Unik, Owa Ternyata Pandai Menari

2 weeks ago 31
  • Selama ini, kemampuan menari owa/gibon kurang menjadi perhatian para peneliti. Habitat kanopi owa yang arboreal, menghalangi pengamatan satwa ini di alam liar.  
  • Meski bertubuh kecil, owa bukan monyet. Dia dikelompokkan sebagai kera bersama gorila, orangutan, simpanse, dan bonobo. Hanya saja, owa disebut lesser apes atau atau kera kecil.
  • Melihat owa jambul menari yang mirip breakdance, orang pasti sepakat bahwa spesies ini memang pandai menari. Tarian yang merupakan bentuk komunikasi visual umum dan disengaja.
  • Para peneliti melihat kemiripan antara tarian owa jambul dan tarian manusia. Mereka berasumsi bahwa manusia dan owa berevolusi secara independen satu sama lain.

Kandang owa atau gibon di kebun binatang Perth, Australia Barat, lalu di Duisburg, Jerman, dan Pusat Penyelamatan Primata Terancam [EPRC] di Vietnam, menjadi saksi kepiawaian gibon-gibon betina menari.

Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, terlihat seekor owa jambul betina [genus Nomascus] melakukan gerakan tarian ritmis seperti robot. Gerakan tersentak-sentak itu melibatkan tangan, kaki, pantat, tubuh, juga kepala.

Selama ini, kemampuan menari owa kurang menjadi perhatian para peneliti. Mengamati satwa ini di alam liar memberikan kesulitan khusus. Habitat kanopi owa yang arboreal, menghalangi pengamatan satwa ini di alam liar.

Owa lebih terkenal karena suara kerasnya yang terdengar di seantero hutan. Tangannya lebih panjang 1,5 kali dari kakinya. Primata ini biasa bergelayut di pucuk dahan dan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya dengan lincah.

Meski bertubuh kecil, owa bukan monyet. Dia dikelompokkan sebagai kera bersama gorila, orangutan, simpanse, dan bonobo. Hanya saja, owa disebut Lesser Apes atau atau kera kecil. Selain ukuran, kemampuan menarinya ini rupanya juga menjadi pembeda antara owa dan jenis kera lainnya.

Ada lagi perbedaan lain. Owa adalah satwa monogami. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri sepasang jantan betina dewasa dan anak-anak yang masih muda.

Baca: Studi Terbaru: Dominasi Jantan Bukan Hal Lazim Dalam Dunia Primata

Owa jenis serundung [Hylobates lar] ini dilindungi undang-undang, dilarang untuk dipelihara apalagi diburu. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Menari seperti manusia

Melihat owa jambul menari yang mirip breakdance, orang pasti sepakat bahwa spesies ini memang pandai menari. Gerakannya seperti berpola, yang melibatkan seluruh anggota tubuh. Berpindah dari kiri ke kanan, ke atas ke bawah berulang.

Mengutip Sciendaily, para peneliti melihat kemiripan antara tarian owa jambul dan tarian manusia. Mereka berasumsi bahwa manusia dan owa berevolusi secara independen satu sama lain.

Uniknya, spesies kera lainnya tidak menunjukkan kemampuan menari ini. Mereka menduga ini adalah kemampuan bawaan. Sementara pada manusia, tarian ditentukan oleh budaya. Penelitian mereka telah dilaporkan dalam jurnal Primates, awal Oktober 2024.

Peneliti dari Perancis, Jerman, dan Norwegia memeriksa 37 video yang memperlihatkan owa jambul menari, dan menyisakan 26 video yang kemudian dianalisis secara mendalam.

“Pemeriksaan kami terhadap materi video dari berbagai kebun binatang dan pusat penyelamatan membuktikan bahwa semua spesies owa jambul melakukan tarian ini. Tarian yang merupakan bentuk komunikasi visual umum dan disengaja,” kata Camille Coye, ilmuwan Perancis, dikutip dari Sciencedaily, edisi 11 Oktober 2024.

“Hanya betina dewasa yang menari. Dalam spesies tertentu, tarian ini jelas digunakan terutama untuk memantik persetubuhan, namun juga terjadi dalam berbagai situasi yang berhubungan dengan ekspresi nonseksual atau kejengkelan. Ini sering ditujukan kepada manusia saat mereka dikurung di kebun binatang,” kata Pritty Patel-Grosz, ilmuwan Norwegia.

“Perilaku menari mereka diketahui secara kebetulan, namun sekarang banyak dilaporkan dari berbagai kebun binatang,” ungkap Kai R Caspar, ilmuwan Jerman.

Baca: Owa, Primata Dilindungi Ini Ada Saja yang Pelihara!

Owa ungko [Hylobates agilis], ini ditranslokasi dari PPS Tegal Alur ke PPS Alobi Bangka Belitung. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Perilaku menari juga ditemukan pada burung, lebah, dan satwa lainnya. Namun untuk primata nonmanusia, bukti tarian masih langka. Di kera besar belum ada cukup bukti yang meyakinkan bahwa mereka juga menari. Namun, owa jambul menunjukkan perilaku menari yang sangat jelas.

Para peneliti juga memberi catatan, karena nenek moyang manusia dan owa hidup lebih dari 20 juta tahun lalu, belum jelas apakah cara menari manusia berhubungan dengan owa. Terlebih, kerabat terdekat manusia tidak menunjukkan perilaku menari seperti owa. Mereka pun ingin tahu lebih jauh, mengapa tarian bisa berevolusi pada spesies primata tertentu dan tidak kepada spesies lain.

Baca: Cara Unik Masyarakat Pulau Bangka Menjaga Kelestarian Satwa Liar

Hylobates muelleri [kelempiau]. Foto: Wikimedia Commons/Greg Hume/Atribusi Berbagi 3.0

Owa di Indonesia

Owa diperkirakan terdiri 20 spesies yang tersebar di hutan tropis Asia Tenggara. Seperti kera besar, owa tidak memiliki ekor. Ukurannya pun relatif lebih kecil. Bedanya lagi, mereka tidak lebih cerdas dibanding kera besar dan kurang memiliki kesadaran mengenali diri sendiri.

Owa terbagi menjadi empat genera, yaitu Hoolock, Hylobates, Symphalangus, dan Nomascus. Symphalangus syndactylus atau siamang, adalah owa terbesar yang bisa tumbuh hingga setinggi 90 cm dengan berat sekitar 12 kg.

Indonesia memiliki sekitar sembilan spesies owa. Mereka adalah Hylobates moloch [owa jawa], Symphalangus syndactylus [siamang], Hylobates agilis [owa ungko], Hylobates lar [serundung], Hylobates klossii [bilou/owa mentawai], Hylobates muelleri [kelempiau], Hylobates albibarbis [ungko kalimantan/kalaweit], Hylobates funereus [owa kelempiau utara], dan Hylobates abbottti [owa kelempiau barat].

Baca juga: Satwa Langka di Ibu Kota Baru Indonesia

Owa jawa [Hylobates moloch] ini berada di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, The Aspinal Foundation Indonesia di Patuha, Ciwidey, Bandung, Jawa barat. Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

Menurut IUCN, sembilan spesies itu dikategorikan terancam punah. Owa jawa banyak mendiami Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. Sebagian kecil lagi di Jawa Tengah, namun terfragmentasi dan di luar kawasan lindung.

Owa di Sumatera dan Mentawai juga menghadapi ancaman habitat yang terfragmentasi selain masalah penyakit. Sementara yang di Kalimantan, sebagian besar berada di luar kawasan lindung dan lahan pribadi.

Foto: Hidup Owa Memang Seharusnya di Hutan

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|