Barang bawaan jamaah sering tertinggal di Hotel atau Masjid Nabawi (Foto: Okezone/Bur)
MADINAH - Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Kasi Linjam) Daerah Kerja Madinah, M. Slamet, memberi imbauan kepada jamaah haji asal Indonesia. Ia meminta jamaah haji Indonesia tidak menaruh barang sembarangan demi meminimalisir barang tertinggal atau hilang.
"Jadi sekali lagi, mohon kepada seluruh jamaah Indonesia untuk lebih berhati-hati, lebih waspada, tidak menaruh barang sembarangan. Barang-barang mohon ditulis. Misalnya tas dan lain sebagainya itu ditulis, hotel, embarkasi dan rombongan," kata M. Slamet di Madinah.
"Jadi jika barang-barang itu tercecer, mudah bagi kita untuk melacaknya," tegas Slamet.
1. Barang Sering Teringgal di Masjid Nabawi dan Hotel
Menurut Slamet, barang bawaan jamaah haji Indonesia biasa tertinggal setelah beribadah di Masjid Nabawi, Madinah. Selain di Masjid Nawabi, hotel transit juga menjadi area rawan barang tertinggal.
"Selama ini ada banyak laporan yang masuk ke kita bahwa di Masjid Nabawi sering ketinggalan. Di sana juga kita tempatkan linjam-linjam, namanya linjam sektor khusus Nabawi. Ada beberapa personel di sana. Kalau ada laporan kita koordinasi ke Linjam sana agar mencari, menyisir, mudah-mudahan apa yang dilaporkan jamaah bisa kita temukan," tegas M. Slamet.
Sebelumnya, petugas akomodasi 5 sektor Madinah menemukan barang tertinggal di Hotel Mirage Taiba. Barang ini tertinggal setelah jamaah haji Indonesia terburu-buru efek mulai bergerak dari Madinah ke Makkah.
"Banyak yang kita temukan di antaranya koper, kursi, HP dan lain-lain," kata Slamet.
2. Lapor ke Linjam, Barang Jaminan Kembali
Bagi yang merasa barangnya tertinggal, wajib melapor ke ketua kloter, rombongan atau Linjam sektor. Lantas, bagaimana jika barang tertinggal tak kunjung tersalurkan hingga musim haji selesai?
"Jadi barang-barang nanti akan kita simpan, mungkin nanti kita wakafkan (jika tak kunjung bertemu pemiliknya). Kita berikan kepada siapa yang perlu membutuhkan, tapi pada intinya barang itu masih menjadi tanggung jawab kami. Kalaupun itu terpaksa kami bawa ke Indonesia, kami bawa, siapa tahu nanti di Indonesia ada jamaah kita yang merasa kehilangan, nanti akan kita serahkan di sana, jadi tetap kita amankan," tutup Slamet.
(Khafid Mardiyansyah)