Kisah Inspiratif Pemulung yang Berhasil Bangkit Jadi Pengusaha Sukses. (Foto: Youtube Helmy Yahya)
JAKARTA – Kisah perjalanan hidup Yandi Hermawan menginspirasi banyak orang. Pria yang kini jadi CEO perusahaan IT itu nyatanya dulunya adalah seorang pemulung. Yandi membagikan kisah inspiratifnya dalam podcast bersama Helmy Yahya.
Sebelum memiliki perusahaan dan sukses menjalankan bisnis seperti sekarang, Yandi pernah mengalami masa-masa sulit. Ia bercerita bahwa sebelum menjadi pengusaha di bidang teknologi, ia berprofesi sebagai seorang pemulung dan bekerja bersama sang ayah.
Saat itu karena belum memiliki ekonomi yang stabil, Yandi berusaha membantu usaha ayahnya dengan tenaga yang dimilikinya. Di sela-sela pekerjaannya menyortir dan mengantarkan barang ke pengepul, Yandi juga berkeliling untuk mencari barang bekas yang kemudian dijual kepada ayahnya.
Ia bekerja dari jam 7 malam hingga pukul 11 malam. Kemudian melanjutkan pekerjaannya di jam 3-5 pagi. "Saya nggak bisa berbakti ke orang tua secara materi, tapi seenggaknya saya bantu pakai tenaga. Semaksimal mungkin saya bantu bapak," ujarnya, dikutip Kamis (8/5/2025).
Selama bekerja sebagai pemulung, Yandi sering mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan. Namun sang ayah terus menasehatinya untuk selalu sabar, karena itu bagian dari risiko pekerjaan.
Setelah cukup lama bekerja dengan ayahnya sebagai penampung barang bekas, pria lulusan SMP itu menerima saran teman ayahnya untuk memulai usaha sendiri dan mengumpulkan komponen komputer bekas.
Setelah dijalani selama 6 bulan dan merasa cocok dengan bidang tersebut, Yandi pun mantap meminta izin kepada ayahnya, kemudian diberikan modal sebesar Rp8 juta dari hasil pekerjaan Yandi sebagai pengumpul barang bekas.
Modal tersebut kemudian digunakan untuk membeli kendaraan seken dan dipakai sebagai biaya untuk membeli sparepart komputer bekas. Keuntungan yang didapat berkisar Rp15 ribu-Rp20 ribu per unit monitor.
"Pemikiran saya simple. Gimana caranya dalam satu hari dapat uang Rp50 ribu," ujarnya.
Meski usahanya berjalan dengan baik, namun pria dengan mimpi besar itu tak luput dari ujian hidup. Ia sempat kehabisan uang dan hanya memiliki Rp25 ribu di tangan. Sementara itu sang istri yang tengah hamil meminta agar dibelikan martabak.
