Kucing dan Harimau: Banyak Kesamaan tapi Beda Nasib

3 weeks ago 48
  • Jika Anda tertarik melihat bagaimana harimau berburu, makan, minum, dan tidur, maka perhatikan tingkah kucing yang ada di sekitar. Berpisah sekitar 10,8 juta tahun lalu, kucing domestik [Felis catus] memiliki kesamaan genom atau DNA sekitar 95,6 persen dengan harimau [Panthera tigris].
  • Harimau dan kucing memiliki banyak kesamaan, namun berbeda dalam ukuran tubuh. Kesamaan ini termasuk perilaku berburu, kebutuhan akan daging, hingga pemanjat yang ulung.
  • Meski demikian, keduanya punya nasib yang berbeda. Kucing domestik tercatat memiliki populasi hingga 220 juta di seluruh dunia, dan menjadi ancaman bagi banyak spesies penting di alam liar.
  • Sementara kerabat terdekatnya, harimau dan jenis kucing kecil liar lainnya, masih terus berkutat dalam keterancaman akibat kerusakan habitat dan perburuan.

Jika Anda tertarik melihat bagaimana harimau berburu, makan, minum, dan tidur, maka perhatikan tingkah kucing yang ada di sekitar rumah. Berpisah sekitar 10,8 juta tahun lalu, kucing domestik [Felis catus] memiliki kesamaan genom atau DNA sekitar 95,6 persen dengan harimau [Panthera tigris].

Hal ini diperoleh setelah para peneliti mengurutkan DNA harimau amur [Panthera tigris altaica] jantan berusia 9 tahun, dari Kebun Binatang Everland di Korea.

“Genom harimau dan kucing menunjukkan komposisi pengulangan yang serupa dan sinteni yang cukup terpelihara,” kata Cho dan kolega [2013], dalam penelitian mereka yang diterbitkan di nature communications.

Analisis genom ini juga menjelaskan perubahan genetik pada jalur metabolisme, khususnya terkait pencernaan dan metabolisme protein. Ini memungkinkan kucing besar (harimau) untuk sepenuhnya bergantung pada daging, sebagai sumber makanan mereka.

Mutasi genetik yang terjadi selama jutaan tahun ini, memungkinkan mereka mencerna dan memanfaatkan nutrisi dari daging secara efisien. Kucing besar juga memiliki mutasi yang menghasilkan otot kuat dan cepat. Hal ini sangat penting bagi mereka saat berburu dan mengejar mangsa.

Selain itu, genom harimau sangat kaya akan gen-gen yang berperan dalam penciuman krusial dalam perilaku sosial seperti penandaan wilayah dan pencarian pasangan. Gen-gen ini juga berguna dalam proses pengolahan protein, yang penting untuk berbagai fungsi tubuh mereka.

“Pada sebagian besar kucing, penciuman memiliki peran penting dalam perilaku sosial seperti kepemilikan wilayah dan perkawinan, sementara penglihatan dan pendengaran penting untuk berburu.”

Data penelitian dari harimau, singa, dan macan tutul salju ini dapat menyediakan sumber genom yang kaya dan beragam, yang dapat digunakan dalam studi konservasi dan genomik populasi di masa mendatang.

“Ini membantu kelangsungan hidup spesies agung tersebut di masa mendatang,” kata para peneliti.

Baca: Apa Bedanya Kucing Kecil dan Kucing Besar?

Kucing domestik yang ada di sekitar kita memiliki kesamaan perilaku dengan harimau. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Perilaku mirip kucing dan harimau

Tidak banyak perbedaan antara kucing domestik dan harimau. Salah satu yang paling jelas adalah ukuran keduanya. Berat spesies harimau terbesar seperti harimau bengal dapat mencapai 260 kilogram, dengan panjang hingga tiga meter. Sedangkan harimau sumatera adalah yang terkecil, dengan panjang 2,2-2,5 meter dan berat sekitar 100-140 kilogram untuk jantan.

Erwin Willianto, dari Save Indonesian Nature & Threatened Species [SINTAS] Indonesia dan anggota Fishing Cat Working Group mengatakan sebelumnya, sifat kucing liar cenderung lebih penakut dan penyendiri dibandingkan kucing domestik.

Namun, keduanya punya perilaku yang mirip karena sama-sama masuk dalam keluarga besar Felidae, yakni hewan karnovira sekaligus predator yang menyergap mangsa, seperti tikus hingga burung.

“Bedanya, kucing liar beradaptasi dengan habitat hutan, lingkungan kering, lahan basah, serta daerah pegunungan. Sedangkan kucing domestik beradaptasi di permukiman manusia, di desa maupun kota,” terangnya, baru-baru ini.

Baca: Mengenal 9 Jenis Kucing Terbesar di Planet Bumi

Meski memiliki banyak kesamaan, kucing dan harimau punya nasib berbeda di alam liar. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Menurut publikasi tentang perbandingan kucing dan harimau yang diterbitkan catinternational.org, harimau dan kucing memiliki banyak kesamaan, namun berbeda dalam ukuran.

“Kucing rumahan kita adalah versi yang lebih kecil [dari harimau] dengan naluri yang sama. Kucing rumahan memanfaatkan apa yang kita berikan untuk merangsang dan meniru nenek moyang mereka,” tulis publikasi tersebut.

Keduanya [kucing dan harimau] memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti keinginan menggaruk, menandai wilayah dengan aroma, dan mengawasi wilayah dari tempat tinggi.

Naluri berburu mereka tetap hidup, baik saat harimau mengintai mangsa di hutan belantara atau kucing rumahan menerkam mainan favoritnya. Keduanya juga pemanjat ulung dan membutuhkan makanan kaya daging, untuk menjaga kesehatan dan kekuatan mereka.

Tingkah laku mereka pun serupa, mulai dari cara bermain hingga lingkungan penuh kasih sayang. Secara fisik, mereka memiliki struktur tubuh yang sama, dengan kaki dilengkapi bantalan dan cakar yang dapat ditarik, gigi tajam, serta bentuk tubuh atletis yang khas.

“Bahkan indra mereka pun sama-sama tajam, memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan masing-masing.”

Namun, publikasi yang sama juga mencatat sejumlah perbedaan antara kucing domestik dan harimau. Sebut saja, ekor kucing domestik yang dapat vertikal saat berjalan, tidak seperti harimau.

Kucing domestik juga memiliki pupil berbentuk celah, sedangkan harimau memiliki pupil berbentuk bulat.  Harimau hanya memiliki mata berwarna cokelat atau tembaga, sedangkan kucing domestik memiliki warna mata lebih beragam.

“Harimau juga lebih menyukai air dan merupakan perenang yang kuat; kebanyakan kucing domestik tidak memiliki ketertarikan ini,” tulisnya.

Baca juga: Mengungkap Rahasia Genetik: Mengapa Kucing Memiliki Bintik dan Garis?

Kucing domestik juga pandai memanjat seperti harimau. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Beda nasib kucing dan harimau

Meskipun memiliki banyak kesamaan, nasib antara kucing domestik dan kerabat terdekatnya harimau maupun kucing kecil lainnya jauh berbeda. Menurut International Federation for Animal Health Europe [IFAH], populasi kucing domestik di seluruh dunia terdapat sekitar 220 juta individu.

Ledakan populasi kucing domestik di seluruh dunia, bahkan telah diakui berpengaruh terhadap menurunnya sejumlah spesies penting di alam liar. Mereka dianggap sebagai spesies invasif oleh para ahli ekologi.

Harimau sumatera merupakan satwa liar dilindungi yang hidup liar di hutan Sumatera. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Menurut Global Invasive Species Database (GISD), kucing domestik berdampak pada 587 spesies yang masuk Daftar Merah IUCN di seluruh dunia. Ini berarti, mereka menjadi predator bagi banyak spesies yang terancam punah.

Sebuah penelitian mengklaim bahwa kucing domestik di pulau-pulau, bertanggung jawab atas setidaknya 14 persen populasi burung, mamalia, dan reptil di seluruh dunia. Setelah diperkenalkan ke sebuah pulau, kucing rumahan sebagai predator yang sangat adaptif dapat sepenuhnya melacak spesies asli di wilayah tersebut.

“Kucing juga dianggap sebagai ancaman utama bagi hampir delapan persen burung, mamalia, dan reptil yang terancam punah di dunia, termasuk spesies seperti burung berkaki panjang hitam, burung pelatuk okinawa, dan iguana tanah Kepulauan Cayman,” dikutip dari situs International Fund for Animal Welfare [IFAW].

Sementara itu, kerabat terdekat mereka di alam liar; harimau maupun jenis kucing kecil liar lainnya, masih harus berkutat dengan ancaman pengurangan populasi akibat kerusakan habitat dan perburuan.

Sebagai informasi, harimau terdiri sembilan subspesies yang divalidasi secara genetik. Tiga telah dinyatakan punah di alam liar, yakni harimau jawa, hariamu bali, dan harimau kaspia. Lima subspesies yang masih ada adalah harimau amur, harimau benggala, harimau indochina, harimau china selatan, harimau malaya, dan harimau sumatera.

Jenis-jenis kucing besar yang hidup di Bumi. Ilustrasi: Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

Di Indonesia, berdasarkan peraturan Menteri LHK No P 106 Tahun 2018, tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, terdapat jenis-jenis kucing liar yang dilindungi di Indonesia.

Dari semua jenis tersebut, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), dikategorikan sebagai kucing besar. Sedangkan jenis kucing kecil adalah kucing emas (Catopuma temminckii), macan dahan (Neofelis diardi), kucing kuwuk atau kucing hutan (Prionailurus bengalensis), kucing tandang (Prionailurus planiceps), dan kucing batu (Pardofelis marmorata). Semuanya masih ditemukan di Pulau Sumatera.

Sementara jenis kucing kecil lain; kucing merah (Catopuma badia) ada di Kalimantan, macan tutul (Panthera pardus melas) di Jawa, dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus) juga di Pulau Jawa, setelah jenis ini belum pernah terlihat sejak 10 tahun terakhir di Pulau Sumatera.

Referensi:

Cho, Y. S., Hu, L., Hou, H., Lee, H., Xu, J., Kwon, S., Oh, S., Kim, H.-M., Jho, S., Kim, S., Shin, Y.-A., Kim, B. C., Kim, H., Kim, C., Luo, S.-J., Johnson, W. E., Koepfli, K.-P., Schmidt-Küntzel, A., Turner, J. A., … Bhak, J. (2013). The tiger genome and comparative analysis with lion and snow leopard genomes. Nature Communications, 4(1), 2433. https://doi.org/10.1038/ncomms3433

Terekam Kamera: Macan Tutul Mangsa Kucing Kuwuk di Hutan Muria

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|