- Para ilmuwan menemukan Dulcibella camanchaca, amfipoda predator aktif pertama di kedalaman lebih dari 8.000 meter, menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap tekanan ekstrem, kegelapan, dan kekurangan nutrisi.
- Jurang Atacama, atau Palung Peru-Chili, adalah salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi, dengan tekanan hidrostatik tinggi, suhu rendah, dan kegelapan abadi, yang mendukung keanekaragaman hayati unik dan spesies endemik.
- Penemuan Dulcibella camanchaca menyoroti pentingnya eksplorasi laut dalam untuk mengungkap keanekaragaman hayati dan memahami adaptasi kehidupan di lingkungan ekstrem, serta menekankan perlunya konservasi ekosistem laut dalam yang rapuh.
Jurang Laut Atacama, atau Palung Peru-Chili, membentang sepanjang 5.900 kilometer di pesisir barat Amerika Selatan, mencapai kedalaman lebih dari 8.000 meter. Tempat ini adalah salah satu jurang laut terdalam dan lingkungan paling ekstrem di Bumi. Tekanan hidrostatik di dasarnya melebihi 800 atmosfer, setara dengan tekanan yang luar biasa besar, sementara suhu air mendekati titik beku. Kegelapan abadi menyelimuti jurang, karena sinar matahari tidak dapat menembus kedalaman ini. Kurangnya nutrisi, meskipun perairan permukaan kaya, membuat lingkungan ini sangat miskin makanan. Jurang ini juga terletak di zona subduksi aktif, menyebabkan sering terjadinya gempa bumi dan tsunami, menambah kesulitan hidup di sana.
Meskipun kondisinya ekstrem, Jurang Atacama adalah rumah bagi keanekaragaman hayati unik. Organisme seperti amfipoda dan ikan siput telah beradaptasi dengan tekanan tinggi, suhu dingin, dan kegelapan. Jurang ini menjadi target penting penelitian ilmiah, karena karakteristik uniknya dan banyaknya spesies endemik. Kombinasi tekanan ekstrem, suhu dingin, kegelapan, dan kurangnya nutrisi menciptakan lingkungan yang menantang, tetapi organisme di sana telah mengembangkan adaptasi luar biasa, menjadikannya salah satu tempat paling menarik untuk penelitian laut dalam.
Baca juga: Spesies Ikan Baru Ditemukan di Dasar Laut Antartika
Penemuan Dulcibella camanchaca: Predator Baru di Kedalaman Ekstrem
Di tengah tantangan lingkungan yang sedemikian rupa, para ilmuwan baru-baru ini mengumumkan penemuan spesies krustasea baru yang diberi nama Dulcibella camanchaca. Spesies ini bukan hanya amfipoda baru, tetapi merupakan amfipoda predator aktif pertama yang berhasil didokumentasikan di kedalaman lebih dari 8.000 meter di Jurang Laut Atacama. Penemuan ini sangat menggembirakan karena sebelumnya, predator amfipoda aktif jarang ditemukan di kedalaman hadal, terutama di Palung Atacama. Dengan panjang sekitar 4 cm, Dulcibella camanchaca menunjukkan adaptasi morfologi yang luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Ia memiliki kemampuan berenang cepat, memungkinkannya berburu secara aktif di kolom air yang dalam.

Organisme ini menambah pemahaman kita tentang kompleksitas rantai makanan di zona hadal, di mana predator aktif memainkan peran penting dalam ekosistem yang miskin nutrisi. Anggota tubuh raptorial Dulcibella camanchaca adalah fitur kunci yang memungkinkan predator ini berhasil menangkap mangsanya. Dirancang dengan cakar tajam dan struktur yang kuat, anggota tubuh ini memungkinkannya untuk dengan cepat dan efisien menangkap amfipoda yang lebih kecil, yang menjadi sumber utama makanannya. Adaptasi ini sangat penting di lingkungan yang gelap dan dengan sumber makanan yang langka. Selain itu, warna tubuh Dulcibella camanchaca yang cenderung gelap berfungsi sebagai kamuflase, memungkinkannya bersembunyi dari predator lain atau menyergap mangsanya tanpa terdeteksi dalam kegelapan abadi jurang laut.
Penamaan dan Karakteristik Lingkungan: Menjelajah Zona Hadal
Penemuan ini merupakan hasil dari Ekspedisi Sistem Pengamatan Laut Dalam Terpadu (IDOOS) 2023 di atas kapal penelitian R/V Abate Molina. Para peneliti menggunakan kendaraan pendarat, sebuah platform otonom yang dirancang untuk beroperasi di kedalaman laut ekstrem, untuk mengumpulkan empat spesimen Dulcibella camanchaca dari kedalaman 7.902 meter. Kendaraan pendarat ini dilengkapi dengan perangkap berumpan dan kamera beresolusi tinggi, memungkinkan para ilmuwan untuk memantau dan mengumpulkan spesimen tanpa mengganggu habitat alami mereka.
Baca juga: Apakah Masih Ada Satwa Raksasa yang Belum Ditemukan Manusia?

Spesimen kemudian dianalisis secara morfologis dan genetik di Universidad de Concepción. Dr. Carolina González, salah satu penulis utama penelitian ini, menekankan bahwa kolaborasi dalam penelitian ini sangat penting untuk mengkonfirmasi Dulcibella camanchaca sebagai spesies baru dan menyoroti penemuan keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung di Jurang Laut Atacama.
“Dulcibella camanchaca adalah predator perenang cepat yang kami beri nama dari ‘kegelapan’ dalam bahasa masyarakat dari wilayah Andes untuk menandakan laut dalam yang gelap tempat ia memangsa,” jelas Dr. Johanna Weston, seorang ahli ekologi hadal dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI). Penamaan ini bukan sekadar simbolis; “camanchaca” sendiri merujuk pada kabut tebal yang sering menyelimuti wilayah Andes, mencerminkan kegelapan dan misteri jurang laut tempat spesies ini ditemukan. Penamaan ini sekaligus menghormati pengetahuan dan bahasa masyarakat adat yang telah lama hidup berdampingan dengan lingkungan yang keras ini.
Lingkungan tempat Dulcibella camanchaca hidup adalah zona hadal, salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi, dimulai pada kedalaman sekitar 6.000 meter dan mencapai titik terdalam lautan. Tekanan di zona hadal dapat mencapai lebih dari 1.100 atmosfer di titik terdalam Palung Mariana, yang berarti organisme di sana harus mampu bertahan hidup di bawah tekanan yang sangat besar.
Selain tekanan ekstrem, zona hadal juga ditandai dengan suhu yang sangat rendah, seringkali mendekati titik beku, dan kurangnya cahaya matahari. Organisme yang hidup di sini harus beradaptasi untuk bertahan hidup dalam kegelapan abadi, menggunakan bioluminesensi atau indra lainnya untuk menemukan makanan dan pasangan. Sumber makanan di zona hadal seringkali terbatas, dengan organisme mengandalkan detritus yang jatuh dari perairan permukaan atau memangsa organisme lain yang telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem ini. Oleh karena itu, penemuan predator aktif seperti Dulcibella camanchaca memberikan wawasan penting tentang bagaimana rantai makanan berfungsi di lingkungan yang keras ini.
Jurang Laut Atacama: Hotspot Endemik dan Masa Depan Penelitian
Jurang Laut Atacama membentang di sepanjang Samudra Pasifik Selatan, mencapai kedalaman lebih dari 8.000 meter. Keberadaannya di zona subduksi aktif, tempat Lempeng Nazca menunjam di bawah Lempeng Amerika Selatan, menciptakan kondisi geologis yang dinamis. Isolasi geografisnya, ditambah dengan kondisi ekstrem seperti tekanan tinggi dan suhu rendah, telah mendorong evolusi spesies endemik yang unik. Perairan permukaan yang produktif di atas jurang menyediakan nutrisi yang jatuh ke dasar, mendukung kehidupan di lingkungan yang keras ini.

Penelitian menunjukkan bahwa Jurang Atacama memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang luar biasa, terutama di kelompok invertebrata. “Data DNA dan morfologi menunjukkan bahwa spesies baru ini juga merupakan genus baru, menekankan Jurang Laut Atacama sebagai hotspot endemik,” kata Dr. Weston. Penemuan Dulcibella camanchaca menggarisbawahi keunikan ini, menunjukkan garis keturunan evolusi yang hanya ditemukan di palung ini. Kombinasi aktivitas tektonik, perairan permukaan yang kaya, dan isolasi kedalaman menciptakan habitat khusus yang mendukung diversifikasi spesies.
Penemuan spesies baru seperti Dulcibella camanchaca menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut di Jurang Atacama. Eksplorasi lebih lanjut akan mengungkap keanekaragaman hayati yang belum diketahui dan membantu kita memahami adaptasi unik yang memungkinkan kehidupan berkembang di lingkungan ekstrem ini. Penelitian di jurang ini tidak hanya menambah pengetahuan ilmiah kita, tetapi juga menekankan perlunya konservasi ekosistem laut dalam yang rapuh.
Studi ini diterbitkan di jurnal Systematics And Biodiversity.