Sinopsis Film Mad Max: Fury Road, Kehidupan Pasca Apokaliptik yang Mengenaskan

4 hours ago 2

 Fury Road, Kehidupan Pasca Apokaliptik yang Mengenaskan

Sinopsis Film Mad Max: Fury Road, Kehidupan Pasca Apokaliptik yang Mengenaskan (Foto: ist)

JAKARTA - Sinopsis film Mad Max: Fury Road akan dibahas dalam artikel Okezone kali ini. Film Mad Max: Fury Road yang dirilis pada 2015 berhasil menciptakan standar baru dalam genre aksi. Film asal Australia ini disutradarai oleh George Miller—sutradara yang juga membidani lahirnya tiga film Mad Max sebelumnya. Bersama Brendan McCarthy dan Nico Lathouris, Miller mengembangkan naskah film keempat ini menjadi sebuah kisah post-apocalyptic yang brutal, mendebarkan, dan penuh energi.

Dibintangi oleh Tom Hardy sebagai Max Rockatansky dan Charlize Theron sebagai Furiosa, film ini membawa penonton ke sebuah dunia tandus yang brutal, di mana air dan bensin adalah barang langka yang diperebutkan habis-habisan. Film ini juga menghadirkan Nicholas Hoult, Hugh Keays-Byrne, Rosie Huntington-Whiteley, Riley Keough, Zoë Kravitz, Abbey Lee, dan Courtney Eaton dalam jajaran pemeran pendukung.

Menurut ulasan Rotten Tomatoes, 97% dari 439 ulasan kritikus bersifat positif, dengan peringkat rata-rata 8,60/10.

 Fury Road, Perang Apokalips Umat Manusia Sinopsis Film Mad Max: Fury Road

Sinopsis Film Mad Max: Fury Road

Kisah dimulai saat Max ditangkap oleh para War Boys—pengikut fanatik dari pemimpin kultus bernama Immortan Joe—dan dibawa ke benteng mereka yang disebut Citadel. Karena Max adalah donor universal, ia dipaksa menjadi “kantong darah” bagi War Boy sakit bernama Nux.

Sementara itu, Imperator Furiosa ditugaskan mengemudikan truk raksasa “War Rig” untuk misi barter dengan dua sekutu Joe: Bullet Farmer dan People Eater. Namun di balik misi ini, Furiosa menyembunyikan agenda lain—kabur membawa lima "istri" Joe, yang sebenarnya adalah para perempuan muda yang ia sekap untuk dijadikan induk pembiak.

Saat Joe menyadari pengkhianatan itu, ia mengerahkan seluruh pasukannya, termasuk Nux yang membawa Max terikat di kap mobil, untuk mengejar War Rig. Kejar-kejaran penuh ledakan pun dimulai, termasuk saat Furiosa menghantam badai pasir dan memaksa Max untuk memilih: melawan atau bertahan hidup bersama para wanita yang tengah melarikan diri dari perbudakan.

Setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran Joe, Furiosa dan kelompoknya memulai perjalanan menuju tempat yang ia sebut sebagai “Green Place”—tanah subur yang dulu menjadi rumahnya sebelum ia diculik. Namun harapan itu runtuh ketika mereka akhirnya bertemu dengan Vuvalini, kelompok matriarki yang ternyata adalah kaum Furiosa sendiri.

Vuvalini mengungkapkan kenyataan pahit: Green Place telah menjadi rawa tandus dan tak lagi bisa dihuni. Dengan pilihan yang semakin sempit, mereka berencana melintasi gurun garam untuk mencari tempat baru. Namun Max, yang awalnya memilih pergi sendiri, akhirnya kembali setelah dihantui oleh bayangan anak kecil yang tidak bisa ia selamatkan di masa lalu.

Ia membujuk Furiosa dan yang lainnya untuk kembali merebut Citadel—sebuah benteng yang kini tak lagi dijaga dan menyimpan cadangan air serta tanaman yang melimpah. Mereka tahu apa yang ada di sana. Sementara gurun di depan mereka, kosong dan tak pasti.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|