Mengapa Jerapah Memiliki Leher yang Panjang? Inilah Penjelasan Ilmiahnya

1 week ago 13
  • Leher jerapah berevolusi tidak hanya untuk mencapai makanan di pohon tinggi, tetapi juga untuk pertarungan (“necking”), mengawasi predator, dan mendukung sistem peredaran darah yang unik.
  • Pemanjangan leher jerapah kemungkinan didorong oleh kombinasi seleksi alam (mencari makan di lingkungan yang berubah) dan seleksi seksual (leher sebagai senjata dan daya tarik pasangan).
  • Fosil jerapah purba, seperti Discokeryx xiezhi, mengungkapkan tahapan evolusi leher jerapah dan mendukung peran seleksi seksual dalam perkembangan adaptasi untuk pertarungan.

Jerapah (Giraffa camelopardalis) merupakan mamalia berkuku genap yang berasal dari Afrika dan dikenal sebagai hewan tertinggi yang hidup di darat. Salah satu ciri khas jerapah yang paling menonjol adalah lehernya yang sangat panjang, yang dapat mencapai panjang hingga 2 meter dan terdiri dari tujuh tulang belakang serviks yang memanjang. Proporsi tubuh jerapah yang unik ini telah lama menjadi subjek penelitian ilmiah dan perdebatan evolusioner. Pertanyaan mendasar yang ingin dijawab oleh para ilmuwan adalah bagaimana dan mengapa struktur anatomi yang sedemikian unik dan tampaknya “mustahil” ini bisa berevolusi.

Meskipun tampak tidak proporsional, leher jerapah memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan jerapah, termasuk mencari makan, bersosialisasi, dan menghindari predator. Memahami proses evolusi di balik leher jerapah tidak hanya akan memberikan wawasan tentang sejarah alam jerapah itu sendiri, tetapi juga dapat memperluas pemahaman kita tentang mekanisme adaptasi dan seleksi alam pada umumnya.

Beberapa hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan evolusi leher jerapah. Hipotesis tradisional, yang dikemukakan oleh Charles Darwin, menyatakan bahwa leher panjang berevolusi sebagai adaptasi untuk menjangkau sumber makanan yang lebih tinggi. Hipotesis lain menekankan peran seleksi seksual, di mana leher panjang dianggap sebagai ciri seksual sekunder yang menarik bagi lawan jenis. Penelitian terbaru juga mengungkapkan kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang berkontribusi pada evolusi leher jerapah, seperti kemampuan untuk mendeteksi predator dan memantau lingkungan sekitar.

Leher Jerapah yang Multifungsi

Gagasan bahwa leher jerapah berevolusi untuk mencapai dedaunan di pohon-pohon tinggi memang sering dikaitkan dengan Charles Darwin, Bapak Teori Evolusi.  Darwin membahas leher jerapah secara mendalam pada edisi keenam On the Origin of Species (1872), sebagai tanggapan atas kritik dari naturalis George Jackson Mivart. Dalam bukunya, On the Genesis of Species (1871), Mivart menantang teori seleksi alam Darwin, dengan mengatakan bahwa seleksi alam tidak dapat menjelaskan tahap-tahap perantara dalam evolusi suatu spesies. Mivart menggunakan jerapah sebagai contoh, dengan berargumen bahwa jika leher panjang memang berevolusi untuk mencapai makanan di pohon tinggi, mengapa tidak ada herbivora lain yang mengalami adaptasi serupa?

Foto “Guardian Warriors” karya Amy Vitale

Dalam edisi keenam On the Origin of Species, Darwin menanggapi kritik Mivart dengan menjelaskan bahwa persaingan untuk mendapatkan makanan di antara herbivora dapat menyebabkan diferensiasi adaptasi. Jerapah dengan leher lebih panjang akan memiliki keuntungan dalam mencapai dedaunan yang tidak terjangkau oleh herbivora lain, sehingga meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup dan bereproduksi.

Baca juga: DNA Okapi Bantu Jawab Mengapa Leher Jerapah Panjang

Meskipun Darwin tidak mengajukan penjelasan detail tentang evolusi leher jerapah, argumennya dalam edisi keenam On the Origin of Species telah menjadi landasan bagi hipotesis “mencari makan” yang mendominasi pemikiran ilmiah selama bertahun-tahun. Hipotesis ini menyatakan bahwa leher jerapah berevolusi melalui seleksi alam, di mana individu dengan leher lebih panjang memiliki keuntungan dalam mencari makan dan bertahan hidup, terutama pada saat kekurangan makanan.

Pertarungan ritual Jerapah “necking”) | Foto oleh Phil Newton (Flickr) CC BY 2.0

Namun, penelitian modern mengungkapkan bahwa fungsi leher jerapah jauh lebih kompleks dan menarik daripada yang semula diduga.

  • Menjangkau Makanan di Ketinggian

    Leher panjang memungkinkan jerapah menjangkau daun, buah, dan bunga di pohon-pohon tinggi yang tidak terjangkau oleh herbivora lain. Lidah jerapah yang panjangnya mencapai 45 cm dan sendi leher yang fleksibel semakin meningkatkan jangkauan mereka. Jerapah juga memiliki adaptasi khusus pada tulang atlas-axis yang memungkinkan kepala mereka menekuk secara vertikal, memudahkan mereka menjelajahi pucuk pohon kecil. Kemampuan ini memberi jerapah akses eksklusif ke sumber makanan yang melimpah, terutama di musim kemarau ketika vegetasi rendah mengering.

  • “Necking”

  • Jerapah jantan, dan terkadang betina, menggunakan leher mereka sebagai senjata dalam ritual pertarungan yang disebut “necking”. Mereka saling mengayunkan leher dan kepala dengan kekuatan luar biasa, memberikan pukulan keras ke tubuh lawan. Tengkorak jerapah yang tebal dan kuat melindungi otak mereka dari cedera serius. Ritual ini berfungsi untuk menetapkan dominasi dan memperebutkan akses ke pasangan. Robert Simmons dan Lue Scheepers, dalam makalah mereka tahun 1996, “Winning by a Neck: Sexual Selection in the Evolution of Giraffe“, menyatakan bahwa jerapah jantan dengan leher lebih panjang dan kuat cenderung lebih dominan dalam pertarungan dan lebih sukses dalam mendapatkan pasangan.
  • Mengawasi Predator di Sabana yang Luas

    Tinggi badan jerapah, yang dapat mencapai hingga 6 meter, memberi mereka keunggulan dalam mengawasi predator di padang sabana Afrika yang luas. Mereka berperan sebagai “penjaga” yang waspada, memberikan peringatan dini kepada kawanan mereka jika ada bahaya yang mengancam. Anne Innis Dagg, dalam bukunya The Giraffe: Its Biology, Behavior, and Ecology (1976), mendeskripsikan berbagai perilaku jerapah, termasuk kemampuan mereka untuk mendeteksi predator dari kejauhan berkat tinggi badan dan penglihatan mereka yang tajam.

  • Sistem Peredaran Darah yang Khusus

    Jantung jerapah, yang beratnya bisa mencapai 11 kg, harus bekerja keras untuk memompa darah dengan tekanan tinggi agar bisa mencapai otak. Sistem pengaturan tekanan darah yang kompleks di leher, disebut rete mirabile, mencegah aliran darah berlebihan ke otak saat jerapah menunduk untuk minum. Selain itu, kulit tebal dan ketat di kaki mereka membantu mencegah pembengkakan akibat tekanan darah tinggi di bagian bawah tubuh. Dalam jurnal berjudul “Comparative Biochemistry and Physiology Part A: Molecular & Integrative Physiology” Graham Mitchell dan John Skinner menganalisis struktur jantung dan sistem peredaran darah pada 56 jerapah dengan berbagai ukuran tubuh. Mereka menemukan bahwa meskipun memiliki leher yang panjang dan tekanan darah tinggi, jerapah memiliki massa jantung relatif yang sama dengan mamalia lain. Mereka juga menemukan bahwa dinding ventrikel kiri dan interventrikular jantung jerapah mengalami hipertrofi (penebalan) dan ketebalannya berhubungan linear dengan panjang leher.

Menguak Jejak Masa Lalu: Petunjuk dari Fosil Jerapah

Rekaman fosil memainkan peran penting dalam mengungkap misteri evolusi leher jerapah. Penemuan fosil-fosil jerapah purba, termasuk Discokeryx xiezhi yang baru-baru ini diidentifikasi, memberikan petunjuk berharga tentang bagaimana struktur leher yang unik ini berkembang sepanjang waktu.

Discokeryx xiezhi | Oleh Ivan Iofrida CC BY-SA 4.0

Discokeryx xiezhi adalah spesies jerapah purba yang hidup sekitar 17 juta tahun yang lalu di wilayah Xinjiang, Cina. Fosil Discokeryx xiezhi menunjukkan beberapa adaptasi yang menarik, diantaranya:

  • Tengkorak tebal dengan “topi baja” berbentuk cakram: Struktur ini menunjukkan bahwa Discokeryx xiezhi menggunakan kepalanya sebagai senjata dalam pertarungan.
  • Tulang leher yang kuat dan sendi kepala-leher yang kompleks: Adaptasi ini memungkinkan Discokeryx xiezhi untuk menyerap dan menyalurkan energi benturan saat “head-butting”.

Para peneliti berpendapat bahwa adaptasi ini berevolusi sebagai respons terhadap seleksi seksual, di mana jerapah jantan dengan kepala dan leher yang kuat lebih berhasil dalam pertarungan untuk memperebutkan pasangan. Penemuan ini mendukung gagasan bahwa seleksi seksual mungkin memainkan peran penting dalam evolusi leher jerapah, bahkan pada tahap awal.

Baca juga: Berleher Panjang, Bagaimana Jerapah Atasi Masalah Tekanan Darah Tinggi?

Evolusi Bertahap dan Perubahan Iklim

Penelitian pada fosil jerapah lain menunjukkan bahwa pemanjangan leher jerapah terjadi secara bertahap selama jutaan tahun. Proses ini bertepatan dengan perubahan iklim global yang menyebabkan berkurangnya hutan dan meningkatnya padang rumput.

Perubahan lingkungan ini mungkin telah menciptakan tekanan seleksi yang mendukung jerapah dengan leher lebih panjang. Jerapah dengan leher panjang memiliki keunggulan dalam mencapai sumber makanan di pohon-pohon tinggi, yang menjadi semakin penting di lingkungan padang rumput yang terbuka.

Rekaman fosil memberikan bukti yang mendukung bahwa baik seleksi seksual maupun seleksi alam berperan dalam evolusi leher jerapah. Discokeryx xiezhi menunjukkan bahwa seleksi seksual mungkin telah mendorong perkembangan adaptasi untuk “head-butting” pada jerapah purba. Sementara itu, evolusi bertahap leher jerapah yang bertepatan dengan perubahan iklim mendukung peran seleksi alam dalam mendorong pemanjangan leher untuk mencapai sumber makanan.

Leher jerapah adalah contoh menakjubkan dari adaptasi evolusioner. Meskipun berbagai teori telah diajukan, masih belum ada jawaban pasti tentang bagaimana leher jerapah berevolusi hingga sepanjang ini. Kemungkinan besar, kombinasi dari berbagai faktor, termasuk seleksi alam dan seleksi seksual, berperan dalam membentuk struktur unik ini.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|