- Satuan Polisi Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Macan Tutul, Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera, membongkar jaringan perdagangan sisik trenggiling hampir 1,2 ton di dua lokasi di Sumatera Utara, Senin (11/11/2024).
- Di lokasi pertama di Kisaran, Kabupaten Asahan, tim gabungan menemukan barang bukti 9 kardus sisik trenggilling seberat 322 kg. Sementara di lokasi kedua, di Kelurahan Siumbut-umbut, Kisaran Timur, Asahan, ditemukan 21 karung sisik trenggiling seberat 858 kg.
- Tiga oknum aparat penegak hukum, yaitu MYH (48), RS (35) dan AHS (39), diduga terlibat dalam perdagangan ilegal tersebut.
- Kasus ini merupakan terbesar yang pernah ada. Diperkirakan, sekitar 5.900 ekor trenggiling dibunuh dari kejahatan tersebut.
Satuan Polisi Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Macan Tutul, Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera, membongkar jaringan perdagangan sisik trenggiling hampir 1,2 ton di dua lokasi di Sumatera Utara, Senin (11/11/2024).
Hari Novianto, Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera mengatakan, tim menemukan dugaan keterlibatan tiga oknum aparat penegak hukum, yaitu MYH (48), RS (35) dan AHS (39).
Di lokasi pertama di Kisaran, Kabupaten Asahan, tim gabungan menemukan barang bukti 9 kardus sisik trenggilling seberat 322 kg. Sementara di lokasi kedua, di Kelurahan Siumbut-umbut, Kisaran Timur, Asahan, ditemukan 21 karung sisik trenggiling seberat 858 kg.
Hari mengatakan, AS (45), ditetapkan sebagai tersangka dengan barang bukti 322 kg sisik trenggiling itu. Dia ditahan di Rumah Tahanan Tanjung Gusta, Medan, dan dijerat Pasal 40A ayat (1) Huruf f Jo Pasal 21 ayat (2) huruf C Undang-undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Ancaman penjara empat tahun dan maksimal 20 tahun, denda minimal Rp200 juta dan paling banyak Rp5 miliar,” ujarnya, Selasa (26/11/2024).
Untuk oknum MYH dan RS dengan barang bukti 858 kilogram sisik trenggiling, masih diperiksa di Denpom I/1 Pematang Siantar.
“Sedangkan AHS dalam penanganan Polres Asahan,” jelasnya.
Baca: Perdagangan Ilegal Sisik Trenggiling di Sumatera Utara Terus Terjadi
Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK mengatakan, kasus ini merupakan terbesar yang pernah ada. Diperkirakan, sebanyak 5.900 trenggiling dibunuh dari kejahatan tersebut.
“Tentu saja mengganggu dan merusak ekosistem lingkungan hidup. Trenggiling menjaga keseimbangan populasi semut, rayap, dan serangga lainnya,” jelasnya, Selasa (25/11/24).
Valuasi ekonomi yang dilakukan KLHK bersama IPB University menunjukkan, satu ekor trenggiling mempunyai nilai ekonomis berkaitan dengan lingkungan hidup sebesar Rp50,6 juta.
Untuk mendapatkan satu kilogram sisik trenggiling, sekitar empat sampai lima individu dibunuh. Untuk kejadian ini, kerugian lingkungannya mencapai Rp298,5 miliar.
“Saya sudah perintahkan penyidik untuk mendalami pihak terkait dan memetakan jaringannya,” paparnya.
Baca: Riset: 26 Ribu Trenggiling Diselundupkan ke Tiongkok dalam Sepuluh Tahun
Rudianto Saragih Napitu, Direktur Pencegahan dan Pengamanan LHK mengatakan, penegakan hukum yang intensif sangat penting untuk menghentikan rantai kejahatan satwa liar.
“Kami menduga, mereka bagian jaringan internasional dan masih ada pelaku yang belum terungkap,” ujarnya, Selasa (25/11/24).
Selama 2024, menurut Rudianto pihaknya telah membongkar delapan kasus perdagangan trenggiling, yakni di Jambi, Padang, Pasaman, Padang Pariaman-Sijunjung, Bukittinggi, Merangin-Bungo, Pesisir Selatan, dan Bungo.
“Perburuan dan perdagangan ilegal trenggiling harus diperangi tuntas karena berdampak serius terhadap perusakan lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Mengapa Satwa Bersisik Ini Dinamakan Trenggiling?
Kasus Sebelumnya
Andi Sinaga dari Forum Investigator Zoo Indonesia, sebelumnya menyatakan aparat penegak hukum telah membongkar perdagangan sisik trenggiling di Sumatera Utara pada 2022 (6 kasus) dan 2023 (4 kasus).
“Jumlah tangkapan terbesar pada akhir 2023, yaitu 275,85 kg sisik trenggiling,” ujarnya, Jumat (15/11/2024).
Menurut Andi, pada Februari 2022, diamankan 150 kg sisik trenggiling yang merupakan jumlah terbesar sepanjang 2022.
“Apabila ditotal enam kasus ini, jumlah trenggiling yang mati diburu di alam sebanyak 959 individu.”
Berdasarkan Investigasi Forum Investigator Zoo pada 10 kasus tersebut, hampir semua pelaku merupakan pemain lama dalam jaringan perdagangan satwa liar dilindungi.
“Permintaan pasar gelap masih tinggi, sehingga perburuan masih terjadi. Penegakan hukum harus dilakukan,” pungkasnya.