PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,93 triliun. (Foto: Okezone.com/Astra)
JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,93 triliun pada kuartal I-2025, turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp7,46 triliun.
Jika tidak memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina), laba bersih grup tercatat sebesar Rp7,38 triliun, atau turun 9% dari sebelumnya Rp8,12 triliun pada kuartal I-2024.
“Penurunan kinerja ini terutama merefleksikan kinerja yang melemah dari lini bisnis batu bara,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, Kamis (1/5/2025).
Kinerja Lini Bisnis
Djony menjelaskan, penurunan laba bersih grup mencerminkan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih serta harga batu bara yang mengalami penurunan signifikan dari level tertingginya.
“Meskipun terjadi penurunan pada bisnis otomotif dan batu bara, kinerja tersebut sebagian diimbangi oleh pertumbuhan di lini bisnis lainnya,” jelasnya.
Berikut rincian kinerja dari masing-masing lini usaha Astra:
Otomotif dan Mobilitas:
Laba bersih turun 4% menjadi Rp2,7 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan akibat pelemahan pasar otomotif nasional.
Jasa Keuangan:
Laba naik 3% menjadi Rp2,1 triliun, didorong oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen seiring dengan naiknya portofolio pembiayaan.
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi (melalui PT United Tractors Tbk/UNTR, 59,5% saham dimiliki Astra):
Laba turun 30% menjadi Rp2 triliun, akibat melemahnya bisnis batu bara dan jasa penambangan, meskipun ada kontribusi positif dari bisnis pertambangan emas dan penjualan alat berat.
Agribisnis (melalui PT Astra Agro Lestari Tbk/AALI, 79,7% saham dimiliki Astra):
Laba naik 20% menjadi Rp221 miliar, berkat kenaikan harga jual dan efisiensi operasional.