. Foto: Wikimedia Commons/H. Zell/CC BY-SA 3.0

Potensi obat kecubung

Mengutip laporan Tawhida Islam, kecubung juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan, jika diberikan dalam dosis tepat. Estraknya berguna sebagai agen antihama.

D. metel dan senyawa turunannya telah terbukti memberikan efek antioksidan dan antiinflamasi dalam beberapa penelitian. Suatu zat yang memiliki aktivitas antioksidan dan atau antiinflamasi dapat melindungi organ, termasuk sistem saraf,” tulisnya.

Ekstrak tanaman kecubung juga diketahui memiliki manfaat antibakteri. Dalam penelitian sebelumnya, ekstrak daun, kulit, dan akar mampu menahan perkembangan bakteri desentri dan lainnya. Ekstrak tanaman ini juga mampu menghambat pertumbuhan virus influenza dan herpes.

Selain mengandung senyawa antikanker, kecubung juga berpotensi sebagai obat antifertilitas. Masih mengutip laporan itu, percobaan pada tikus betina membuktikan pemberian ekstrak kecubung dalam kadar tertentu memberikan efek antifertilitas. Saat diberikan kepada tikus jantan, kandungan spermanya juga turun.

Baca juga: Ada Yang Sudah Berumur 1 Juta Tahun, Inilah 10 Pohon Tertua di Dunia

Tumbuhan kecubung yang di kalangan masyarakat selama ini digunakan untuk mengobati kulit bengkak, sembelit, dan mengatasi ketombe. Foto: Wikimedia Commons/Pancrat/CC BY-SA 3.0

Hasil penelitian juga menunjukkan, ekstrak biji kecubung dengan konsentrasi tertentu berkhasiat menekan pertumbuhan hama ulat penggerek. Secara signifikan, ekstrak biji ini menghambat berbagai tahapan perkembangan larva, pupa, dan kemunculan serangga dewasa.

Seiring kemajuan ilmu farmasi dan kedokteran, harapan muncul untuk memanfaatkan kecubung sebagai obat, sembari meminimalkan bahaya racunnya. Dengan penelitian dan edukasi publik tentang racunnya, kita dapat mengubah tanaman ini menjadi sumber pengobatan yang aman dan efektif di masa depan.

Jengkol, Tumbuhan Kaya Manfaat Asli Indonesia

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|