- Kucing putih sering dianggap “bodoh” karena perilaku lambannya yang terlihat di media sosial, namun ini disebabkan oleh ketulian bawaan.
- Gen warna putih pada kucing, terutama yang memiliki mata biru, meningkatkan risiko ketulian bawaan.
- Sekitar 60-80% kucing putih bermata biru mengalami ketulian, sedangkan kucing putih bermata non-biru memiliki risiko yang lebih rendah.
- Pemahaman tentang ketulian bawaan ini membantu kita berinteraksi dengan kucing putih secara lebih tepat dan menghindari stereotip negatif.
Sebagian besar dari kita mungkin sering melihat video di media sosial yang memperlihatkan kucing putih yang tampak ‘bodoh’ atau lamban? Fenomena ini sering kali diikuti oleh komentar netizen yang menyebut kucing putih sebagai hewan yang kurang cerdas atau tidak peka. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa banyak orang menganggap kucing putih berbeda dalam hal kecerdasan atau respon terhadap lingkungan dibandingkan kucing lainnya. Di balik persepsi ini, terdapat fakta ilmiah yang dapat menjelaskan kenapa kucing putih mungkin tampak lebih ‘lambat’ atau ‘tidak responsif’ dibanding kucing dengan warna bulu lain.
Kenyataannya, banyak kucing putih yang mengalami kondisi bawaan berupa ketulian. Kondisi ini cukup umum ditemukan pada kucing putih, terutama yang memiliki mata berwarna biru. Ketulian bawaan ini sering kali membuat kucing putih kurang responsif terhadap suara di sekitarnya, yang dapat terlihat seperti perilaku ‘lamban’ atau ‘bingung’ bagi orang yang tidak mengetahui kondisinya.
Baca Juga: Benarkah Anjing Takut Pada Kucing? Inilah Alasan dan Solusinya
Hubungan Kucing Putih dengan Tuli Bawaan
Secara genetik, warna bulu pada kucing dapat dipengaruhi oleh beberapa gen, salah satunya adalah gen W (dominant White). Gen ini dapat menyebabkan bulu putih pada kucing dan memiliki keterkaitan dengan warna mata serta ketulian bawaan. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 5% dari populasi kucing adalah kucing berbulu putih, dan dari jumlah tersebut, sekitar 60% memiliki risiko mengalami ketulian bawaan.
Ketulian bawaan pada kucing putih disebabkan oleh hilangnya sel-sel pendukung dalam telinga bagian dalam selama masa perkembangan embrio. Ketika sel-sel ini mati, koklea—bagian telinga yang penting untuk pendengaran—tidak dapat berkembang secara normal, menyebabkan ketulian permanen pada kucing sejak lahir. Dampaknya, kucing ini tidak dapat merespons suara dengan baik atau bahkan sama sekali tidak mendengar, tergantung tingkat ketuliannya.
Bagan di atas memperlihatkan hubungan antara populasi kucing putih dan ketulian bawaan mereka. Dari seluruh populasi kucing, sekitar 5% adalah kucing putih. Sebagian besar kucing putih ini memiliki dua jenis warna mata: mata biru atau warna lain (kuning atau hijau).
-
Kucing Putih dengan Dua Mata Biru: Diwakili oleh sekitar 1-2% dari populasi total kucing. Dari kelompok ini, 60-80% di antaranya mengalami ketulian di kedua telinga.
-
Kucing Putih dengan Satu Mata Biru: Membentuk 1-2% dari populasi kucing. Kucing dalam kelompok ini memiliki kemungkinan ketulian 30-40% pada kedua telinga dan 60-70% pada satu telinga.
-
Kucing Putih dengan Mata Berwarna Non-Biru: Sekitar 3-4% dari populasi kucing, dengan ketulian bawaan yang hanya sekitar 10-20%, sementara 80-90% lainnya memiliki pendengaran normal.
Melalui bagan ini, terlihat jelas bahwa kucing putih dengan mata biru memiliki risiko ketulian yang jauh lebih tinggi dibandingkan kucing putih bermata non-biru atau kucing non-putih.
Baca Juga: Mengungkap Kecepatan Refleks Kucing Saat Melawan Ular
Dampak Ketulian pada Perilaku Kucing Putih
Ketulian bawaan pada kucing putih menyebabkan mereka memiliki perilaku yang berbeda dibandingkan kucing dengan pendengaran normal. Karena mereka tidak bisa mendengar, kucing-kucing ini sering kali mengandalkan penglihatan dan getaran untuk merespons lingkungan mereka. Hal ini mungkin menyebabkan mereka tampak ‘terkejut’ ketika seseorang mendekati mereka dari arah yang tidak terlihat atau tampak tidak responsif ketika dipanggil, yang akhirnya memberi kesan ‘bodoh’ atau ‘lamban’.
Kucing putih tuli juga cenderung lebih berhati-hati dalam lingkungan yang baru, karena tidak bisa menggunakan pendengaran untuk mendeteksi ancaman atau perubahan di sekitarnya. Sebagai contoh, mereka mungkin lebih lambat dalam menanggapi suara pemilik atau hewan lain di sekitar mereka, yang memperkuat anggapan bahwa mereka ‘kurang pintar’ dibandingkan kucing lainnya.
Baca juga: Mengapa Kucing Sering Disebut Hewan yang “Punya Sembilan Nyawa”?
Kucing Putih bukanlah kucing yang bodoh
Kesalahpahaman bahwa kucing putih adalah hewan yang bodoh atau lamban dapat dihilangkan dengan pemahaman lebih lanjut mengenai ketulian bawaan yang banyak dialami oleh kucing berbulu putih. Dengan mengetahui bahwa ketulian adalah faktor biologis yang memengaruhi perilaku mereka, kita bisa lebih mengerti dan menghargai kucing putih tanpa membuat penilaian negatif.
Kucing putih membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam hal komunikasi. Misalnya, untuk memanggil kucing putih yang tuli, pemiliknya bisa menggunakan sinyal tangan atau menciptakan getaran dengan mengetuk lantai. Perlakuan yang disesuaikan ini dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan aman di lingkungan yang mereka tinggali.
Sebagai pecinta kucing, memahami fakta ilmiah di balik ketulian bawaan ini akan membuat kita semakin menyadari bahwa setiap kucing unik dan memiliki kebutuhan spesifik. Kucing putih mungkin memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran, tetapi mereka tetap hewan yang penuh kasih sayang dan bisa menjadi teman setia bagi pemiliknya.