Buaya dan Aligator, Apakah Predator yang Sama?

18 hours ago 5
  • Apakah buaya dan aligator jenis yang sama?
  • Kedua predator ini sekilas mirip. Namun, secara taksonomi dan karakteristik fisik, mereka jenis berbeda.
  • Perbedaan yang mencolok adalah moncong buaya cenderung lebih panjang dan berbentuk ‘V’ meruncing, sementara aligator memiliki moncong lebih lebar dan berbentuk ‘U’ membulat.
  • Aligator tidak termasuk dalam daftar fauna alami Indonesia. Distribusi geografis aligator secara alami hanya ditemukan di Amerika Utara (Amerika Serikat dan sebagian kecil Kanada) serta sebagian kecil di China.

Apakah buaya dan aligator jenis yang sama? Kedua predator ini, sekilas memiliki kemiripan. Namun, secara taksonomi dan karakteristik fisik, mereka berbeda.

Buaya masuk famili Crocodylidae, sementara aligator merupakan famili Alligatoridae. Keduanya berada dalam ordo yang sama yaitu Crocodylia. Perbedaan paling mencolok terletak pada bentuk moncong, seperti yang diungkapkan Dr. Brady Barr, herpetolog dan penjelajah National Geographic.

“Moncong buaya cenderung lebih panjang dan berbentuk ‘V’ meruncing, sementara aligator memiliki moncong lebih lebar dan berbentuk ‘U’ membulat,” ungkap Brady Barr.

Perbedaan ini berkaitan erat dengan jenis mangsa dan teknik berburu. Lebih lanjut, struktur gigi menjadi pembeda keduanya. Saat mulut buaya tertutup, gigi keempat di rahang bawahnya terlihat menonjol di luar rahang atas. Pada aligator, rahang atas yang lebih lebar akan menutupi seluruh gigi rahang bawah ketika mulutnya tertutup.

Baca: Konflik Manusia dengan Buaya Muara Masih Terjadi di NTT, Mengapa?

Inilah buaya irian atau dikenal dengan nama latin Crocodylus novaeguineae. Foto: Wikimedia Commons/Wilfried Berns www.Tierdoku.com/Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 2.0/Free to share

Dikutip dari situs seaworld, kedua satwa ini memiliki berbagai perbedaan mencolok. Aligator berwarna gelap dengan moncong lebar membulat, biasanya ditemukan di air tawar. Buaya abu-abu kehijauan dan lebih menyukai habitat pesisir, payau, dan air asin. Mereka memiliki moncong sempit, meruncing, dan segitiga.

Untuk ukuran, semua spesies buaya, jantan dewasa tumbuh lebih besar dibanding betina. Jenis buaya terbesar adalah buaya muara (Crocodylus porosus), yang dapat berukuran lebih 6 m. Spesies terkecil adalah jenis caiman kerdil Cuvier; jantan dewasa hanya mencapai panjang maksimum sekitar 1,6 m. Berat 900-1360 kg (1-1,5 ton); sebagian besar sekitar 454 kg (0,5 ton) atau kurang.

Fakta menariknya adalah aligator dan buaya merupakan kelompok predator tertua dan paling sukses. Buaya punah yang terkenal adalah Deinosuchus, atau “buaya mengerikan.” Satu-satunya fosil yang ditemukan dari spesies ini adalah tengkorak di Texas, yang panjangnya lebih 2 meter.

Berdasarkan ukuran tengkorak ini, para peneliti percaya bahwa predator besar tersebut memiliki panjang 15 meter dan cukup besar untuk memakan sebagian besar dinosaurus yang hidup waktu itu.

Baca: El Nino Tingkatkan Konflik Buaya dan Manusia di Sulawesi Tenggara

Buaya muara [Crocodylus porosus] yang memiliki pola mempelajari kebiasaan mangsanya sebelum menerkam. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

Apakah di Indonesia ada aligator?

Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya, merupakan rumah bagi beberapa spesies buaya. Namun, aligator sama sekali tidak termasuk daftar fauna alami Indonesia. Distribusi geografis aligator secara alami hanya ditemukan di Amerika Utara (Amerika Serikat dan sebagian kecil Kanada) serta sebagian kecil di China atau Chinese alligator.

Di Amerika Utara dan Amerika Tengah, aligator menghuni air tawar seperti danau, rawa, dan sungai. Biasanya, aligator menggali liang untuk beristirahat dan menghindari suhu ekstrem.

Dilansir dari britannica.com, masa hidup aligator di alam liar sekitar 50 tahun, tetapi beberapa spesimen telah hidup lebih dari 70 tahun di penangkaran. Tercatat, aligator amerika (Alligator mississippiensis) adalah spesies aligator terbesar, ditemukan di Amerika Serikat bagian tenggara. Mereka berwarna hitam dengan perut kekuningan saat muda. Panjang maksimal sekitar 4,5 meter, tetapi biasanya lebih pendek.

Aligator amerika dulunya terancam punah tetapi pulih setelah perlindungan hukum dan pengelolaan perburuan. Mereka memakan ikan, kura-kura, mamalia kecil, dan burung. Betina membangun sarang dari tumbuhan dan bertelur sekitar 35-50 butir, yang dijaganya. Aligator ini berbahaya bagi manusia, terutama jika diprovokasi atau dekat sarangnya.

Sementara aligator china (Alligator sinensis) adalah spesies lebih kecil, hanya ditemukan di wilayah Sungai Yangtze, China. Mereka mirip aligator amerika tetapi lebih kecil, mencapai panjang maksimal sekitar 2,1 meter. Spesies ini terancam punah menurut IUCN karena hilangnya habitat dan perburuan.

Sementara buaya dapat ditemukan di belahan dunia terutama di daerah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan peraturan, di Indonesia terdapat empat jenis buaya yang dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Pertama, Crocodylus porosus (buaya muara) yang dapat dijumpai di seluruh Indonesia. Kedua, Tomistoma sclegelli (buaya sinyulong) dengan wilayah persebaran Sumatera dan Kalimantan. Ketiga, Crocodylus siamensis (buaya siam) di Kalimantan, serta keempat, Crocodylus novaeguineae (buaya irian) dengan wilayah sebaran Papua.

Jika ada laporan mengenai “aligator” muncul di Indonesia, kemungkinan besar itu kesalahan identifikasi terhadap spesies buaya lokal.

Baca: Dilindungi dan Dihormati, Buaya Endemik Papua Ini Masih Diburu

Aligator amerika (Alligator mississippiensis) adalah spesies aligator terbesar, ditemukan di Amerika Serikat bagian tenggara. Foto: Wikimedia Commons/Serge Ottaviani/CC BY-SA 3.0

Lebih agresif buaya atau aligator?

Meski sama-sama predator, ternyata buaya secara umum sering lebih agresif ketimbang aligator. Apalagi, buaya air asin yang sering tercatat sebagai penyerang agresif.

Menurut New Orleans Kayak Swamp Tours, sebagaimana dilansir melalui usatoday.com, aligator relatif “penakut” dibandingkan buaya, dan akan melarikan diri jika didekati manusia. Aligator hanya menyerang jika diprovokasi atau membela anak-anak mereka.

Serangan yang tidak diprovokasi jarang terjadi, meskipun serangan aligator amerika lebih umum daripada serangan buaya amerika. Ini mungkin, karena jumlah aligator lebih banyak dari buaya di Amerika. Sedangkan buaya nil dan buaya air asin, yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan India, Asia Tenggara, dan Australia, memiliki gigitan terkuat dari semua hewan.

Indonesia merupakan negara dengan serangan buaya paling banyak di dunia. Pada 2024, menurut laporan CrocAttack, lebih 1.000 serangan buaya terjadi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir yang menyebabkan 486 orang meninggal dunia. Konflik antara manusia dengan buaya sering terjadi seiring rusaknya habitat buaya; mulai dari perambahan hingga alih fungsi lahan ke pertambangan atau perkebunan monokultur, yang menyebabkan tingginya serangan buaya terhadap manusia.

Baca juga: Konflik Manusia dengan Buaya Sering Terjadi di Sumatera Barat, Peneliti Ingatkan Polanya

Aligator china (Alligator sinensis) merupakan spesies lebih kecil, hanya ditemukan di wilayah Sungai Yangtze, China. Foto: Wikimedia Commons/U.S. Fish and Wildlife Service/Public Domain

Seperti diberitakan Mongabay Indonesia, menurut pakar lingkungan hidup Universitas Andalas Ardinis Arbain, ada beberapa penyebab mengapa angka konflik tinggi. Pertama, terganggunya habitat buaya. Bisa dikarenakan meningkatnya pencemaran air atau berkurangnya mangsa sehingga buaya memperluas areal pencarian. Untuk dugaan tersebut, perlu diperhatikan dan diteliti kualitas air beserta ketersediaan pakan alami di habitatnya.

Kedua, manusia terlalu jauh merambah kawasan yang sejak awal habitat buaya. Bentuknya, bisa jadi pengembangan infrastruktur sungai seperti pembuatan bendungan, pengalihan aliran air, dan lainnya sehingga terjadi pengurangan debit air.

“Secara umum, terjadi perubahan kualitas habitat karena intensitas manusia meningkat,” ujar Ardinis.

Bagaimana Buaya Bertahan dari Kepunahan yang Binasakan Dinosaurus

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|