Merapi Purba dan Jejak Erupsi yang Mengubah Sejarah

1 month ago 78
  • Merapi tercatat sebagai gunung api paling aktif di Indonesia dan salah satu gunung berapi paling ikonik di dunia. Disebut demikian, karena aktivitas letusannya hampir terus terjadi.
  • Gunung Merapi merupakan poros sumbu filosofis Yogyakarta. Suatu konsep tata ruang yang menghubungkan antara Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan Jawa.
  • Sekitar 170 ribu tahun lalu, wajah kompleks Gunung Merapi tidak seperti sekarang. Mengikuti tulisan Ralf Gertisser, dari Universitas Keele, Inggris, ada tiga tahap evolusinya yaitu Proto Merapi, Merapi Lama, dan Merapi Baru.
  • Bencana yang disebabkan Merapi bukan hanya menimbulkan jatuhnya korban jiwa, namun turut mengubah peta, dan membuat sejarah. Misalnya, meski tidak ada prasasti yang menyebutkan bahwa candi Borobudur berada di lingkungan danau yang luas, namun bukti-bukti geologi memperlihatkan bahwa di sekitar candi pernah terbentuk danau yang luas.

Merapi tercatat sebagai gunung api paling aktif di Indonesia dan salah satu gunung berapi paling ikonik di dunia. Disebut demikian, karena aktivitas letusannya hampir terus terjadi. Seiring itu juga, kerap terjadi awan panas disertai material debu vulkanik yang oleh masyarakat disebut wedhus gembel.

Merapi juga menjadi gunung yang paling banyak dipelajari di dunia.

“Merapi menyajikan beberapa karakteristik gunung berapi paling berbahaya di dunia. Catatan letusannya yang dapat diandalkan menunjukkan aktivitas terus menerus dan 33 letusan sejak 1822. Sementara, periode istirahat gunung berapi tersebut rata-rata tidak melebihi 3,5 tahun,” tulis JC Thouret dari Universitas Blaise Pascal, Perancis, dalam artikel di Journal of Volcanology and Geothermal Research (2000). Dia mengutip data yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya.

Masih dalam artikel yang sama, episode ledakan hebat dengan rata-rata pengulangan 26 hingga 54 tahun telah menghasilkan aliran wedhus gembel yang mematikan dan fenomena alam lainnya.

Sedikitnya ada 7.000 kematian akibat letusan sejak pertengahan tahun 1500-an. Selama dua abad terakhir, aktivitas Merapi telah berganti secara teratur antara periode panjang ekstrusi kubah lava kental dan episode ledakan singkat pada interval 8 hingga 15 tahun.

Sekitar 14 tahun lalu, yaitu pada 26 Oktober 2010, Merapi kembali meletus dan menjadi salah satu letusan terburuk dan terbesar. Letusan beruntun hingga 3 November menyebabkan setidaknya 353 orang meninggal, dan salah satu korbannya adalah juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Baca: Berkah dan Musibah bagi Pemilik Gunung Api Terbanyak di Dunia

Tampak kerapatan hutan dengan latar belakang puncak Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan lava. Foto : Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Merapi Purba

Gunung Merapi merupakan poros sumbu filosofis Yogyakarta. Suatu konsep tata ruang yang menghubungkan antara Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan Jawa.

Sekitar 170 ribu tahun lalu, wajah kompleks Gunung Merapi tidak seperti sekarang. Mengikuti tulisan Ralf Gertisser, dari Universitas Keele, Inggris, ada tiga tahap evolusinya yaitu Proto Merapi, Merapi Lama, dan Merapi Baru.

Sebelum muncul Gunung Merapi, misalnya, telah lebih dulu ada Gunung Bibi yang sekarang berada di timur Merapi muncul sekitar 49 ribu hingga 169 tahun lalu. Gunung Turgo sekitar 135 ribu hingga 141 ribu tahun lalu, dan Gunung Plawangan sekitar 132 ribu hingga 138 ribu tahun silam.

Keduanya berada di selatan Gunung Merapi, yang tingginya sekarang telah kalah dengan Gunung Merapi yang terus membangun kubahnya. Dua bentukan gunung itu, Bibi dan Turgo-Plawangan disebut sebagai Proto Merapi.

Sedangkan Merapi tua mulai tumbuh sekitar 30 ribu tahun lalu, namun kemudian hancur dan berakhir sekitar 3,3 ribu hingga 6,3 ribu tahun lalu. Merapi Baru kemudian lahir setelahnya.

“Catatan radiokarbon menunjukkan aktivitas Merapi hampir terus menerus sejak saat ini, dengan periode frekuensi letusan tinggi yang diselingi interval lebih pendek dari tingkat letusan yang tampaknya lebih rendah. Ini tercermin dalam komposisi geokimia produk letusan,” tulis Gertisser, di Bulletin of Volcanology (2012).

Dalam versi lain, sejarah Merapi dibagi menjadi empat periode. Merapi Purba, Merapi Tengah, Merapi Baru, dan Merapi Moderen.

“Menurut data usia awal kami, Periode Purba mungkin dimulai sekitar 40 ribu tahun lalu dan berlangsung hingga 14 ribu tahun lalu ketika Periode Tengah dimulai. Periode Baru dimulai sekitar dua ribu dua ratus tahun lalu dan digantikan oleh Periode Moderen setelah letusan tahun 1786,” tulis G Camus, mewakili timnya. Dia berasal dari Universitas Blaise Pascal, Perancis. Laporan kajiannya dimuat di Journal of Vulcanology and Geothermal Research (2000).

“Studi kami tentang aktivitas masa lalu di Merapi memberikan beberapa wawasan tentang aktivitas masa depan, dan bahaya gunung berapi terkait. Jelas bahwa Merapi memiliki potensi letusan yang jauh lebih dahsyat daripada yang diamati selama periode historis.”

Periodisasi membantu kita mengenali pola pembentukan, pertumbuhan, dan kehancuran gunung berapi. Juga, mengidentifikasi karakter gunung berapi sehingga kita bisa merencanakan mitigasi bencana.

Baca: Menjaga Hidup Selaras dengan Merapi

Pemandangan Gunung Merapi di pagi hari. Foto: Wikimedia Commons/Wili Lumintang/CC BY-SA 4.0

Mengubah Sejarah 

Bencana yang disebabkan Merapi bukan hanya menimbulkan jatuhnya korban jiwa, namun turut mengubah peta, dan membuat sejarah. Misalnya, meski tidak ada prasasti yang menyebutkan bahwa candi Borobudur berada di lingkungan danau yang luas, namun bukti-bukti geologi memperlihatkan bahwa di sekitar candi pernah terbentuk danau yang luas. Gunung Merapi memberi kontribusi muncul dan hilangnya danau purba di Borobudur.

Menyitir kajian Helmy Murwanto yang diterbitkan BRIN, lingkungan danau di Borobudur berubah akibat letusan Gunung Merapi pada 1006. Dulu terdapat danau yang cukup luas di sekitar Borobudur. Namun, keberadaan danau itu kini telah hilang.

Letusan itu mengakibatkan bagian puncak gunung longsor ke arah barat daya. Material longsoran itu tertahan pegunungan Menoreh dan membendung Sungai Progo serta membentuk lipatan Perbukitan Gendol. Uji geologi memperlihatkan adanya endapan lempung hitam yang merupakan sedimentasi danau. Sementara uji polen menunjukkan terdapat tanaman dari lingkungan rawa yang membuktikan bahwa danau itu memang benar-benar pernah ada.

Baca: Memori Bencana Merapi di Museum Warga

Anggrek merapi [Vanda tricolor] ini unik, memncarkan aroma harum pada jam-jam tertentu dan tahan panas. Foto: Nuswantoro/Mongabay Indonesia

Selain itu CG Newhall, geolog dari Universitas Washington, Amerika, bersama tim menyebut dalam hasil studinya danau Borobudur purba terbentuk sekitar 3400 tahun lalu berdasar analisis isotop karbon 14 sebelum sekarang (Before Present). Danau terbentuk akibat adanya bendungan alami Kali Progo yang diakibatkan aktivitas Gunung Merapi.

Newhall juga menyebut beberapa candi Buddha dan Hindu yang banyak dibangun antara tahun 732 sampai 900 M. Letusan Merapi terjadi sebelum, selama, dan setelah pembangunan candi. Sebagian candi berhasil ditemukan meski belum seluruhnya bisa disingkap seperti Candi Kimpulan atau Pustakasala di kompleks UII, juga Candi Sambisari di Kalasan, Sleman.

Ada dugaan, letusan Merapi juga berkontribusi pada perpindahan kekuasaan kerajaan Hindu Mataram dan penduduk ke Jawa Timur pada 928 (Saka) atau 1006 M.

Soal ada tidaknya letusan dahsyat Merapi pada 1006 M, sempat menjadi perdebatan para ahli. Supriati Dwi Adreastuti, dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian, menyimpulkan ada tiga kemungkinan pindahnya penduduk kerajaan Mataram ke Jawa Timur. Yaitu, intensitas Merapi yang tinggi, menghindari serangan kerajaan Sriwijaya, dan lokasi perdagangan yang strategis di Delta Brantas. Laporan penelitiannya bersama tim dipublikasikan di Jurnal Geologi Indonesia (2006).

Kemunculan Gunung Merapi berikut aktivitasnya bukanlah peristiwa alam biasa. Selama berabad, manusia dan gunung saling terhubung membentuk sejarah dan peradaban.

Foto : Menjejak Merapi, Gunung Aktif Penuh Misteri

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|