Mikroplastik di Lubang Sarang dapat Menyebabkan Ketidakseimbangan Jenis Kelamin Penyu

11 hours ago 4

Sebuah studi baru menemukan mikroplastik saat ini telah dijumpai di berbagai lautan di dunia, bahkan di lubang sarang penyu di sebuah pulau terpencil di Malaysia. Dampaknya mikroplastik ini dapat mengubah suhu sarang, yang berpotensi memengaruhi rasio jenis kelamin tukik yang sedang dierami. Kondisi ini pun dapat semakin membahayakan spesies karismatik ini yang sekarang sedang menghadapi berbagai tantangan besar.

Sekitar 1.700 ekor penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) setiap tahunnya datang ke Suaka Penyu Chagar Hutang di Pulau Redang, Malaysia untuk bersarang dan bertelur. Namun, studi tersebut menemukan bahwa lubang-lubang sarang itu sering kali tidak hanya terdiri dari pasir dan batu.

Peneliti mencatat rata-rata terdapat sekitar 2.000 potongan mikroplastik per kilogram pasir kering. Partikel plastik kecil ditemukan di setiap lubang sarang yang mereka teliti, dan berada pada semua kedalaman lapisan sarang.

Temuan di Malaysia ini menambah bukti bahwa mikroplastik terdapat dalam lubang sarang penyu di seluruh dunia, termasuk di Teluk Meksiko, Türkiye, dan Kepulauan Galápagos. Studi sebelumnya bahkan menemukan mikroplastik di dalam telur penyu tempayan (Caretta caretta) yang belum menetas di wilayah Florida, AS.

Para penulis studi mengatakan, jenis mikroplastik yang paling umum ditemukan dalam studi di Malaysia adalah serat hitam, yang kemungkinan besar berasal dari jaring ikan, kemasan makanan, dan tekstil.

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) di perairan Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengubah sifat fisik pasir, menjadikannya lebih hangat dan kurang dapat menyerap air. Plastik ini menyimpan panas lebih lama daripada pasir, yang berpotensi menyebabkan sarang tetap hangat lebih lama, menurut para peneliti.

Suhu sarang yang lebih tinggi menjadi perhatian karena rasio jenis kelamin tukik sangat bergantung pada suhu lingkungan. Suhu yang lebih hangat menghasilkan lebih banyak tukik betina, sedangkan suhu yang lebih dingin menghasilkan lebih banyak jantan.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim mungkin telah menyebabkan ketimpangan tersebut sejak awal. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa lebih dari 99% tukik penyu hijau yang menetas di pantai yang lebih hangat di dekat Great Barrier Reef (GBR) bagian utara, Australia, adalah betina, sementara sekitar 67% dari tukik di pantai GBR bagian selatan yang lebih dingin adalah betina.

Para penulis studi baru ini memperingatkan bahwa mikroplastik berpotensi memperparah ketidakseimbangan rasio jenis kelamin yang sudah ada, yang dapat membuat spesies terancam punah menjadi semakin rentan.

Penyu hijau sendiri tergolong spesies yang terancam punah, sedangkan penyu sisik termasuk dalam kategori sangat terancam punah.

“Melindungi penyu laut sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ekosistem laut, tetapi juga untuk mendukung ekonomi lokal, melestarikan keanekaragaman hayati, dan melindungi warisan budaya Malaysia,” tulis para peneliti.

Artikel ini dipublikasikan perdana di sini pada tanggal 24 Maret 2025 oleh Mongabay Global. Tulisan ini diterjemahkan oleh Akita Verselita.

***

Foto utama: Penyu hijau (Chelonia mydas) salah satu jenis penyu yang terancam punah. Foto: Wikimedia Commons/Seasidesaltlife/CC BY-SA 4.0

Jangan Biarkan, Penyu Hijau Jantan Hilang di Tahun 2100

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|