Viral Momen Siswa Kecewa Acara Wisuda Dilarang Sekolah, Warganet: Anaknya Nangis, Orangtua Tersenyum

6 hours ago 1

 Anaknya Nangis, Orangtua Tersenyum

Viral Momen Siswa Kecewa Acara Wisuda Dilarang Sekolah. (Foto: IG @lambe_turah)

JAKARTA - Bagi banyak pelajar, momen kelulusan sekolah adalah salah satu tonggak penting dalam perjalanan pendidikan mereka.

Tak hanya menjadi simbol selesainya masa belajar di jenjang tertentu, kelulusan juga kerap dijadikan ajang untuk mengabadikan kenangan bersama teman-teman sebelum melangkah ke tahap kehidupan berikutnya, seperti kuliah atau dunia kerja. Salah satu momen yang paling dinanti tentu adalah acara wisuda.

Muncul sebuah video viral yang diunggah @lambe_turah yang memperlihatkan kekecewaan seorang siswi SMA setelah mengetahui bahwa sekolahnya melarang pelaksanaan wisuda. Padahal, ia dan teman-temannya sudah mempersiapkan diri dengan semangat, membayangkan tampil cantik dengan kebaya dan riasan wajah, serta gagah dengan batik.

Sayangnya, momen yang diimpikan berubah menjadi rasa kecewa karena keputusan mendadak dari pihak sekolah.

Larangan untuk mengadakan wisuda bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Beberapa sekolah telah menerapkan kebijakan ini dengan alasan efisiensi, nilai-nilai kesederhanaan, atau agar wisuda tidak dijadikan beban tambahan secara finansial bagi siswa dan orang tua. Meski begitu, bagi sebagian siswa yang telah menantikan momen tersebut, aturan ini tentu menjadi tamparan emosional.

Dalam video viral yang beredar di berbagai platform media sosial, terlihat ekspresi kecewa sampai menangis dari seorang siswi yang mengaku sudah membayangkan bagaimana indahnya momen kelulusan.

“Udah bayangin cantiknya pakai kebaya dan make up, udah siapin semuanya, tapi dilarang wisuda sama sekolah,” ungkapnya dalam video.

Menariknya, meskipun banyak yang bersimpati terhadap siswa yang merasa kecewa, tidak sedikit pula warganet yang justru mendukung keputusan sekolah untuk melarang wisuda.

Beberapa bahkan menganggap momen wisuda seharusnya menjadi hal yang lebih sakral dan layak dirayakan saat jenjang pendidikan tinggi, bukan di level sekolah menengah.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|