Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) memperkuat peran institusi keagamaan dalam upaya pelestarian lingkungan. Hal ini sebagai tindaklanjut dari Program Prioritas Ekoteologi yang dicanangkan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Salah satunya adalah penguatan peran strategis rumah ibadah, Kantor Urusan Agama (KUA), serta lembaga pendidikan agama dan keagamaan dalam pelestarian lingkungan, serta pengembangan wakaf hutan. Kemenag juga akan melakukan gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa untuk menyambut Hari Bumi.
“Seluruh satuan kerja Kementerian Agama, termasuk KUA dan lembaga pendidikan keagamaan, kita gerakan untuk melakukan penanaman pohon secara serentak pada 22 April 2025 dalam rangka peringatan Hari Bumi,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, dikutip Minggu (13/4/2025).
“Kita juga melibatkan rumah ibadah dalam gerakan ini. Kita harap upaya ini berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan iklim,” tandasnya.
Gerakan ekoteologi ini juga melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk penyediaan bibit pohon, serta dukungan dari pemerintah daerah dan kelompok tani dalam pelaksanaan di lapangan.
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan program yang melibatkan institusi keagamaan sebagai penggerak utama kesadaran ekoteologi umat.
“Kita ingin umat beragama memandang kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah,” ujar Abu Rokhmad.
Dikatakannya, Subdirektorat Kemasjidan akan menjadi pelaksana utama di masjid-masjid yang memiliki lahan terbuka atau pekarangan. Menurutnya, masjid memiliki potensi besar sebagai pusat edukasi ekologi.
Program Eco-Masjid telah diluncurkan dengan pendekatan ramah lingkungan, mencakup pengelolaan sampah, pemanfaatan energi terbarukan, dan penghijauan kawasan ibadah.
“Masjid akan menjadi motor dakwah lingkungan. Edukasi melalui khotbah Jumat, majelis taklim, dan pelatihan akan kami selaraskan dengan semangat ekoteologi,” jelasnya.