Pemerintah Diminta Turun Tangan soal Isu Merger Grab-GoTo, Ini Alasannya (Foto: Okezone)
JAKARTA - Pemerintah diminta memperhatikan dan bersikap cermat serta segera mengantisipasi adanya rumor penggabungan usaha (merger) antara Grab dengan Gojek, unit bisnis dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Hal ini lantaran dua perusahaan tersebut adalah penguasa pasar bisnis ride-hailing di Tanah Air.
Menurut Ekonom Senior Piter Abdullah, pemerintah semestinya segera mengawasi dan bersikap cermat dalam menanggapi wacana ini. Dia menegaskan bahwa peran otoritas negara dalam hal ini sangat krusial, terutama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang harus secara intensif mengawasi potensi dampak merger terhadap perlindungan data pengguna, serta dampaknya bagi konsumen dan UMKM.
“Pemerintah dari Komdigi harus melihat dari sisi data, penguasaan informasi teknologi data. Kalau dimiliki asing harus jadi perhatian Komdigi. Kemudian juga terkait perlindungan konsumen dan UMKM, di masing masing sektor kementerian,” kata Piter di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
1. Bisnis Grab dan GoTo
Piter juga menyoroti aspek nasionalisme dalam wacana merger tersebut. Menurut dia, status kepemilikan asing Grab bisa berdampak terhadap banyak hal, dibandingkan dengan GoTo yang notabene diketahui sebagai karya anak bangsa. Ia kemudian mengingatkan bahwa sektor digital bukan sekadar bisnis, namun juga menyangkut penguasaan atas data masyarakat dan keamanan strategis negara.
Saat ini Gojek bernaung di bawah PT GoTo Gojek Indonesia Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham GOTO, sementara Grab Indonesia menjadi bagian dari bisnis Grab Holdings Limited yang sahamnya juga listed di Bursa Nasdaq, AS.
“Siapa yang akan mengakuisisi? Kalau seandainya Grab, tentu harus dipertimbangkan dan melihat sisi nasionalisme. GoTo ini kan karya anak bangsa, jadi sesuatu yang harus kita pertimbangkan, jangan sampai diakuisisi Grab yang notabene dari asing,” tegasnya.
“Ini adalah teknologi yang menggunakan data, rangkaiannya jadi banyak. Jika yang menguasai jadi asing maka jadi penting terkait keamanan data,” sambungnya.