Chungungo, “Kucing Laut” yang Hidup Gelisah di Chili

1 month ago 43
  • Chungungo merupakan jenis berang-berang laut terkecil yang hidup di pesisir Amerika Selatan dari Peru, Chili dan Argentina.
  • Chungungo juga dikenal sebagai kucing laut ini merupakan mamalia pemalu yang cukup kuat bertahan di dalam kondisi ekstrem pada habitat pantai berbatu yang akrab dengan ombak besar dan angin kencang.
  • Chungungo hidupnya gelisah karena keberadaan dianggap saingan bagi nelayan di sana
  • Meskipun tidak memiliki predator alami, keberadaan chungungo terancam perburuan untuk diambil bulunya yang indah. Selain itu, habitatnya terancam pencemaran dan kerusakan

Di sepanjang pantai berbatu di Chili dan Argentina, chungungo atau berang-berang laut hidup dengan gelisah. Salah satu alasannya karena keberadaan mereka dianggap saingan bagi nelayan di sana.

Dengan nama ilmiah Lontra felina, satwa ini merupakan mamalia pemalu. Sejauh ini tidak banyak informasi ilmiah mengenai populasi, teritorial, perilaku keluarga, kebiasaan makan, perkawinan, dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu mengetahui spesies ini.

Chungungo juga dikenal sebagai kucing laut, karena penampilannya seperti kucing yang telah mendiami pantai berbatu sejak mereka lahir.

Satwa ini tumbuh sekitar 45 inchi atau 114 sentimeter dan beratnya hanya 3 hingga 5 kilogram. Tubuhnya yang memanjang dan kepalanya yang kecil dan pipih memberikan kelebihan untuk berang-berang laut ini berenang cepat.

Tidak seperti berang-berang sungai, berang-berang laut ini malah tidak pandai mengatur suhu tubuhnya. Untuk mempertahankan panas, mereka harus meningkatkan metabolisme, yang mengharuskan mereka makan dalam jumlah besar. Setiap hari, mereka memerlukan makanan sebanyak sepertiga dari berat badannya.

Untuk itu, chungungo hanya menghabiskan sekitar 20% waktunya di dalam air. Sisanya perenang ulung ini akan menghabiskan banyak waktu untuk berbaring, berjemur, dan rajin merawat bulu mereka untuk mempertahankan kelembabannya.

Kaki mereka yang memiliki pembuluh darah yang besar juga memungkinkan mereka untuk mengatur suhu tubuh. Ketika melebarkan jari-jari kaki itu membantu mendinginkan tubuh mereka, dan menutupnya untuk menjaga kehangatan.

Baca : Nasib Berang-berang, Terancam Punah di Alam Liar

Seekor chungungo atau berang-berang laut (Lontra felina). Foto : Bastian Gygli via Wikimedia Commons CC BY-SA 3.0

Tungkai chungungo yang pendek dilengkapi dengan cakar yang kuat dan jari-jari kaki yang berselaput, ideal untuk menangkap mangsa. Mereka menggunakan ekor dan tungkai belakangnya untuk mendorong tubuh saat di dalam air. Kadang mereka berenang dengan posisi telentang, itu memungkinkan mereka untuk menahan mangsa di dadanya.

Selain tubuh, ternyata bulu chungungo juga unik. Di bawah bulu luarnya terdapat lapisan bulu-bulu halus yang padat yang mengisolasinya dari hawa dingin dan melindunginya dari cedera akibat benturan dengan pantai berbatu.

Spesies Terkecil

Chungungo merupakan spesies berang-berang laut terkecil di dunia. Meski begitu, mereka cukup kuat bertahan di dalam kondisi ekstrem. Habitat mereka memang berada di pantai berbatu yang akrab dengan ombak besar dan angin kencang.

Sementara tebing-tebingnya curam, menjadi tempat membuat sarang. Di sana, mereka kerap membuat kanal dan gua untuk berlindung.

Berang-berang laut hidup sendiri atau dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 ekor. Habitat tidak dibedakan dengan tenorial. Untuk itu jantan dan betina yang berbeda sering kali tumpang tindih mendiami satu sarang.

Betina melahirkan 2-5 anak setelah masa kehamilan 60 – 70 hari. Anakan chungungo dikenal karena keingintahuan dan keceriaannya. Mereka akan tetap bersama induknya selama sekitar 10 bulan, lalu berpisah dan menjalani kehidupan soliter, hingga membentuk pasangan selama musim kawin.

“Mereka berpasangan seumur hidup (monogami),” tulis sebuah laporan seperti dikutip dari Livescience.

Setelah usai musim kawin, baik jantan dan betina memilih tetap bersama seumur hidup. Dalam perkawinan monogami ini, dimana kedua induknya berbagi tanggung jawab membawa mangsa kembali ke sarang.

Wilayah distribusi berang-berang mini ini membentang di pesisir Amerika Selatan dari Peru, Chili dan Argentina. Mereka lebih menyukai tempat berburu di hutan rumput laut, di mana mereka dapat menyelam hingga kedalaman 40 meter. Mangsa mereka adalah ikan, cumi-cumi, dan krustasea.

Baca juga : Nasib Berang-berang, Minim Perhatian dan Penelitian

Seekor chungungo atau berang-berang laut (Lontra felina). Foto : otterchan.net

Terancam Perburuan dan Kerusakan Lingkungan

Meskipun tidak memiliki predator alami, hewan ini menghadapi ancaman besar dari manusia, yang telah memburunya selama beberapa dekade karena bulunya yang indah.

Sampai saat ini berang-berang laut pun masih diburu untuk diambil bulunya, yang menyebabkan penurunan populasi yang tajam. Ancaman terhadap berang-berang laut saat ini terletak pada pencemaran perairan pesisir, perusakan habitat, dan penangkapan ikan mangsa secara berlebihan. Selain itu, banyak berang-berang laut yang terperangkap jaring ikan serta perangkap kepiting.

Selain berang-berang laut Amerika Utara, Lontra felina adalah salah satu dari dua spesies berang-berang terakhir yang masih hidup yang sebagian besar hidup di laut.

“Kami sedang melaksanakan misi penyelamatan (berang-berang laut) di Peru di bawah arahan Dr. Juan Valqui bekerja sama dengan Pro Delphinus,” tulis laporan yang dikutip dari Yaqupacha.

Hidup Berang-berang Terancam Akibat Perdagangan Online di Asia Tenggara

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|