- Apakah kita benar-benar tahu perbedaan lebah dan tawon?
- Lebah dan tawon memang berbeda. Dulu mereka memiliki leluhur yang sama, tapi keduanya berpisah 120 juta tahun lalu.
- Lebah bergantung pada keberadaan bunga sementara tawon meneruskan cara hidup leluhurnya sebagai karnivora. Lebah lebih banyak berpindah dari satu bunga ke bunga lain, sementara tawon menjadi serangga pemburu.
- Perbedaan yang bisa dikenali antara lebah dan tawon adalah penampilannya. Lebah perawakannya lebih bulat, sementara tawon lebih langsing. Lebah berbulu, sementara tawon tidak.
Ketika seseorang mengatakan tersengat tawon, mungkin dia ragu apakah karena tawon atau lebah. Kita juga terbiasa mendengar frasa lebah madu ketimbang tawon madu.
Apakah kita benar-benar tahu perbedaan lebah dan tawon?
Lebah dan tawon memang berbeda. Dulu mereka memiliki leluhur yang sama, tapi keduanya berpisah 120 juta tahun lalu. Kalau kebanyakan lebah bergantung pada keberadaan bunga, tawon meneruskan cara hidup leluhurnya sebagai karnivora. Lebah lebih banyak berpindah dari satu bunga ke bunga lain, sementara tawon menjadi serangga pemburu.
Perbedaan yang bisa dikenali antara lebah dan tawon adalah penampilannya. Lebah perawakannya lebih bulat, sementara tawon lebih langsing. Lebah berbulu, sementara tawon tidak.
“Lebah, tidak seperti kebanyakan serangga herbivora lainnya, hanya makan serbuk sari dan nektar atau minyak bunga. Perubahan pola makan dari leluhur karnivora mereka diikuti evolusi rambut tubuh yang membantu lebah mengambil serbuk sari, juga modifikasi kaki belakang atau permukaan perut ventral yang membawa serbuk sari dalam jumlah besar,” tulis John Capinera, mewakili tim, dari Universitas Florida, Amerika, dalam Encyclopedia of Entomology, 2008.
“Ciri-ciri ini biasanya yang membedakannya dengan tawon.”
Baca: Misteri Heksagonal Sarang Lebah Madu: Mitos atau Fakta?
Keduanya sama-sama penting bagi ekosistem, sayang populasinya terganggu. Lebah sedikit bernasib lebih baik dibanding tawon. Saat ada lebah terperangkap di jendela kaca, pada umumnya orang menyuruhnya pergi. Namun saat yang terperangkap tawon, makhluk kecil ini lebih banyak diburu.
Dalam survei yang pernah dikerjakan di 46 negara, lebah ternyata mendapat tingkat emosi tertinggi setelah kupu-kupu. Sementara tawon, bahkan ditempatkan lebih rendah dibanding lalat.
“Meski demikian, kita perlu secara aktif mengubah citra negatif tentang tawon untuk melindungi manfaat ekologis yang mereka bawa ke planet kita,” kata Seiran Sumner dari University College London yang memimpin survei itu, mengutip Sciencedaily.
Baca: Menyiasati Dampak Perubahan Iklim dengan Lebah Madu. Seperti Apa?
Perbedaan Utama
Perbedaan bentuk lebah dan tawon bertalian erat dengan kebiasaan dan cara makan mereka. Misalnya tawon jaket kuning, bentuknya aerodinamis dengan pinggang berotot. Postur demikian sangat cocok untuk menerkam serangga lain atau melesat untuk mengambil makanan dari koloni lain, menurut Britannica.
Sebaliknya, lebah madu tidak membutuhkan kemampuan manuver tinggi. Dia cukup berpindah dari satu bunga ke bunga lain. Bentuk perut mereka yang lebih bulat dan berambut, disukai bunga karena membantu penyerbukan.
Lebah pada dasarnya adalah vegetarian. Kebanyakan makan nektar atau cairan manis yang berasal dari bunga, juga polen atau serbuk sari. Sementara tawon berburu serangga dan laba-laba, namun mereka juga diketahui makan nektar dan mengisap gula dari buah-buahan. Itu sebabnya, sebagian menyebut tawon sesungguhnya omnivora.
Menariknya, kanibalisme terjadi pada lebah madu. Tujuannya untuk melindungi sarang dari ancaman. Juga selama serbuk sari sulit didapatkan, atau untuk alasan agar induk tetap terpelihara. Selain itu, lebah ternyata juga makan bangkai hewan yang mati. Bahkan ada sekelompok lebah yang secara aktif makan daging busuk, seperti dikutip dari Discover Wildlife.
Sementara penelitian lain mendapati perilaku kanibal juga terjadi pada tawon jenis Isodontia harmandi yang merupakan jenis tawon soliter. Bayi tawon ini bisa memangsa bayi tawon lainnya. Tawon soliter dikenal sebagai tawon parasit karena meletakkan telurnya pada tubuh serangga lain sehingga anaknya hidup dengan memakan daging serangga tersebut.
Baca: Riset: Kanibalisme Terjadi pada Sesama “Bayi” Tawon
Soal sengatan, siapapun rasanya tidak bersedia disengat hanya untuk membuktikan mana lebah dan tawon. Baik lebah maupun tawon umumnya menyengat. Uniknya, hanya lebah dan tawon betina yang mampu menyengat, menurut penjelasan Discover Wildlife. Selain itu, tidak semua spesies dari keduanya memiliki sengat.
Umumnya, lebah hanya bisa menyengat sekali, sementara tawon bisa berkali. Andai lebah menyengat kulit manusia, sengatannya akan tertinggal dan menyebabkan lebah mati. Sementara tawon, bisa menyengat beberapa kali.
Saat menyengat, lebah atau tawon menyuntikkan racun yang terdiri campuran kimia kompleks. Racun menghancurkan daging dan sel darah, meningkatkan aliran darah, dan mengacaukan sistem syaraf.
Rasa sakit mendapat satu sengatan mungkin hanya seperti efek disuntik imunisasi. Namun, setengah lusin sengatan kebanyakan orang perlu duduk sambil minum secangkir teh, masih menurut penjelasan itu. Siapapun yang menerima 100 sengatan, harus mencari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan ginjal atau hati.
Baca juga: Ditemukan, Spesies Tawon Baru dengan Sengat Mematikan
Tawon Vespa
Satu jenis tawon yang kerap mendapat sorotan adalah tawon vespa atau tawon endas (Vespa affinis). Ini karena sengatannya bisa menyebabkan kematian. Tawon merupakan hewan teritorial sehingga jika kita masuk wilayahnya maka bisa dianggap ancaman.
Ciri-ciri tawon vespa adalah kepalanya berwarna cokelat kemerahan atau hitam. Warna dada seperti warna kepala, sementara abdomen terdapat warna cerah yang melingkar seperti cincin. Panjang tubuhnya sekitar 20-25 mm. Sementara ratunya bisa mencapai 30 mm. Salah satu ciri khasnya adalah rumahnya seperti kendi. Itu sebabnya tawon ini kadang juga disebut tawon kendi.
Sih Kahono, Peneliti Pusat Riset Biologi, Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN), menjelaskan tawon mungkin terganggu dengan kedatangan manusia sehingga mereka mengeluarkan zat beracun dan menyerang, seperti dikutip dari situs BRIN.
Sejumlah laporan menyebutkan adanya serangan tawon vespa di beberapa daerah. Sementara petugas BPBD dan Damkar beberapa kali mendapat permintaan untuk mengevakuasi sarangnya.
Individu tawon yang menyengat pertama akan mengeluarkan feromon yang disebut attack pheromone. Tujuannya, untuk mengundang individu-individu lain dari satu koloni agar ikut menyengat bersama. Itu sebabnya, dia menyarankan ketika diserang sebaiknya lari sejauh-jauhnya.
“Semakin kita melakukan perlawanan akan semakin membahayakan diri kita sendiri. Karena itu, cara terbaik saat diserang tawon adalah melarikan diri sejauh mungkin atau dengan membuang pakaian yang dipakai untuk menghilangkan feromon yang sudah menempel di baju,” terangnya.