Ada Beasiswa Garuda, Lanjut Kuliah S1 di Kampus Top Dunia! Cek Syaratnya

13 hours ago 4

Ada Beasiswa Garuda, Lanjut Kuliah S1 di Kampus Top Dunia! Cek Syaratnya

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan program Beasiswa Garuda. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan program Beasiswa Garuda. Program ini merupakan komitmen pemerintah meningkatkan mutu dan memperluas akses pendidikan di seluruh jenjang, salah satunya melalui pemberian beasiswa.

“Beasiswa Garuda merupakan wujud gagasan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terutama Asta Cita Nomor 4, untuk memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, dan pendidikan,” kata Wamendiktisaintek Stella Christie, Sabtu (3/5/2025). 

Program ini membawa peluang emas bagi para siswa lulusan SMA/sederajat yang berprestasi yang ingin melanjutkan studi S1 di kampus Top 100 dunia.

“Beasiswa Garuda ditargetkan untuk memberikan akses dan kesempatan berprestasi sebanyak mungkin bagi putra-putri bangsa yang membutuhkan, terutama yang berasal dari latar belakang sosioekonomi yang selama ini kurang terepresentasikan,” tutur Stella.

Stella lanjut menjelaskan masih terbuka ruang yang cukup luas untuk mengembangkan ekosistem sains dan teknologi Indonesia khususnya di bidang riset dan kontribusinya terhadap kekayaan intelektual global.

Riset menunjukkan semakin banyak paten yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin tinggi PDB (produk domestik bruto) negara tersebut.

“Mengapa paten-paten tersebut menjadi suatu pengukuran yang penting karena dari paten-paten tersebut lahirlah industri-industri berbasis teknologi. Jadi teknologi-teknologi tentu saja bisa dicapai dengan adanya investasi terhadap riset, khususnya di Indonesia,” terang Stella.

Adapun Indonesia baru menyumbang 0,29% dari total paten dunia. Dan 85% dari paten yang ada di Indonesia masih berasal dari kolaborasi dengan SDM luar negeri.

Sebab itu, menurut Stella Indonesia perlu menguatkan ekosistem sains dan teknologi dalam negeri agar mampu meningkatkan jumlah tenaga ahli di berbagai industri berbasis teknologi. Dengan begitu, SDM Indonesia diharapkan mampu menghasilkan paten sendiri.

Di samping itu, saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2030 dengan 70% penduduk Indonesia pada saat itu akan berada pada rentang usia produktif 15 hingga 64 tahun. Sehingga penting untuk mempersiapkan SDM yang akan mencapai usia produktif di 2030 tersebut sejak dini.

“Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, bonus demografi ini bukan menjadi suatu bonus yang positif, tetapi sebaliknya bisa menjadi bonus yang negatif,” tegas Stella.

Bonus demografi dapat berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Riset menunjukkan setiap peningkatan 1% dalam populasi usia kerja dapat meningkatkan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 1,5% dan mengurangi tingkat kemiskinan rata-rata sebesar 0,76%.

Investasi di bidang pendidikan perlu dilakukan sebagai upaya optimalisasi bonus demografi di tahun 2030.

Lebih lanjut Stella menerangkan salah satu strategi penting dalam mengembangkan sains dan teknologi (saintek) Indonesia adalah dengan mengirim mahasiswa jenjang S1 untuk menimba ilmu di negara-negara saintek maju.

Peningkatan mobilitas mahasiswa S1 ke negara-negara saintek maju dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi negara asal.

Studi yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap negara-negara di Asia yang telah menerapkan strategi serupa untuk mengembangkan sainteknya menunjukkan terdapat korelasi antara peningkatan sebesar 10% jumlah mahasiswa yang mengejar gelar sarjana selama empat tahun di luar negeri dengan peningkatan rata-rata sebesar 0,29% PDB riil per kapita di negara-negara Asia tersebut.

Mobilitas mahasiswa S1 ke negara-negara saintek maju juga akan menghasilkan penelitian yang berdampak tinggi dengan catatan publikasi internasional yang lebih berpengaruh.

Para peneliti Indonesia pun dapat menjadi bagian dari komunitas penelitian global melalui kolaborasi dengan para ilmuwan di negara tujuan studi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Sesditjen Saintek) Samsuri pada kesempatan yang sama menekankan program Beasiswa Garuda tak hanya bertujuan menemukan calon penerima beasiswa. Namun juga mengidentifikasi talenta-talenta yang bisa berperan sebagai ilmuwan yang menghasilkan sains atau sebagai penggerak yang dapat mendistribusikan sains dan teknologi untuk negara.

“Target dari program beasiswa ini adalah melahirkan peneliti yang memiliki kemampuan pedagogik dan mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri,” ujar Samsuri.

Komponen biaya bagi penerima manfaat Beasiswa Garuda: 

Bantuan biaya Pendidikan

- Dana SPP (tuition fee)

- Dana pendaftaran

- Dana tunjangan buku   

Bantuan biaya pendukung

- Dana transportasi

- Dana aplikasi visa

- Dana asuransi kesehatan

- Dana kedatangan

- Dana hidup bulanan

- Dana keadaan darurat

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|