Monster Plastik ‘Teror’ Tujuh Kota, Peringatkan Bahaya Sampah Plastik ke Lingkungan

2 months ago 122
  • Monster plastik yang terbuat dari sampah plastik diarak menelusuri jalan-jalan utama di tujuh kota di Indonesia, bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah plastik sekali pakai dan pentingnya tindakan nyata dalam menjaga lingkungan hidup.
  • Parade sampah plastik merupakan bagian dari Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024. Puncak aksi tersebut dihelat serentak di 1.285 lokasi di seluruh Indonesia pada 26 Oktober 2024 untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96. Sekitar 65.000 orang muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam aksi yang diinisiasi oleh Penjaga Laut, EcoDefender, dan Yayasan EcoNusa.
  • Laporan dari The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ tahun 2020 dalam studi berjudul Breaking the Plastic Wave menyatakan bahwa tanpa intervensi, jumlah sampah plastik yang memasuki lautan bisa mencapai 29 juta metrik ton per tahun pada 2040.
  • John Yewen, seorang komika yang turut berpartisipasi dalam parade ini di Sorong, mengatakan permasalahan sampah plastik ini merupakan isu lingkungan yang serius dan setiap individu memiliki peran dalam menjaga kelestarian lingkungan, termasuk untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik.

Monster plastik kembali melakukan ‘teror’ di sejumlah kota di Indonesia. Mereka memberi peringatan tentang bahaya plastik sekali pakai. Aksi teatrikal yang sempat menyita perhatian masyarakat ini bertujuan untuk mengajak generasi muda dan masyarakat luas untuk bersatu melawan polusi plastik melalui sebuah inisiatif kreatif.

Aksi monster plastik itu dilakukan di Jakarta; Makassar, Sulsel; Ambon, Maluku; Pontianak, Kalbar; Sorong, Papua Barat Daya; Salatiga, Jateng dan Gorontalo yang berlangsung dari tanggal 26 hingga 28 Oktober 2024.

Parade monster plastik itu merupakan bagian dari Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024. Puncak aksi tersebut dihelat serentak di 1.285 lokasi di seluruh Indonesia pada 26 Oktober 2024 untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96. Sekitar 65.000 orang muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam aksi yang diinisiasi oleh Penjaga Laut, EcoDefender, dan Yayasan EcoNusa.

Parade monster plastik digelar dengan cara mengarak monster raksasa yang terbuat dari sampah plastik, menelusuri jalan-jalan utama di setiap kota. Bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah plastik sekali pakai dan pentingnya tindakan nyata dalam menjaga lingkungan hidup dan juga menandai semangat kolektif anak muda untuk menanggapi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak.

“Aksi ini diadakan untuk mengedukasi terkait sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar, terutama pada individu yang mengonsumsi minimal tiga sampah plastik setiap hari,” kata Erwin Falufi Irianti, Koordinator Nasional Penjaga Laut, Senin (28/10/2024).

Baca : Sampah Plastik Mencemari Indonesia, Produsen Harus Bertanggung Jawab

Monster plastik ‘beraksi di Pontianak’ diarak puluhan generasi muda ke lokasi-lokasi keramaian. Foto: EcoNusa

Melalui gerakan nyata ini, ujar Erwin, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk berkontribusi dalam pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Ini bisa dimulai dengan langkah kecil, seperti mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan menerapkan daur ulang.

Aksi ini dilaksanakan berbeda-beda waktu untuk setiap kota. Untuk parade di Makassar, Gorontalo, dan Ambon diselenggarakan pada 26 Oktober, sementara di Jakarta dan Pontianak pada 27 Oktober. Aksi terakhir dilakukan di Sorong dan Salatiga pada 28 Oktober.

Penjaga Laut, EcoDefender, Yayasan EcoNusa, dan Metis menginisiasi parade tersebut di Makassar, Ambon, Jakarta, Pontianak, dan Sorong. Sementara aksi di Salatiga diinisiasi oleh SMP Stella Maris dan di Gorontalo oleh Japesda.

Dalam proses pembuatan monster plastik tersebut, para anak muda yang terlibat mengumpulkan puluhan kilogram sampah plastik yang diambil dari lingkungan sekitar. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai komunitas lokal, sekolah, dan organisasi lingkungan, yang berkolaborasi untuk menyebarluaskan pesan penting ini.

Dampak Plastik pada Krisis Iklim

Menurut Erwin, sampah plastik memiliki dampak yang luas terhadap krisis iklim, tidak hanya mencemari daratan dan lautan tetapi juga berkontribusi pada emisi karbon yang berbahaya. Laporan dari The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ  tahun 2020 dalam studi berjudul Breaking the Plastic Wave menyatakan bahwa tanpa intervensi, jumlah sampah plastik yang memasuki lautan bisa mencapai 29 juta metrik ton per tahun pada 2040.

“Studi ini juga menyoroti bahwa polusi plastik laut akan meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade jika tidak ada langkah signifikan untuk mengurangi limbah plastik. Sampah-sampah ini mengancam satwa laut, merusak ekosistem, dan pada akhirnya masuk dalam rantai makanan manusia.”

Baca juga : Penelitian: Indonesia Urutan Ketiga di Dunia Penghasil Polusi Plastik

Aksi monster plastik diharapkan dapat menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berkontribusi dalam pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Foto: Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia.

Sedangkan studi yang dilakukan Travis P. Wagner tahun 2017 memperkirakan masyarakat dunia membuang lima triliun sampah kantong plastik setiap tahunnya. Padahal, secara rata-rata, setiap orang hanya menggunakan kantong plastik selama 12 menit sebelum dibuang.

Data dari Making Oceans Plastic Free tahun 2017 menyebutkan bahwa rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya.

Menurut Erwin, banyak pemuda yang resah terhadap kondisi perubahan iklim, namun mereka belum memiliki wadah untuk bergerak bersama.

“Kami merasa perlu adanya aksi yang terus berkelanjutan dengan motor penggeraknya adalah anak-anak muda. AMJI juga mengedepankan isu lingkungan sekitar kita yang dapat disuarakan, melalui aksi nyata secara spesifik,” katanya.

John Yewen, seorang komika yang turut berpartisipasi dalam parade ini di Sorong, mengatakan permasalahan sampah plastik ini merupakan isu lingkungan yang serius dan setiap individu memiliki peran dalam menjaga kelestarian lingkungan, termasuk untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik.

“Ini isu semua orang. Jadi, semua orang harus peduli,” ujarnya.

Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa mengatakan Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa. Dengan kondisi geografis seperti ini, Indonesia adalah negara yang paling rawan terdampak perubahan iklim.

“Untuk menghentikan laju perubahan iklim ini tidak bisa dilakukan oleh kita sendiri, tapi harus dilakukan bersama-sama, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk anak muda, pemerintah, swasta, organisasi,” ujarnya.

Perlu dibaca : Studi: Tidak Hanya di Tanah dan Perairan, Mikroplastik juga Ditemukan di Air Awan

Proses pembuatan monster plastik di Makassar, melibatkan puluhan anak muda yang terlibat mengumpulkan puluhan kilogram sampah plastik yang diambil dari lingkungan sekitar. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai komunitas lokal, sekolah, dan organisasi lingkungan, yang berkolaborasi untuk menyebarluaskan pesan penting ini. Foto: Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan AMJI 2024 ini beragam, di antaranya penanaman sekitar 18.400 mangrove dan 24.245 pohon, pembagian 21.680 bibit tanaman, penyemaian 450 bibit, aksi bersih-bersih sampah, transplantasi 60 anakan terumbu karang, pelepasan 115 tukik, pembuatan ecobrick, dan diskusi mengenai efek pemanasan global.

Di Tangerang, Mangrove Center, sekitar 200 peserta melakukan aksi menanam 5.000 bibit mangrove, menyemai 3.100 batang mangrove, dan membersihkan sampah di sekitar pantai Teluk Naga.

Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan Serang, Perum Perhutani, Ronald Makabory, menyambut baik inisiasi anak muda untuk menjaga lingkungan ini, terutama dengan menanam mangrove untuk mengurangi gas rumah kaca.

“Sekarang negara kita sedang berupaya mencapai NDC (Nationally Determined Contribution/Target Kontribusi Nasional) salah satunya dengan penanaman mangrove. Jadi kami sangat mengapresiasi teman-teman AMJI melakukan kegiatan ini,” tuturnya.  (***)

Mengapa Urgen Tekan Bahkan Hapus Sampah Plastik?

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|