Bukan Hiu Greenland, Hewan Ini Bisa Berumur Lebih dari 2.000 Tahun

1 week ago 27
  • Umur panjang ekstrem di dunia hewan: Hiu Greenland dapat hidup selama berabad-abad, tetapi spons mengalahkan rekor itu dengan kemampuan hidup lebih dari 2.000 tahun!
  • Rahasia keabadian: Adaptasi seperti metabolisme lambat, perbaikan DNA yang efisien, dan pertahanan kuat terhadap penyakit berkontribusi pada umur panjang yang luar biasa ini.
  • Pelajaran untuk manusia: Mempelajari hewan-hewan ini dapat membantu kita memahami proses penuaan dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang manusia.

Hiu Greenland sering disebut-sebut sebagai vertebrata dengan umur terpanjang di dunia, mencapai usia ratusan tahun. Namun, tahukah Anda ada hewan lain yang usianya jauh melampaui itu? Bahkan, beberapa di antaranya bisa hidup lebih dari 2.000 tahun!

Hiu Greenland: Berusia Berabad-abad

Hiu Greenland (Somniosus microcephalus) adalah raja di kedalaman Arktik yang dingin dan misterius. Hiu ini, yang dapat tumbuh hingga sepanjang 7 meter, dikenal dengan pertumbuhannya yang sangat lambat dan umur panjang yang menakjubkan, diperkirakan mencapai lebih dari 400 tahun! Bahkan, sebuah studi pada tahun 2016 yang menggunakan penanggalan radiokarbon pada lensa mata hiu Greenland memperkirakan bahwa individu tertua yang mereka temukan berusia sekitar 500 tahun.

Hiu Greenland. Foto: Wikimedia Commons/Hemming1952-Own work/ Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International

Bayangkan, hiu yang lahir saat Galileo Galilei yang hidup di abad 17 mengamati bintang-bintang dengan teleskopnya, masih berenang di lautan hingga saat ini.

Baca juga: Hiu Greenland, Si Lamban yang Berumur Panjang

Lalu, apa rahasia di balik umur panjang hiu Greenland yang luar biasa ini?

  • Metabolisme super lambat: Hiu Greenland memiliki metabolisme basal yang sangat rendah, sebuah adaptasi penting untuk bertahan hidup di lingkungan Arktik yang miskin nutrisi dan bersuhu ekstrem. Suhu air yang dingin memperlambat laju reaksi biokimia dalam tubuh mereka, mengurangi kebutuhan energi dan memperlambat proses penuaan.
  • Pertumbuhan lambat: Sejalan dengan metabolisme mereka yang lambat, hiu Greenland tumbuh dengan sangat lambat, sekitar 0.5 – 1 cm per tahun. Pertumbuhan yang lambat ini diperkirakan berkaitan dengan penuaan yang lebih lambat, karena mengurangi akumulasi kerusakan sel dan molekuler seiring waktu.
  • Adaptasi fisiologis: Hiu Greenland memiliki berbagai adaptasi fisiologis lain yang mendukung umur panjang, seperti mekanisme perbaikan DNA yang efisien untuk memperbaiki kerusakan genetik, dan perlindungan terhadap stres oksidatif untuk mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.

Penelitian menggunakan penanggalan radiokarbon, terutama analisis “bomb pulse” yang memanfaatkan peningkatan kadar karbon-14 di atmosfer akibat uji coba nuklir pada pertengahan abad ke-20, telah membuktikan usia hiu Greenland yang luar biasa. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama di tingkat genomik, diperlukan untuk mengungkap sepenuhnya mekanisme molekuler yang mendasari umur panjang hiu Greenland. Para ilmuwan sedang menyelidiki genom hiu Greenland untuk mengidentifikasi gen-gen yang berperan dalam perbaikan DNA, respons terhadap stres, dan regulasi siklus sel, yang semuanya dapat berkontribusi pada umur panjang mereka.

Berumur Ribuan Tahun: Spons (Porifera), Sang Jawara Umur Panjang

Jika hiu Greenland dianggap memiliki umur panjang, maka Porifera adalah jawaranya! Hewan multiseluler sederhana ini menunjukkan umur panjang yang luar biasa, dengan beberapa spesies diperkirakan hidup lebih dari 2.000 tahun. Bayangkan, Porifera yang hidup saat Kekaisaran Romawi masih berdiri, masih hidup hingga saat ini. Spons adalah organisme akuatik yang hidup menempel pada substrat, dan mereka ditemukan di seluruh dunia, mulai dari perairan tropis yang hangat hingga laut dalam yang dingin.

Spons kaca. Foto: NOAA

Meskipun memiliki struktur yang relatif sederhana, Porifera memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang di berbagai kondisi lingkungan. Rahasia umur panjang Porifera terletak pada kombinasi faktor-faktor berikut:

  • Pertumbuhan kolonial: Banyak Porifera tumbuh secara kolonial, membentuk koloni yang terdiri dari banyak individu yang terhubung secara genetik. Jika satu bagian koloni rusak atau mati, bagian lain dapat beregenerasi dan menggantikannya, sehingga memastikan kelangsungan hidup koloni secara keseluruhan. Kemampuan regenerasi yang luar biasa ini memungkinkan Porifera untuk bertahan hidup dari kerusakan dan mencapai umur panjang yang menakjubkan.
  • Ketahanan tinggi: Porifera memiliki ketahanan yang tinggi terhadap stres lingkungan, termasuk suhu ekstrem, tekanan tinggi, dan ketersediaan nutrisi yang rendah. Mereka telah mengembangkan berbagai mekanisme fisiologis dan biokimia untuk mengatasi kondisi lingkungan yang keras ini, seperti produksi protein heat shock untuk melindungi sel dari kerusakan akibat suhu tinggi, dan kemampuan untuk masuk ke dalam keadaan dormansi ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan.
  • Perbaikan DNA yang efisien: Porifera memiliki mekanisme perbaikan DNA yang efisien untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti radiasi UV dan toksin. Kemampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA dan mempertahankan integritas genom merupakan faktor penting dalam umur panjang Porifera.

Quahog Laut: Kerang Purba yang Berumur Amat Panjang

“Ming”, seekor kerang quahog laut (Arctica islandica) yang ditemukan di lepas pantai Islandia pada tahun 2006, menorehkan rekor sebagai hewan non-kolonial tertua di dunia dengan usia 507 tahun. Nama “Ming” diberikan karena ia lahir pada 1499 selama Dinasti Ming, China. Ini menjadikannya sebagai hewan tertua di dunia yang pernah didokumentasikan. Ming menjalanimelewati berbagai era, mulai dari Renaisans, revolusi industri, dan era internet.

Kerang quahog dengan nama ilmiah Arctica islandica. Foto: Hans Hillewaert/WoRMS/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 License

Kerang quahog laut hidup di dasar laut, terkubur di dalam sedimen, dan mereka merupakan spesies yang tersebar luas di Samudra Atlantik Utara. Lalu, apa rahasia umur panjang “Ming” dan kerabatnya?

  • Pertahanan genetik super: Quahog laut memiliki mekanisme perbaikan DNA yang sangat efisien dan ekspresi gen yang kuat dalam perlindungan terhadap kerusakan oksidatif, yang merupakan salah satu penyebab utama penuaan. Mereka memiliki sistem antioksidan yang kuat untuk menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel, dan mereka juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA dengan cepat dan akurat.
  • Lingkungan stabil: Habitat laut dalam yang stabil, dengan sedikit fluktuasi suhu dan tekanan, menyediakan kondisi ideal untuk umur panjang. Lingkungan yang konstan ini mengurangi stres pada quahog laut dan memungkinkan mereka untuk mengalokasikan lebih banyak energi untuk pemeliharaan dan perbaikan sel, bukan untuk mengatasi perubahan lingkungan.
  • Pertumbuhan lambat: Seperti hiu Greenland, quahog laut juga menunjukkan pertumbuhan yang lambat, yang diperkirakan berkontribusi pada umur panjang mereka. Pertumbuhan yang lambat mengurangi akumulasi kerusakan sel dan molekuler seiring waktu, dan memungkinkan quahog laut untuk mengalokasikan lebih banyak energi untuk pemeliharaan dan perbaikan sel.

Studi genomik pada quahog laut diperlukan untuk mengidentifikasi gen spesifik yang bertanggung jawab atas umur panjang mereka dan memahami interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Para ilmuwan sedang menganalisis genom quahog laut untuk mengidentifikasi gen-gen yang berperan dalam perbaikan DNA, respons terhadap stres oksidatif, dan regulasi siklus sel, yang semuanya dapat berkontribusi pada umur panjang mereka yang luar biasa.

Baca juga: 10 Hewan Yang Berumur Terpanjang Di Planet Bumi

Ubur-ubur Turritopsis dohrnii: Ubur-ubur Abadi

Ubur-ubur Turritopsis dohrnii sering disebut “ubur-ubur abadi” karena kemampuannya yang luar biasa untuk kembali ke tahap polip setelah mencapai tahap medusa dewasa, seolah-olah “memutar balik waktu” dalam siklus hidupnya. Ubur-ubur kecil ini, dengan diameter hanya sekitar 4,5 milimeter, mendiami perairan hangat di seluruh dunia.

Penampakan Turritopsis dohrnii “ubur-ubur abadi”. Sumber American Museum of Natural History

Proses “keabadian” ini, yang dikenal sebagai transdiferensiasi, memungkinkan ubur-ubur untuk ‘menghindari’ kematian dan mencapai potensi keabadian biologis. Ketika ubur-ubur dewasa mengalami stres lingkungan atau kerusakan fisik, mereka dapat mengubah sel-sel dalam tubuh mereka menjadi jenis sel yang berbeda, dan kembali ke tahap polip, yang merupakan tahap awal kehidupan mereka. Dari tahap polip ini, mereka dapat kembali tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa, dan mengulangi siklus hidup ini berkali-kali.

Turritopsis dohrnii telah terlihat menua secara terbalik, melewatkan beberapa tahap siklus hidup dan kembali ke tahap awal perkembangan, di mana ia memulai siklus hidupnya lagi. Sumber: Proceedings of The National Academy of Sciences.

Penelitian tentang Turritopsis dohrnii berfokus pada mekanisme molekuler yang mendasari transdiferensiasi dan potensi aplikasinya dalam regenerasi jaringan dan pengobatan penyakit. Para ilmuwan sedang menyelidiki gen-gen dan jalur pensinyalan yang terlibat dalam proses ini, dengan harapan untuk memahami bagaimana sel-sel dapat diprogram ulang dan diubah menjadi jenis sel lain. Penelitian ini dapat memberikan wawasan berharga tentang regenerasi jaringan pada manusia dan memiliki implikasi potensial untuk pengembangan terapi anti-penuaan dan pengobatan penyakit degeneratif.

Paus Kepala Busur / Bowhead: Raksasa Laut yang Berumur Panjang

Paus bowhead (Balaena mysticetus) adalah mamalia laut dengan umur panjang yang mencapai lebih dari 200 tahun. Paus raksasa ini, yang dapat tumbuh hingga sepanjang 20 meter dan beratnya mencapai 100 ton, mendiami perairan dingin di Arktik dan sub-Arktik. Mereka adalah pemakan zooplankton dan memiliki lapisan blubber yang tebal untuk isolasi di perairan dingin.

Paus kepala busur dan anaknya. Foto: NOAA Fisheries

Beberapa individu paus bowhead telah ditemukan dengan ujung tombak atau harpun yang tertanam dalam tubuh mereka yang berasal dari abad ke-19, menunjukkan bahwa mereka telah hidup selama lebih dari dua abad.

Lalu, apa faktor-faktor yang berkontribusi pada umur panjang paus bowhead yang menakjubkan ini?

  • Perbaikan DNA yang efisien: Paus bowhead memiliki mekanisme perbaikan DNA yang sangat efisien, yang memungkinkan mereka untuk mengatasi kerusakan DNA yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti radiasi UV, toksin, dan stres oksidatif. Kemampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA secara efektif sangat penting untuk menjaga integritas genom dan mencegah penuaan dan penyakit seperti kanker.
  • Pertahanan kanker yang kuat: Paus bowhead memiliki pertahanan yang kuat terhadap kanker, yang sering menjadi penyebab kematian pada hewan yang berumur panjang. Meskipun memiliki jumlah sel yang jauh lebih banyak daripada manusia dan umur panjang yang signifikan, paus bowhead tampaknya memiliki insiden kanker yang relatif rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki mekanisme yang efektif untuk mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker.
  • Metabolisme yang efisien: Paus bowhead memiliki metabolisme yang efisien, memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam kondisi Arktik yang keras dengan sumber daya yang terbatas. Metabolisme yang efisien ini juga dikaitkan dengan produksi radikal bebas yang lebih rendah, yang dapat merusak sel dan menyebabkan penuaan.

Baca juga: Inilah 12 Organisme dengan Umur Terpanjang di Bumi

Kura-kura Raksasa Seychelles: Saksi Bisu Perjalanan Waktu

Kura-kura raksasa Seychelles (Aldabrachelys gigantea hololissa) adalah reptil darat dengan umur panjang yang mencapai lebih dari 190 tahun, seperti yang dilihat pada individu terkenal bernama Jonathan, yang tinggal di pulau St. Helena dan diperkirakan lahir pada tahun 1832. Jonathan, yang telah menjadi ikon umur panjang dan menyaksikan banyak perubahan sejarah, adalah salah satu hewan darat tertua yang masih hidup.

Jonathan [kiri] bersama kura-kura lain tahun 1886 di St Helena. Saat itu Jonathan berumur 53-54 tahun. Foto: Wikimedia Commons/Public Domain/unknown photographer/BBC UK

Kura-kura raksasa Seychelles adalah hewan herbivora yang berasal dari Kepulauan Seychelles di Samudra Hindia, dan mereka dikenal karena ukuran tubuh mereka yang besar, dengan panjang mencapai 1.3 meter dan berat hingga 250 kg.

Jonathan pada tahun 2021| Gambar By Xben911 – Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=103468313

Umur panjang mereka yang luar biasa dikaitkan dengan kombinasi faktor-faktor berikut:

  • Metabolisme yang lambat: Kura-kura raksasa Seychelles memiliki metabolisme basal yang sangat lambat, yang merupakan adaptasi terhadap lingkungan pulau dengan sumber daya yang terbatas. Metabolisme yang lambat ini mengurangi laju produksi radikal bebas, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan menyebabkan penuaan.
  • Sistem imun yang kuat: Kura-kura raksasa Seychelles memiliki sistem imun yang kuat dan efektif dalam melawan infeksi dan penyakit. Sistem imun mereka telah berevolusi untuk mengatasi berbagai patogen dan parasit yang ada di lingkungan pulau mereka.
  • Pertahanan yang efektif terhadap penyakit: Kura-kura raksasa Seychelles memiliki mekanisme pertahanan yang efektif terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit infeksi dan penyakit degeneratif. Mereka memiliki kulit yang tebal dan keras yang melindungi mereka dari cedera dan infeksi, serta mekanisme perbaikan jaringan yang efisien.
Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|