- Bebek dan angsa menjadi viral di media sosial ketika disebut “menguasai” Ibu Kota Nusantara (IKN).
- Pihak Otorita IKN membenarkan bahwa bebek-bebek yang berkeliaran tersebut memang dipelihara, bukan milik masyarakat.
- Bebek dan angsa adalah hewan sosial yang hidup berkelompok dan memiliki kemampuan berkomunikasi unik. Perilaku berkelompok ini membuat mereka hidup bersama dalam kawanan besar. Hidup berkelompok memberikan perlindungan dari predator dan memudahkan mereka mencari makan.
- Bebek telah didomestikasi sekitar empat ribu tahun lalu. Selama proses domestikasi yang panjang dan seleksi genetik, bebek kehilangan beberapa karakteristik alaminya. Misalkan, bebek domestik telah kehilangan kemampuan terbang karena seleksi genetik yang membuat tubuh mereka terlalu berat dan sayap mereka terlalu kecil untuk mendukung penerbangan.
Belum lama ini, viral di media sosial penampakan sekumpulan bebek dan angsa yang disebut menguasai Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam video tersebut nampak rombongan bebek mencari makan di rerumputan di samping jalan di kawasan IKN. Di belakangnya, terlihat bangunan patung Istana Garuda yang terbuat dari material baja.
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak Otorita IKN membenarkan bahwa bebek-bebek tersebut memang dipelihara, bukan milik masyarakat.
“Di bawah kan ada kolam. Mungkin pagarnya ini (terbuka), jadi mereka (bebek-bebek) naik ke atas. Enggak masalah. Ada 32 kolam di kawasan IKN yang diisi bebek-bebek,” kata Deputi Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis H Sumadilaga, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (12/2/2025).
Di balik keunikan pemandangan tersebut, sebenarnya tersimpan fakta menarik tentang bebek dan angsa yang telah banyak mendapatkan perhatian para peneliti. Hewan ini memang hidup dalam kelompok dan mereka saling menjaga serta merawat satu sama lain.
Menurut People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), organisasi hak-hak hewan di dunia, bebek dan angsa adalah hewan sosial yang hidup berkelompok dan memiliki kemampuan berkomunikasi unik. Selain itu, angsa juga dikenal sebagai hewan yang setia dan memiliki ikatan keluarga yang kuat. Kedua jenis unggas ini memiliki adaptasi luar biasa untuk bertahan hidup di alam liar.
“Mereka menghabiskan hari-hari mencari makanan di rerumputan atau di perairan dangkal, dan tidur bersama kawanannya malam hari. Mereka menjaga sarang tetap bersih dari kotoran dan puing-puing, merapikan serta memamerkan bulu indah mereka untuk menarik pasangan. Di alam liar, mereka dapat hidup hingga 10 tahun,” tulis PETA.
Baca: Macan Dahan, Satwa yang Rawan Terdampak Proyek Infrastruktur di Sumatera dan Kalimantan

Uniknya bebek dan angsa
Bebek juga memiliki kemampuan sebagai perenang dan penerbang handal, dapat melakukan perjalanan ratusan kilometer setiap tahun selama migrasi. Seperti angsa, mereka terbang dalam formasi untuk mengurangi hambatan udara dan dapat mencapai kecepatan hingga 60 mil per jam.
Keunikan lainnya, bebek menggunakan vokalisasi dan bahasa tubuh untuk berkomunikasi. Para peneliti di Universitas MiddleseLondon di Inggris melaporkan bahwa bebek bahkan memiliki aksen daerah, seperti manusia.
Bebek kota memiliki suara “berteriak” yang lebih keras agar burung lain dapat mendengarnya di tengah keramaian, sedangkan bebek pedesaan memiliki suara lebih lembut.
Sementara angsa, akan berpasangan seumur hidup dan sangat protektif terhadap pasangan dan anak-anaknya. Mereka menolak meninggalkan pasangan atau anak yang sakit atau terluka, bahkan saat musim dingin tiba dan angsa lain terbang ke selatan.
Ketika pasangan seekor angsa mati, angsa yang ditinggalkan akan berduka dan sering menolak untuk berpasangan lagi. Ikatan abadi ini terlihat jelas dalam sebuah rangkaian foto yang viral, yaitu seekor angsa jantan terlihat memberikan “ciuman” perpisahan kepada pasangannya yang hendak disembelih.
Baca juga: Jenis Angsa Ini Memiliki Perilaku Unik Saat Terbang Tinggi

Perilaku sosial
Kula Prasad Kalita, Profesor dari Departemen Ilmu Unggas Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pertanian Assam Khanapara, Guwahati Assam, India, menjelaskan bahwa bebek telah didomestikasi sekitar empat ribu tahun lalu. Selama proses panjang dan seleksi genetik terjadi, bebek kehilangan beberapa karakteristik alaminya.
“Namun, masih ada fakta menarik dan mengejutkan tentang perilaku bebek domestik. Seperti nenek moyangnya, Mallard, mereka sering disebut bebek penyelam dangkal atau penyelam. Dijuluki demikian karena mereka mencari makan di permukaan air atau daratan, atau sedalam yang mereka bisa jangkau tanpa sepenuhnya menyelam,” tulis Kalita, dalam publikasinya.
Bebek yang sudah didomestikasi ini tidak menyelam untuk mencari makanan seperti bebek penyelam. Mereka memiliki paruh lebar dan datar yang disesuaikan untuk mencari makan di air atau darat. Jenis bebek ini memakan tanaman air, biji-bijian, rumput, ikan kecil, serangga, amfibi kecil, cacing, moluska kecil, dan benda-benda kecil lain yang mereka temukan di dalam atau permukaan air.
“Proyeksi tanduk dari bagian dalam lapisan mulut bebek memungkinkan mereka untuk memilah makanan yang dapat mereka makan dari lumpur. Bebek adalah pemakan oportunis dan dapat menangkap serangga terbang dengan menutup paruhnya dengan cepat,” katanya lagi.

Dijelaskan lagi, bebek adalah unggas air dan sangat menyukai air. Mereka berevolusi untuk makan, berenang, membersihkan diri, bermain, dan beristirahat di air. Bebek memiliki kaki yang pendek dan berselaput. Ini merupakan aset bagi mereka saat berenang. Semua bebek adalah perenang yang sangat baik dan lebih mudah bergerak di air daripada di darat.
Kaki berselaput mereka berfungsi seperti dayung di air, tetapi membuat mereka berjalan agak canggung di daratan. Bebek membutuhkan air untuk berenang agar berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
Namun, bebek domestik telah kehilangan kemampuan terbang karena seleksi genetik yang membuat tubuh mereka terlalu berat dan sayap terlalu kecil. Meskipun begitu, beberapa jenis bebek domestik seperti Calls, East Indies, dan Mallard domestik masih bisa terbang hingga jarak tertentu.
Menurut Kalita, secara umum bebek adalah hewan sosial. Seperti bebek penyelam lainnya, bebek domestik juga memiliki naluri berkelompok. Perilaku ini membuat mereka hidup bersama dalam kawanan besar, yang memberikan perlindungan dari predator dan memudahkan mencari makan. Mereka berkomunikasi satu sama lain menggunakan suara dan berbagai jenis gerakan tubuh.
“Karena sifat sosial mereka inilah yang membuat bebek berjalan berbaris satu per satu saat mencari makan,” ungkapnya.