PBB menyebut kondisi Gaza yang diblokade Israel saat ini mengerikan. (Foto: X)
JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, (20/5/2025) memperingatkan bahwa ribuan anak di Gaza terancam kematian mendadak setelah blokade total Israel selama hampir tiga bulan yang menyebabkan kelaparan di daerah kantong tersebut. Hingga saat in, belum ada bantuan kemanusiaan yang didistribusikan di Gaza, terlepas dari janji Israel untuk memberikan akses, demikian kata PBB.
Situasi Kemanusiaan di Gaza Mengerikan
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Tom Fletcher mengatakan bahwa situasi di Gaza menempatkan 14.000 bayi pada risiko kematian dalam 48 jam ke depan.
"Kita perlu membanjiri Jalur Gaza dengan bantuan kemanusiaan," kata Fletcher dalam wawancara dengan BBC pada Selasa, (20/5/2025). Dia menggambarkan situasi di Gaza sebagai sesuatu yang "mengerikan".
Israel telah memblokir semua makanan, obat-obatan, dan bantuan lain yang menyelamatkan jiwa untuk memasuki Gaza mulai 2 Maret. Hingga Senin, (19/5/2025) ada sedikit bantuan yang diizinkan masuk untuk pertama kalinya, tetapi tidak segera didistribusikan.
Berbicara di Forum Kemanusiaan Eropa di Brussels pada Selasa, Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan organisasi-organisasi bantuan telah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan kengerian yang terjadi di Gaza di tangan Israel.
"Namun yang terburuk dari semua ini adalah kita dihadapkan pada situasi: Jika ada kemauan politik, perang dapat dihentikan. Pengepungan yang diberlakukan di Gaza dapat dicabut," kata Lazzarini, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Sejak awal Maret, setidaknya 57 anak dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi.
Pada Selasa, Direktur Kesehatan UNRWA Akihiro Seita menambahkan bahwa situasi semakin memburuk "secara eksponensial" dan mungkin akan segera mencapai titik yang "di luar kendali".