Lagi, Tapir Terperosok Kolam di Pasaman Barat

1 month ago 46
  • Seekor tapir terperosok masuk ke dalam kolam Balai Benih Ikan (BBI) di Suko Menanti Padang Tujuh Aur Kuning, Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (13/12/24).
  • Kejadian terperosoknya tapir ke kolam dan sungai sudah sering terjadi di Sumbar, seperti terjadi Pasaman Barat, Payakumbuh dan Pesisir Selatan. Mirisnya, rata-rata tapir konflik dibawa ke kebun binatang
  • Peneliti Satwa dari Universitas Andalas Padang Wilson Novarino mengatakan tapir bersifat penjelajah yang menyukai daerah pinggiran aliran air di tengah hutan untuk mencari makan. Ini salah satu kemungkinan penyebab tapir bisa masuk sampai ke kolam.
  • Data populasi tapir masih minim karena penelitian yang masih sangat sedikit. Tetapi satwa ini berstatus konservasi genting ini akibat kerusakan hutan sebagai habitatnya menjadi perkebunan dan pembangunan infrastruktur.

Seekor tapir (Tapirus indicus) masuk ke dalam kolam Balai Benih Ikan (BBI) di Suko Menanti Padang Tujuh Aur Kuning, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (13/12/24).

Upaya penyelamatan tapir betina ini cukup dramatis. Awalnya tim dari BKSDA Sumbar berusaha untuk menaikkan tapir dari atas kolam dengan cara manual memberikan tangga namun tapir tersebut meronta dan terjatuh sehingga upaya evakuasi gagal dilakukan.

Kemudian tim mengeringkan kolam kemudian membius tapir tersebut agar bisa diangkat dari dasar kolam. Akibat meronta terjadi pergesekan di dinding kolam sehingga tapir mengalami luka-luka lecet di kaki dan di badannya.

“Awalnya kami berusaha mengevakuasi Tapir secara manual untuk mengangkat satwa namun tidak berhasil. Akhirnya air kolam dikeringkan dan satwa dibius,” ungkap Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri, kepada Mongabay, Sabtu (14/12/24).

Saat ini tapir dititipkan di Taman Hutan Kota Pasaman Barat untuk dilakukan  observasi dan pemeriksaan kesehatan.  “Hasil observasi kemarin secara umum bagus, hanya penyembuhan luka-luka kecil. Kalau sudah ada rekomendasi dari dokter, secepatnya akan segera dirilis,” jelasnya.

Baca : Tapir Terperosok di Kolam PLTMH Lagi, Ini Rekomendasi BKSDA Sumbar

Proses evakuasi Tapir dari dalam kolam Balai Benih Ikan (BBI) di Suko Menanti Padang Tujuh Aur Kuning, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (13/12/24). Foto: Dok. BKSDA Sumbar

Vevri menduga tapir terperosok dalam kolam BBI milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pasaman karena dikejar anjing.  “Lokasi kolam milik DKP ini memang berbatasan dengan kawasan hutan, kemungkinan tapirnya berlari dikejar satwa pemangsa hingga sampai ke pemukiman,” sebutnya

Warga setempat, Ridho mengatakan sehari sebelumnya tapir terlihat berada di jalan umum dikejar-kejar anjing. Kemudian pada sore hari tapir ini terlihat mengitari area perkantoran di kawasan tersebut. Namun pada esok harinya sudah berada dalam kolam BBI. Ia melihat kondisi tapir sedang kelelahan dan diduga karena kelaparan setelah dikejar anjing.

Kejadian masuknya tapir ke dalam kolam penampungan air di Kabupaten Pasaman Barat sudah yang kedua kali pada 2024. Sebelumnya, pada April lalu seekor tapir juga terperosok ke kolam penampungan air (head pond) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) PT. Optima Tirta Energy (OTE) di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

Beruntung pada saat itu Tapir yang memiliki bobot sekitar 250 kilogram ini bisa keluar dengan sendirinya akibat luapan air kolam yang dipenuhi sampah. Atas kejadian tersebut pihak perusahaan memasang pagar pembatas di sepanjang jaringan saluran atau waterway. Karena kejadian  masuknya satwa ke lokasi PLTMH bukan baru sekali, sebelumnya seekor harimau juga terlihat melintasi kawasan kolam PLTMH.

Mengenai kondisi tapir yang terluka, Wilson menyebut itu suatu yang wajar karena aktivitasnya, misalnya tergesek dinding kolam/irigasi atau merunduk di bawah pohon, jika yang di Pasaman ini karena proses evakuasi, perlu waktu untuk proses penyembuhan sebelum dilepasliarkan.

Baca juga : Kabur dari Taman Marga Satwa Bukittinggi, Tapir Berendam di Kolam Istana Bung Hatta

Tapir yang sudah dibius dievakuasi dari kawasan pemukiman warga di Nagari Suko Menanti Padang Tujuh Aur Kuning, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (13/12/24). Foto: Vinolia/ Mongabay Indonesia

Tapir Menyukai Aliran Air dan Suka Berendam

Peneliti Satwa dari Universitas Andalas Padang Wilson Novarino mengatakan tapir bersifat penjelajah untuk mencari makan dengan mengambil daun dan mengunyahnya sambil bergerak. Karena menyukai batang basah (herbaceous), maka tapir menyukai daerah pinggiran aliran air di tengah hutan. Karenanya, tapir biasanya mengikuti aliran air. Ini salah satu kemungkinan penyebab tapir bisa masuk sampai ke kolam.

“Tapir menyeberangi sungai tidak dengan berenang melainkan berjalan di dasar sungai seperti kuda nil. Ini salah satu mekanisme pertahanan dirinya ketika dikejar predator. Itu hal yang sangat lazim. Di Sumatera Barat juga beberapa kali ada tapir masuk ke sumur dan kolam,” jelas Wilson saat dihubungi Mongabay, Sabtu (14/12/2024).

Wilson menambahkan, tapir berada di sekitar pemukiman warga kemungkinan karena ada tekanan pada habitat. Mungkin saja hutan sudah tidak lagi kondusif hingga mencari makan di tempat lain.

Tapir, katanya,  biasa mendiami hutan primer dan sekunder. Kala memasuki hutan sekunder, bisa menyisir sampai ke pemukiman warga hingga masuk kolam.

Sebelumnya, tapir masuk kolam pernah terjadi di Payakumbuh dan Pesisir Selatan. Tahun lalu, di Limapuluh Kota ada tapir masuk saluran pembuangan tinja, kemungkinan dikejar predator.  Sedangkan pada Juli 2023, seekor tapir masuk ke saluran irigasi di Ampiang Parak Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. Ada juga tapir tertabrak kendaraan. “Mirisnya, rata-rata tapir konflik dibawa ke kebun binatang,” tambahnya.

Habitat tapir, hampir di seluruh wilayah di Sumatera kecuali hutan di kawasan DanauToba. Ia tersebar mulai selatan Toba sampai Lampung.

Baca juga : Kagetnya Warga Labuhan Batu Selatan, Lihat Tapir Masuk Permukiman

Tapir yang berada di kandang Taman Hutan kota Pasaman Barat setelah dievakuasi dari kolam Balai Benih Ikan (BBI) di Suko Menanti Padang Tujuh Aur Kuning. Foto: Vinolia/ Mongabay Indonesia

Minim Data Populasi

Staf pengajar di Jurusan Biologi Unand ini mengatakan data populasi tapir masih minim karena penelitian tentang tapir di Indonesia masih sangat sedikit. Kebanyakan data berasal dari data kamera jebak di berbagai daerah. Tapir berstatus konservasi genting (endangered) karena kehilangan habitatnya akibat konversi hutan menjadi perkebunan dan pembangunan infrastruktur.

Sedangkan Peneliti Satwa dari Universitas Andalas, Ardinis Arbain mengatakan tapir berperan sangat penting untuk menjaga ekosistem karena mampu menyebarkan biji-bijian, menanam durian dan nangka di hutan. Tetapi tapir juga kerap diburu di Sumbar.

Ardinis menyebut kawasan hutan di Pasaman merupakan kawasan dataran rendah yang cukup bagus untuk habitat tapir, meski dia belum pernah meneliti di kawasan itu.

“Penelitian saya tahun 2003 di Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan, terdapat cukup banyak tapir. Tapir suka daerah yang tidak terlalu tinggi seperti di Nagari Talamau, Kabupaten Pasaman Barat tempat keberadan PLTMH dan kolam BBI ini. Kalau di Pesisir Selatan habitatnya di Amping Parak, Taratak dan di Tapan. Disana populasinya masih banyak, ada sekitar 50 ekor,” tambahnya. (***)

Rahasia Pesona Hitam Putih Tapir Sumatera

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|