- Ular tidak menggunakan suara untuk berkomunikasi, meskipun beberapa spesies seperti kobra raja memiliki frekuensi desisan rendah yang bisa terdengar oleh ular lain.
- Ular berkomunikasi melalui feromon, zat kimia yang mengirimkan informasi tentang status seksual, identitas, dan teritorial.
- Meskipun ular tidak memiliki telinga luar, mereka dapat mendeteksi getaran di tanah dengan telinga bagian dalam mereka, yang membantu mereka merasakan kedatangan predator.
- Komunikasi melalui feromon, getaran, dan bahasa tubuh membantu ular bertahan hidup, menemukan pasangan, mempertahankan wilayah, dan menghadapi ancaman di lingkungan mereka.
Ular seringkali dianggap sebagai hewan soliter yang minim interaksi. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Ular memiliki sistem komunikasi yang kompleks untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungannya, meskipun tidak menggunakan suara seperti pada manusia atau banyak hewan lainnya.. Ular mengandalkan berbagai mekanisme fisik, kimia, dan perilaku untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan sekitar.
Meskipun minim dengan suara, nyatanya interaksi ular penuh dengan sinyal yang dapat dipahami oleh sesama ular. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai cara ular berkomunikasi dengan sesama ular, bagaimana mereka berinteraksi dengan predator, dan bagaimana mereka beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan mereka yang penuh tantangan.
Baca Juga: Bagaimana Ular Piton Menelan Utuh-Utuh Mangsa yang Lebih Besar dari Tubuhnya?
Mengapa Ular Perlu Berkomunikasi?
Ular adalah hewan soliter, artinya mereka lebih suka hidup sendiri. Mereka tidak membentuk kelompok atau kawanan seperti beberapa spesies mamalia. Namun, meskipun mereka lebih banyak menghabiskan waktu sendirian, ular tetap memerlukan cara untuk berkomunikasi dengan ular lainnya. Ada banyak alasan mengapa ular perlu berinteraksi. Salah satunya adalah untuk reproduksi. Ular jantan perlu menemukan betina untuk melanjutkan keturunan, sementara ular juga perlu mempertahankan wilayah mereka dari ancaman atau pesaing.
Pada beberapa spesies, seperti ular derik, komunikasi terjadi melalui suara getaran yang sangat khas, namun banyak ular yang tidak menggunakan suara untuk berkomunikasi. Lantas, bagaimana ular mengirimkan pesan kepada sesama mereka tanpa berbicara? Jawabannya terletak pada feromon, zat kimia yang digunakan oleh ular untuk berkomunikasi.
Mekanisme Komunikasi Ular
Ular menggunakan berbagai mekanisme non-vokal untuk berkomunikasi, di antaranya adalah dengan Feromon.
Feromon adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh hewan untuk mempengaruhi perilaku atau fisiologi hewan lain dari spesies yang sama. Dalam dunia ular, feromon berfungsi sebagai cara utama untuk mengirimkan pesan. Ketika ular mengeluarkan feromon, informasi tentang status seksual, identitas, dan status teritorial mereka dapat tersampaikan kepada ular lainnya.
Feromon dikeluarkan melalui kelenjar di kulit ular dan bisa ditemukan di udara atau di tanah. Misalnya, saat ular betina siap untuk kawin, ia akan mengeluarkan feromon yang mengundang perhatian dari ular jantan. Ular jantan akan mengikuti jejak feromon ini sampai akhirnya menemukan betina yang diinginkan.
Bagaimana ular dapat mendeteksi feromon ini? Jawabannya terletak pada organ yang disebut organ Jacobson (atau organ vomeronasal), yang terletak di antara hidung dan mata ular. Organ ini memungkinkan ular untuk “mencium” feromon yang mereka deteksi dengan lidah bercabang mereka. Ketika ular menjulurkan lidahnya, ia menangkap partikel udara, termasuk feromon, dan membawanya ke dalam organ Jacobson untuk dianalisis. Sinyal yang diterima kemudian dikirim ke otak, yang memproses informasi ini untuk memberi tahu ular apakah ia sedang berhadapan dengan ular yang dapat dikawini atau hanya sesama ular yang tidak relevan.
Baca Juga: Apakah Ular Bermunculan Saat Musim Hujan?
Bagaimana dengan Kemampuan Mendengar Ular?
Berbeda dengan mamalia, ular tidak memiliki telinga luar. Mereka hanya memiliki telinga bagian dalam yang mampu mendeteksi getaran. Dengan kemampuan ini, ular dapat merasakan getaran yang terjadi di tanah, seperti langkah kaki predator yang mendekat. Meskipun ular dapat mendengar beberapa suara, mereka lebih peka terhadap getaran tanah daripada suara udara.
Baca Juga: Dari Tanduk Hingga Tentakel: Ular-Ular dengan Penampilan Paling Aneh
Namun, ular memiliki kemampuan terbatas untuk mendengar suara yang berasal dari udara. Mereka bisa mendengar suara dengan frekuensi rendah (sekitar 80 hingga 600 Hz), tetapi mereka tidak bisa mendengar suara desisan mereka sendiri karena frekuensi desisan biasanya lebih tinggi (lebih dari 2.500 Hz). Sebagai pengecualian, ada beberapa spesies seperti kobra raja yang desisannya lebih rendah dan bisa terdengar oleh ular lain.
Ular berkomunikasi dengan beragam cara
Meskipun ular tidak berbicara dengan suara seperti kita, ular memiliki sistem komunikasi yang sangat canggih dan efektif.
Komunikasi ini memungkinkan ular untuk bertahan hidup di alam liar yang penuh tantangan. Mereka mungkin tidak memiliki suara seperti manusia, tetapi mereka mampu berbicara dalam cara yang sangat khusus dan terampil, yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan berkembang dalam berbagai kondisi.
Jadi, meskipun kita mungkin tidak mendengar desisan ular atau melihat tanda-tanda komunikasi mereka, kita bisa belajar banyak tentang dunia ular dan cara mereka berinteraksi di alam liar. Mereka tidak diam—mereka berbicara dengan cara mereka sendiri, dan komunikasi mereka adalah bagian penting dari kelangsungan hidup mereka.