Spesies Baru: Lobster Hias Papua yang Berkelana ke Eropa

10 hours ago 2
  • Lobster hias dari Papua berwarna biru ini, memiliki nama baru: Cherax pulverulentus. Sebelumnya, ia dianggap Cherax pulcher, lobster hias yang sama-sama berasal dari Papua.
  • Meskipun spesies ini telah dieksploitasi dalam perdagangan akuarium hias, setidaknya selama 21 tahun ia belum diberi nama resmi.
  • Spesies baru ini ditemukan dalam dua bentuk warna, ungu dan biru. Lobster yang ungu, tubuhnya biru kehijauan dengan bintik ungu dan ujung ekor putih pucat. Sementara lobster biru, tubuh berwarna biru tua, bintik hitam dan ujung ekor oranye terang.
  • Nama Cherax pulverulentus diperoleh dari Bahasa Latin yaitu pulverulentus, yang berarti tertutup debu, merujuk banyaknya bintik seperti partikel debu di tubuhnya. Nama umum yang disarankan adalah lobster berdebu.

Lobster hias dari Papua berwarna biru ini, memiliki nama baru: Cherax pulverulentus. Butuh perjalanan lebih dari 10 ribu kilometer, dari Papua menuju Republik Ceko dan berpindah dari sejumlah kontainer, sebelum sampai ke laboratorium penelitian dan dikenali secara ilmiah.

Sebelumnya, ia dianggap Cherax pulcher, lobster hias yang sama-sama berasal dari Papua. Warnanya memang mirip, dari sungai di daerah tropis dan suka menggali lubang sebagai tempat persembunyian.

Karena keindahannya, jenis ini dikoleksi sebagai lobster hias pengisi akuarium atau aquaspace. Penggemarnya menyebutnya sebagai lobster Hoa Creek, Blue Moon, atau Irian Jaya.

“Meskipun spesies ini telah dieksploitasi dalam perdagangan akuarium hias, setidaknya selama 21 tahun spesies ini belum diberi nama resmi,” ungkap Jiri Patoka, penulis utama laporan yang dimuat di jurnal Zootaxa, Januari 2025. Dia berasal dari Universitas Ilmu Hayati Ceko Praha, Repubik Ceko.

Ada keterlibatan seorang peneliti Indonesia atas temuan ini. Namanya, Surya Gentha Akmal dari IPB University, Bogor. Sementara dua peneliti lainnya yaitu Martin Blaha dan Antonin Kouba, berasal dari Universitas Bohemia Selatan, Ceko.

Jiri Patoka sendiri merupakan ahli lobster air tawar. Dia mempunyai minat besar terhadap biota air tawar invasif di Indonesia, serta lobster air tawar Indonesia dan Australia. Dia beberapa kali menjadi pembicara dan dosen tamu untuk topik yang sama di Indonesia.

Baca: Udang Rahasia, Spesies Baru dengan Capit Unik dari Sulawesi Tengah

Inilah lobster hias dari Papua bernama Cherax pulverulentus. Foto: Jiri Patoka/Jurnal Zootaxa JAnuari 2025

Nama baru lobster

Bagaimana lobster Papua ini mendapatkan namanya?

Awalnya, para peneliti mendapatkan enam ekor lobster hias Indonesia dari pedagang satwa peliharaan di Ceko, Maret 2023. Lobster itu tampak familiar menurut mereka. Berwarna biru, berukuran sedang sekitar 5 cm, dan tidak agresif. Mulanya, mereka menyangka dari spesies Cherax pulcher. Namun, secara morfologi ada sedikit perbedaan yaitu memiliki bintik. Mereka pun tertarik mengujinya.

Melalui pemeriksaan DNA, para peneliti yakin enam lobster tersebut merupakan spesies baru. Spesies terdekatnya memang Cherax pulcher, namun masih ada perbedaan genetik, sekitar dua persen dari spesies itu. Dibanding Cherax pulcher, lobster hias ini juga memiliki cakar lebih kecil, dengan ciri khas bintik-bintik unik.

Baca: Uniknya Udang Muara, Memijah di Air Payau dan Berkembang di Laut

Cherax pulverulentus jantan dewasa. Foto: Jiri Patoka/Jurnal Zootaxa JAnuari 2025

Sebagai satwa hias, lobster air tawar ini ditangkap dari alam dan diekspor oleh pedagang grosir Indonesia ke pasar satwa peliharaan global. Seorang pedagang dari Sorong telah membawanya ke Jakarta. Selain untuk memenuhi pasar lokal Indonesia, lobster ini juga dikirim terutama ke Eropa, Amerika, dan Jepang.

Mengutip laporan itu, Papua adalah hotspot untuk banyak spesies yang belum dideskripsikan secara formal. Saat ini, ada 28 spesies lobster air tawar dari Papua dan sebagian besar spesies endemik dengan jangkauan sempit. Misalnya, hanya ada di satu sungai atau danau.

Cherax pulverulentus diperoleh dari anak sungai hingga Danau Ayamaru, Kecamatan Framu, Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Informasi yang didapatkan dari pemasok, jenis ini ditemukan di sebelah barat anak sungai sekitar danau. Lokasinya berada di dataran tinggi batu kapur, sekitar 250 m dpl.

“Banyak lobster air tawar yang dibawa dari Sorong untuk pasar ikan hias global. Boleh jadi di antaranya adalah spesies baru. Kita kesulitan untuk mengetahui detilnya, karena para pengumpul tidak menceritakan lokasi penangkapan,” ungkap Jiri, saat menjadi dosen tamu.

Baca: Lobster Kipas, Si Penghuni Karang dari Samudera

Cherax pulverulentus ini awalnya dianggap sebagai jenis Cherax pulcher, lobster hias yang sama-sama berasal dari Papua. Foto: Jiri Patoka/Jurnal Zootaxa JAnuari 2025

Temuan penting lobster

Satu temuan penting lobster air tawar dari Papua pada 2017 adalah lobster gua berwarna putih pucat (Cherox acherontis). Lobster yang hidup di lingkungan minim cahaya ini berasal dari gua Jugurama, Jayawijaya. Ini adalah spesies lobster gua pertama yang ditemukan di belahan bumi selatan.

Semua lobster air tawar Papua dalam genus Cherax biasanya diklasifikasikan sebagai lobster yang suka menggali cukup dalam. Sayangnya, sebagian besar pengamatan Cherax pulverulentus berasal dari akuarium. Perilaku alami di habitat aslinya belum banyak diketahui, sehingga menjadi tantangan para peneliti untuk mengungkapnya.

Sama seperti Cherax pulcher, spesies baru ini ditemukan dalam dua bentuk warna, ungu dan biru. Lobster yang ungu, tubuhnya biru kehijauan dengan bintik ungu dan ujung ekor putih pucat. Sementara lobster biru, tubuh berwarna biru tua, bintik hitam dan ujung ekor oranye terang.

Nama Cherax pulverulentus diperoleh dari Bahasa Latin yaitu pulverulentus, yang berarti tertutup debu, merujuk banyaknya bintik seperti partikel debu di tubuhnya. Nama umum yang disarankan adalah lobster berdebu.

Ini merupakan Cherax pulverulentus betina dewasa. Foto: Jiri Patoka/Jurnal Zootaxa JAnuari 2025

Laporan juga menerangkan, ada satu individu yang diperoleh dari perairan hangat di Hongaria, yang diteliti sebelumnya pada 2022. Awalnya, jenis itu dikira Cherax pulcher. Namun, setelah diamati lebih dalam ternyata Cherax pulverulentus. Diduga, individu tersebut tak sengaja terbuang di limbah pembuangan akuarium.

Lobster air tawar baru ini mungkin butuh air relatif bersih dengan kadar oksigen baik. Habitatnya yang terpencil di sungai-sungai Papua menunjukkan ia beradaptasi dengan lingkungan yang minim gangguan manusia.

Habitat Cherax pulverulentus di alam liar, berpotensi terancam aktivitas manusia, seperti deforestasi, polusi sungai, atau penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan. Para ilmuwan menekankan pentingnya penelitian konservasi untuk memastikan kelangsungan spesies ini di lingkungan aslinya.

Ada Udang Selingkuh di Papua, Seperti Apa?

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|