Semut Neraka Berjepit Sabit: Fosil Semut Tertua yang Pernah Ditemukan

6 days ago 15
Update Info Live Sore Tepat Terbaik

Penemuan menakjubkan dari Brasil baru saja memperluas wawasan kita tentang evolusi semut. Para peneliti berhasil menemukan spesies baru semut purba yang belum pernah diketahui sebelumnya. Berusia 113 juta tahun, Vulcanidris cratensis dinobatkan sebagai fosil semut tertua yang pernah ditemukan hingga saat ini. Fosil ini memperlihatkan rahang sabit yang mengarah ke atas — fitur khas semut neraka — yang kemungkinan digunakan untuk menangkap dan menikam mangsa secara cepat dan efisien.

Semut ini ditemukan dalam batu kapur dari formasi Crato Konservat-Lagerstätte di Brasil, wilayah yang dulu merupakan bagian dari benua super kuno Gondwana. Fosil tersebut semula tersimpan di koleksi Museum Zoologi Universitas São Paulo, hingga akhirnya diidentifikasi oleh entomolog Anderson Lepeco. Dengan menggunakan teknologi micro-computed tomography (CT scan mikro), para peneliti mampu melihat struktur internal fosil dan mengonfirmasi bahwa ia termasuk dalam subfamili Haidomyrmecinae, atau yang dikenal sebagai “hell ants”.

Evolusi Semut: Dari Tawon Kuno Menuju Predator Ulung

Semut merupakan anggota famili Formicidae dalam ordo Hymenoptera, yang juga mencakup lebah dan tawon. Diperkirakan semut pertama kali berevolusi dari nenek moyang mirip tawon sekitar 140 juta tahun lalu, pada masa Periode Kapur Awal. Di masa itu, bumi masih didominasi oleh dinosaurus, dan flora dunia terdiri dari tumbuhan berbunga awal.

Fosil semut neraka yang ditemukan di batu kapur di wilayah timur laut Brasil ini memberikan petunjuk tentang bagaimana semut berasal dan berevolusi, khususnya di Amerika Selatan. —Oleh Anderson LepecoFosil semut neraka yang ditemukan di batu kapur di wilayah timur laut Brasil ini memberikan petunjuk tentang bagaimana semut berasal dan berevolusi, khususnya di Amerika Selatan. —Oleh Anderson Lepeco

Haidomyrmecinae, atau “semut neraka”, adalah kelompok awal semut yang telah punah, namun mereka memperlihatkan struktur tubuh yang sangat berbeda dari semut modern. Tidak seperti semut saat ini yang memiliki rahang menjepit ke dalam atau ke bawah, rahang semut neraka melengkung ke atas dan dapat menjepit secara vertikal — sebuah inovasi evolusi yang luar biasa untuk berburu mangsa.

Beberapa spesimen hell ant sebelumnya ditemukan dalam fosil amber di Myanmar, Prancis, dan Kanada, berusia sekitar 99 hingga 100 juta tahun. Namun, penemuan Vulcanidris cratensis yang lebih tua 13 juta tahun menunjukkan bahwa adaptasi khas semut neraka, seperti rahang sabit dan tanduk di kepala, telah muncul jauh lebih awal dari yang diperkirakan.

Baca juga: Anak Kucing Bertaring Berusia 35.000 Terawetkan Alami di Siberia

Implikasi Penemuan Ini untuk Dunia Paleontologi

Penemuan fosil ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman ilmuwan tentang sejarah awal penyebaran semut. Sebelumnya, sebagian besar fosil semut neraka ditemukan di belahan bumi utara, sehingga diyakini bahwa diversifikasi awal semut terjadi di sana. Namun, fosil dari Brasil ini mengindikasikan bahwa Amerika Selatan — khususnya bagian yang dahulu merupakan Gondwana — mungkin juga menjadi pusat penting bagi evolusi awal semut.

Selain itu, penemuan ini memperlihatkan bahwa bahkan dalam tahap awal evolusinya, semut sudah mengembangkan adaptasi morfologi yang sangat terspesialisasi untuk berburu. Ini bertentangan dengan asumsi sebelumnya bahwa adaptasi kompleks pada semut memerlukan waktu jutaan tahun untuk berkembang. “Menemukan semut yang begitu terspesialisasi dari 113 juta tahun lalu menantang anggapan lama tentang kecepatan evolusi semut,” ujar Lepeco.

Ilustrasi tentang bagaimana rupa spesies semut purba ini. Oleh Diego MatielloIlustrasi tentang bagaimana rupa spesies semut purba ini. Oleh Diego Matiello

Baca juga: Cara Tidak Biasa Tarantula Hadapi Semut Tentara

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa diversifikasi semut sudah berlangsung sejak masa Kapur Awal, memperkaya peta evolusi serangga dunia.

Namun, satu pertanyaan besar tetap membayangi: mengapa semut neraka akhirnya punah, sedangkan banyak garis keturunan semut lain bertahan dan terus berkembang hingga hari ini? Para ahli paleontologi seperti Corrie Moreau dari Cornell University hanya bisa berandai-andai, menyatakan bahwa mesin waktu akan sangat berguna untuk mengungkap misteri ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Phil Barden, ahli biologi evolusi dari New Jersey Institute of Technology, penemuan seperti ini bisa benar-benar “mengubah pemahaman kita tentang asal-usul dan sejarah evolusi seluruh kelompok organisme.”

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|